Kazuhana El Ratna Mida
Judul :
Kumpul Bocah
Penulis :
Lovrinz and Friend
Penerbit :
LovRinz
Cetakan :
Cetakan pertama, Juni 2015
Halaman :
vi + 121 halaman
ISBN :
978-602-0849-12-6
Dunia anak selalu menyenangkan. Apalagi dengan masuk ke sana, akan banyak
menemukan hal-hal seru yang syarat makna. Buku hasil penjaringan dalam sebuah
event yang dilakukan di LovRinz; di tulis oleh 20 penulis dengan keunikan
sendiri-sendiri.
Pertama tentang kisah yang di tulis oleh Ury Ayu Masitoh. Adi, dia merasa
bingung bagaimana caranya mendapatkan uang Rp 50.000 untuk membeli buku
penunjang. Sedang dia sangat sadar, bahwa dalam sehari dia tidak mungkin
mendapatkannya. Dan dalam kebingungannya itu ..., dia melihat kesempatan emas
karena melihat ada uang seratus ribu tergeletak begitu saja. Dia menatap lama uang itu, bertanya dalam
hati apakah sebaiknya uang itu dia ambil atau tidak? Tapi saat ini dia butuh
uang. Lagi pula tidak ada yang melihat. Tidak ada salahnya, kan mengambil. Kira-kira
..., Adi akan mengambil uang itu atau tidak, ya? Mengingat saat dia hendak
mengambil dia teringat ustadnya bahwa
mencuri itu dosa. Dia juga ingat ibunya yang kesusahan setiap kali memikirkan
biaya sekolahnya. (halaman 7)
Sebuah kisah yang memberi perenungan tentang sikap jujur. Bahwa jujur itu
selalu indah dan tidak akan merugikan.
Lalu ada pula kisah yang ditulis
Selly Kurniawati. Robi adalah
anak orang kaya. Dia selalu berlaku sombong pada teman-temannya. Suka menyakiti
perasaan orang lain. Karena itu dia tidak banyak memiliki teman. Namun pada
suatu hari dia mengalami kecelakaan. Sayangnya saat dia berusaha meminta
tolong, tidak seorang pun yang mau membantunya. Lalu muncul Andi, seorang teman
satu sekolah yang pernah dibuat Robi terluka. Apa mungkin Andi mau membantunya
mengingat tingkah Robi yang selalu membuat masalah? Untuk mengetahui kelanjutan
kisahnya ..., langsung baca sendiri saja, ya. (halaman 26)
Dalam kisah ini, mengajarkan bahwa setiap orang itu tidak bisa hidup sendirian.
Semua orang butuh teman untuk saling menolong dan berbagi.
Kisah lain dituturkan oleh Rizki Fuji. Naila
dia sangat ingin punya sepatu kaca seperti teman-temannya. Dia merengek agar
segera dibelikan sepatu itu. Tapi orangtua Naila tidak memiliki banyak uang
untuk membeli. Lagi pula untuk makan saja susah. Mereka bingung bagaimana
membujuk Naila yang keras kepala itu. Akhirnya Naila bisa mendapatkan sepatu
yang diharapkan, tapi setelah mendapat itu Naila malah sedih. Kenapa Naila
malah sedih, padahal sudah dapat sepatu kaca? Cek kelanjutannya sendiri, deh. Biar
tidak penasaran. (halaman 104)
Cerita ini mengajarkan untuk menjadi seseorang
yang tidak keras kepala da selalu memaksakan kehendak sendiri.
Selain tiga kisah yang ada di atas, masih
banyak lagi kisah memiliki banyak manfaat untuk anak-anak yang patut dikuti ceritanya. Menjelajahi dunia
anak untuk lebih dekat dan memahami dunia mereka.
Srobyong, 10 September 2015.
No comments:
Post a Comment