Kunir, Keling, Jepara. Dokumen Pribadi.
Satu tahun yang lalu ....
Hujan terus mengguyur desa Kunir. Siang malam. Kabut tebal
menjadi pemandangan wajar yang akan selalu terlihat mulai pagi hingga petang. Matahari seolah terus bersembunyi, tidak mau
menyapa bumi. Saya terjebak, bersama sebelas teman seperjuangan yang tengah
mendapat amanah untuk melakukan KKN—Kuliah Kerja Nyata di desa ini—Kunir,
Keling.
Bagaimana tidak ..., sejak hujan menyapa longsor ada di mana-mana. Banjir pun
ikut berperan serta. Ditambah saat itu bensin ikut-ikutan langka. Susah sekali
untuk mencarinya. Padahal bensin sangat dibutuhkan untuk saat itu, saya dan
teman-teman haruslah turun untuk ikut membantu penggalangan dana yang dibentuk
panitia kampus. Kami harus ke Tahunan, Jepara.
“Uch ..., gimana dong?” kami hanya bisa saling pandang dan geleng-geleng
kepala.
Itu adalah salah satu segelintir masalah yang sedang kami hadapi. Karena selain
masalah itu ..., kami pun disibukkan dengan segala macam aktivitas pengabdian
di desa. Mulai membantu mengajar di TPQ, menjadi guru ngaji agar para warga
tidak lagi buta huruf. Persiapan lomba
maulid Nabi, ikut pengajian ibu-ibu PKK. Juga tugas seabrek lain yang akan
selalu setia menemani. Misal mulai menyusun laporan. Yang jadi masalah dalam
tim kami, tidak hanya mahasiswa Tarbiyah tapi juga ada 4 Mahasiswa Syariah.
Jadilah kadang tidak sinkron dan beda pendapat. Maklumlah, setiap orang punya
pendapat. Apalagi kami ini pun bukan dari satu kelas yang sama. Kami tiba-tiba bertemu dan harus bekerjasama. Duh ..., kebayangang ribetnya, kan?
Pada awalnya kami enjoy saja dengan suasana baru ini. Beradaptasi dan
melakukan yang terbaik. Tapi ... lambat laun, melakukan kegiatan yang monoton
setiap hari itu ..., membuat jenuh. Bosan. Rasanya ingin jalan-jalan barang
sebentar untuk melepas penat. Mengumpulkan tenaga sebelum mulai kembali
bekerja.
Yup ...! PIKNIK! Why not?!
Akhirnya saya dan teman-teman melakukannya. Setelah berjibaku dengan tugas
dan tunduk pada bencana yang sempat datang. Kesempatan untuk keluar kini
terbuka lebar. Dengan libura pasti bisa membangitkan semangat juang lagi. Menenangkan otak,
dan mendapat kesenangan. Juga bisa menambah wawasan. Dan beruntunnya Bu Inggi dan Pak Inggi tempat kami mengabdi sangat
baik. Kami diberi kesempatan untuk jalan-jalan dan banyak diberi wejangan
ketika mau pergi. Mereka memang baik. Terharu.
“Terima kasih, Bu Inggi, Pak Inggi.”
~*~
Hari-hari yang kami tunggu akhirnya datang juga. Siang hari setelah menyelesaikan rutinitas, juga baru bertemu dengan dosen pembimbing lapangan, kami siap berangkat.
“Yosh. Tancap gas.” Salah satu teman cowok berucap saking semangatnya.
Pukul 2 siang. Langit agak mendung—maklum masih musim hujan. Tapi hari itu
untunglah tidak hujan. Berpasangan kami siap melakukan perjalanan. Wisata sejarah
ke Benteng Portugis. Yeah.
Pernah dengar, kan? Tentang istilah benteng Portugis? Atau ketika Indonesia
masih dalam masa penjajahan. Yup, bener banget. Ini adalah peninggalan dari
bukti sejarah itu. Benteng Portugis. Terletak di desa Banyumanis kecamatan Donorojo,
Keling-Jepara. Tempat yang bersejarah dan juga memiliki pesona pemandangan yang
indah. Kami langsung tersenyum bahagia
ketika akhirrnya bisa menghirup udara segar dan melihat pohon-pohon hijau yang
menyehatkan mata. Apalagi ketika akhirnya sampai di tempat yang dituju setelah
perjalanan yang cukup melelahkaan. Wajah
puas tergambar jelas di mimik kami. Seolah ingin berkata “Yeahhh ...!” Tapi
rasanya malu deh kalau melakukaan haal gila itu. Heheh.
penampakan depan Benteng Portugis. Sumber; Google.
Benteng ini, dibangun di atas sebuah bukti batu di pinggir laut. Lalu di depannya terhampar pulau Mandalika, sehingga pulau itu bisa jelas terlihat dari pantai.
Pulau Mandalika bisa terlihat dari Benteng Portugis. Sumber; Google.
Ketika sampai di
Benteng Portugis, kami disuguhi pemandangan laut yang indah serta batu
sedimen yang akan jarang ditemukan di beberapa pantai lainnya. Kami seolah terbius akan keindahan yang Allah ciptakan.Yah
batu sedimen ini bisa dibilang sebagai Icon Benteng Portugis. Tak lupa kami langssung narsis di antara batu
sedimen itu. Sambil selonjoran meluruskan kaki-kaki yang pegal.
Batu Sedimen dengan Warna Cokelatnya. Dokumen Pribadi.
“Cheerss ...!” Klik! Gambar berhasil diambil.
Dokumen Pribadi.
Dokumen Pribadi.
Dokumen Pribadi.
Naris sudah, yuk lanjut lagi ceritanya ^^. Di Benteng ini kami juga bisa melihat keindahan pemandangan gunung cagar alam clering.
Puas berjibaku dengan laut, kami menaiki tangga yang akan menuntun untuk melihat meriam Benteng. Di sini, narsis lagi. Biasa, dong kadang ketika jadi mahasiswa suka magipo—mahasiswa gila poto. Puas foto ya langsusng upload. Hehhh.
Puas berjibaku dengan laut, kami menaiki tangga yang akan menuntun untuk melihat meriam Benteng. Di sini, narsis lagi. Biasa, dong kadang ketika jadi mahasiswa suka magipo—mahasiswa gila poto. Puas foto ya langsusng upload. Hehhh.
Naik Tangga Sambil Narsis, biar eksis. Dokumen Pribadi.
Di sini juga bisa melihat pemadangan dengan jelas. Tempatnya
juga nyaman karena desain tempatnya seperti taman yang asyik untuk melepas
penat. Ada Gazebo buat istirahat kali, ya. Menikmati pemandangan. Di sini-lah tempat dimana abisaa melihat meriam deengan jelas.
Salah satu Replika Meriam di Benteng Portugis. Sumber; Google.
Langsung saja kami selonjoran lagi ketika
sampai. Maklum lumayan capek habis naik tangga. Ngos-ngosan, jalan sambil foto-foto. hehhh. Sambil Selonjoran ini, kami melihat pintu masuk reruntuhan Benteng Portugis sebelan Selatan.
Pintu masuk yang saya ceritakan. Dokumen Pirbadi.
Sayangnya, sebelum kami puas dengan wisata ini. Kami harus segar kembali ke basecame. Hari sudah semakin sore. Keindahan lautnya, sungguh membuat kami terpikat. Buktinya, para cowok masih pengen lanjut jalan-jalan. Menyambangi pantai lagi.
Dokumen Pribadi
Meski kecewa sama hal itu ..., tapi tidak mengurangi kenikmatan piknik yang kami lakukan ini. Kami senang dan merasa bebas. Bisa menghirup udara luar setelah sekian lama terkungkung itu menyenangkan sekali. Jadi jangan jaget ketika kami melampiaskaan itu dengan melompat tinggi saking senangnya, ketika baru tiba tadi. Karena semangat kami pun memang sudah kembali penuh setelah jalan-jalan ini. Semua penat sudah kami buang di laut luas. Saat kembali bekerja. Hehhh.
Kelihatan Semangat Banget. Dokumen Pribadi
Senyum ceria menemani langkah kami ketika memutuskan harus segera meninggalkan Benteng Portugis ini. Saya pikir, di sini kami tidak hanya melakukan wisata biasa. Karena kami jadi belajar lagi tentang sejarah. Nah, memang sangat penting bukan piknik itu?
Kalau berkesempatan liburan di Bogor bersama teman-teman atau keluarga,
pengen ketempat-tempat yang seru pastinya. Yang bisa membuat semangat saya
kembali utuh. Sepertinya liburan di Taman Wisata Mekarsari, Kebun Raya Bogor
daan Danau Situ Gede. Ketiganya itu bisa jadi alternatif yang menyenangkan.
Tulisan ini
diikutkan Lomba Blog Piknik itu Penting.
Waah setuju sekali. Piknik memang bisa membuat pikiran fresh dan membangkitkan semangat juang yang lagi pada KKN ya
ReplyDeleteHehh, iya Mbak. dari rutinitas yang padat kalau pikni cukup mengendurkan otot saraf hehh. ^^
DeleteWaah setuju sekali. Piknik memang bisa membuat pikiran fresh dan membangkitkan semangat juang yang lagi pada KKN ya
ReplyDeleteCeritanya seru. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.
ReplyDeleteCeritanya seru. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.
ReplyDeleteSama-sama, Mbak. Senang bisa berpartisipasi ^^
Delete