Sunday, 30 August 2015

[Review] Biar Jadi Muslimah yang Tidak Menyebalkan

buku salon kepribadian


by Kazuhana El Ratna Mida

Judul                           : Salon Kepribadian (Jangan Jadi Muslimah Nyebelin)
Penulis                         : Asma Nadia
Penerbit                       : Asma Nadia Publishing
Tahun terbit                 : Cetakan kedelapan, Juli 2014
Halaman                      : xvi + 312 halaman
ISBN                           : 978-602-9055-15-3
Harga                          : 56.000,-


Salon kepribadian buat muslimah, memangnya perlu? Bukannya muslimah apalagi jika sudah berkerudung, identik dengan pribadi anggun yang menebar sejuk pada sekitar?

Hm, meski seharusnya hanya menjadi sumber kebaikan, lihat kiri kanan deh, atau tatap bayangan di cermin. Jangan-jangan muslimah nyebelin yang butuh direhab itu kita sendiri J

 Mulai dari menjadi sumber aroma tidak sedap karena bau badan, selalu ngeluh sampai teman yang dengar lama-lama pingin menjitaki; atau kebiasaan asal komen, “Kok kamu gendutan sih? Iteman sih? Jerawatan sih?”

Bahkan saat menjalankan ibadah pun, ternyata muslimah bisa kena label nyebelin. Contohnya muslimah yang berdoa panjang atau sibuk make up di karpet musholla, sementara antrean penuh. Asal menaruh kaus kaki ketika shalat hingga jamaah di belakangnya kebauan, dan lain-lain. 

Dengan segudang alasan itu, Salon Kepribadian, hadir, untuk membantumengoreksi kebiasaan sepele, namun ternyata membuat tidak nyaman sekitar. Semoga menjadi menjadi kado cinta bagi muslimah mana saja: keluarga, sahabat, bahkan (calon) istri J


Yup, menjadi muslimah memang susah-susah gampang. Benar kalau muslimah itu akan terlihat anggun dengan baju panjang dan jilbab mereka. Namun, tanpa ada ilmunya sepertinya akan sama saja. Perlu diketahui, setiap apapun yang kita lakukan itu perlu ilmu. Menjadi muslimah yang baik pun butuh ilmu. Bukan ilmu agama saja, tapi ilmu berinteraksi, ilmu kepribadian dan ilmu memasyarakatkan diri.

Manusia hidup tidak sendirian, kan? Kadang apa yang kita rasakan nyaman belum tentu nyaman bagi orang lain.  Sebagai muslimah yang baik seyogyanya selain mencoba memahami diri sendiri juga mencoba memahamai sekeliling. Melihat lebih jauh tentang diri sendiri. Sudakah kita menjadi sosok muslimah yang baik? Baik dari segi ucapan, tingkah laku dan pikiran. Baik itu pada sesama manusia atau Allah.

Nah, dalam buku karya “Asma Nadia” yang berjudul “Salon Kepribadian” ini, akan mengupas dengan tuntas bagaimana cara menjadi muslimah yang baik dan tidak menyebalkan. 

Jangan salah, tidak semua muslimah itu bak bidadari baik hati. Ada yang meyebalkan juga. Tapi semoga kita terhindar dari sikap itu, ya. (Aamiin) Biar bisa terhindar kita simak deh, kenapa muslimah dianggap menyebalkan itu karena apa.

Di awal buku Asma Nadia ini, memaparkan bahwa muslimah yang menyebalkan itu, ketika tidak bisa menjaga lisan. Padahal, lisan itu sangat penting untuk dijaga, lho. Asal tahu, saja. Terpelesetnya lisan itu bisa mendatangkan bahaya hingga di akhirat, berbeda dengan terpelesetnya kaki yang lama kelamaan akan sembuh. (mengutip dari kita Ala-la).

Jadi sebagai muslim yang baik, kita harus menjaga lisan. Jangan berbicara atau mengingatkan seseorang dengan kasar hingga menyakiti hati orang lain. berbicaralah sewajarnya, dengan lemah lembut dan menenangkan.

Selain masalah lisan itu, kadang ada hal-hal sepele yang terlupakan hingga membuat muslimah memiliki citra jelek. Misalnya masalah keringat, bau mulut dan lain sebaginya. Kalau mau lebih jelas bisa diintip di halaman 9-28.

Selanjutnya jangan menjadi musuh dari mata. Lho, maksudnya apa? Kira-kira begini seandaianya kamu melihat seorang muslimah di jalan. Dia memang mekaian pakaian sopan, menutup aurat. Tapi ..., akan jadi merusak pandangaan ketika apa yang dipakai tidak sesuai bentuk tubuh, warna baju yang tidak cocok dijadikan satu setelan. Atau baju lecek karena tidak disetrikan. Tuh, kan? Jadi terlihat aneh. Nah, di sini, muslimah diajak untuk menjaga penampilan.

Jangan, negative thinking dulu, ya .... Penampilan di sini, bukan untuk berdandan menor atau lainnya. Bukan. Ah, itu mah sama saja jadi tidak enak dipandang. Maksud jangan jadi musuh dari mata itu ..., jadilah muslimah yang bersih, rapi dan enak dipandang. Enak dipandangnya yang dimaksud penulis itu, ketika memilih pakaian tentu harus sesuai dengan ukuran. Jangan seseorang yang ukuran bajunya S memakain baju ukuran M. Akan kedodoran jadinya. Juga masalah memilih jilbab yang tidak sesuai dengan baju yang dikenakan.

Melangkah pada halaman berikutnya, di awal sudah disinggung tentang lisan. Nah, di sini Asma Nadia akan membahas lebih segala hal yang berhubungan dengan ucapan yang perlu dihindari muslimah agar tidak menjadi muslimah yang menyebalkan. ada, lho, kebiasaan berbicara yang sungguh menyebalkan sehingga membuat teman merasa tidak nyaman. Lebih lengkap bisa dicek di halaman 63.

Di bab selanjutnya, Asma Nadia akan mengingatkan muslimah untuk selalu menjaga sikap. Kita pasti kadang merasa sebal ketika memiliki teman yang suka ikut campur. Nah, sikap ini perlu dihindari agar cap jelek tidak menempel pada seorang muslimah. Kalau pun ikut campur cukuplah pada tempatnya, jangan melebihi batas. Hal-hal yang melebihi batas itu tidak baik. Selain sikap itu akan dikupas lagi beberapa sikap yang lain.

Selain semua itu ternyata kadang, masalah ibadah juga bisa meresahkan dan membuat muslimah lain merasa terganggu.  Sebenarnya bukan karena ibadahnya, tapi sikap dari muslimah yang kadang terlalu cuek sehingga menimpulkan keresahan itu. Misalnya soal kebiasaan membaca Al-Quran dengan suara keras. Boleh, kok membaca keras, tapi tentu harus melihat siatuasi dan kondisi. Apalagi ketika tinggal nge-kos, di mana ruang itu bukaan milik pribadi yang bisa melakukan semaunya sendiri. So, lebih toleran dan peka. Manusia itu hidup bermasyarakat. Jangan egois.

Dan masih banyak lagi hal yang akan dikupas di sini. Tentang kebersihan dalam beribadah, masalah tausiyah dan Lats but not least. 

Pastinya ketika selesai membaca buku salon kepribadian, kita akan mengerti, betapa perlunya kita mengolah lagi kepribadian kita. Jangan khawatir selain kupas tuntas, juga ada tips dan trick bagaimana menghindari sikap-sikap menyebalkan dan merubah diri.  Bahasanya ringan dan mudah dicerna, jadi tidak akan membuat pusing kepala. recomended untuk dibaca para muslimah.


Srobyong, 30 Agustus 2015

4 comments:

  1. Kayanya saya msh jd muslim yg menyebalkan

    oh hai saya jg dr Jepara

    ReplyDelete
  2. Hihi salam kenal ya mbak Ratna sholehah...
    Dulu sewaktu SMA baca buku ini benar2 ngena bangeeet... dari situ saya selalu berhati-hati menata luar dalam agar jauh dari cap muslimah nyebelin :-D
    Kadang kalau ketemu teman rohis kita saling canda "eh jangan jadi muslimah nyebelin"..

    Tulisan ini merefresh kembali bacaan saya 5 tahun yang lalu..
    Salam kenal dari Gorontalo - Sulawesi :-)

    ReplyDelete
  3. Salam kenal Jiah Al Jafrah, wah senang bisa kenal yang satuu daerah :)

    Jangan begitu, kan bisa berubah sedikit demi sedikit. Semangat ^^

    Salam kenal kembali Mbak Nol kecil (Bingung mau manggil aapa). hheh
    Iya buku ini bikin menyadari sesuatu yang kadang kita sepelekan. ^^

    ReplyDelete
  4. Resensinya tambah matang. Sukses selalu untuk Dik Ratna ...

    ReplyDelete