Judul Buku :
Berita Dari Langit
Penulis :
Anggarani Ahlia Citra, Yannah Akhras, dkk
Penerbit :
LovRinz Publishing,
Tahun Terbit : Juni
2015
Halaman : 98
halaman
ISBN :
978-602-0849-13-3
Harga : 39.000
Buku ini memuat tentang sekelumit cerita berbau religi. Hubungan antara
hamba pada Tuhannya. Tentang sekelumit cerita yang syarat makna untuk dijadikan
pembelajaran. Ada suka, duka hingga kejutan yang tak pernah disangka. Buku ini
berisi 13 cerita dari 13 penulis berbeda.
Setiap penulisnya memiliki ciri tersendiri dalam merangkai kata. Memiliki
kejutan yang pastinya akan membuat berdecak; bergumam “Oh ... ternyata seperti itu.”
Yah, karena di sini hampir di setiap cerita memiliki ending yang tak terduga.
Pertama sapa dulu cerpen yang judulnya dijadikan sampul buku “Berita Dari
Langit” milik Yannah Akhras. Walau ini sebuah re-cerita, tapi dikemas apik
sehingga enak dinikmati kembali. Sebuah kisah yang bukan sebuah fiktif tapi ada dalam Kalam Ilahi. Pensarankan,
kira-kira kisah siapa yang diangkat kembali oleh si penulis? Mengingat baanyak
kisah lain yang bagus dalaam Al-Quran. (Halaman 1)
Melangkah pada lembar berikutnya, ada cerpen berjudul “Demon” karya
Patrinur Patria. Cerpen narasi yang apik. Sejak awal pembaca akan sudah dibuat
penasaran dengan sosok ‘aku’. Sosok yang terlihat begitu sempurna, karena
memiliki kemampuan yang luar biasa. Bisa menembus bumi pun menjapai langit
setiap detik waktu yang dimiliki. Siapa sih sosok aku yang dimaksud itu? (Halaman 21)
Ada juga Cerpen berjudul “Dosa” milik Ajeng Maharani. Ingatlah, Allah itu ada, hari pembalasan juga ada, dan
kematian selalau duduk di samping kita ....(Halaman 33)
Permainan Pov yang dipakai patut diacungi jempol. okoh aku dan saya yang saling bersahutan
bercerita. Siapa mereka, dan apa yang sebenarnya telah mereka lakukan hingga
ada ketakutan yang mereka rasakan.
Membalik halaman berikutnya, temukan cerpen karya Riebuan Cahaya “Labirin
Cintaa Is”
Mengangkat kisah percintaan antara dua manusia—Is dan Jo. Mereka saling
mencintai tapi sebuah kenyataan pahit membuat mereka harus rela untuk tak
melanjutkan kisah mereka itu. Padahal Jo rela berganti agama jika hal itu yang
menjadi jurang pemisah mereka. Tapi Is tetap menolak. Bahkan dia berencana
memenuhi propsoal pernikahan yang diminta papanya. Tentu saja Jo sangat berang,
tapi dia bisa apa. Entah apa alasan yang membuat Is jadi seperti itu. (Halaman 61)
Lalu cerpan “Ketika Kota Itu, Mati” Karya Anggarani Ahliah Citra. Tentang Pemuda
desa yang mencoba menjaga diri dari pergaulan anak-anak kota. Tidak ikut pesta
bebas yang melegalkan kontak antara laki-laki dan perempuan. Karena itu dia
memilih menyendiri di lapangan berumput hingga berkahir di sebuah masji. Tapi
anehnya ketika dia terbangun. Kota yang ditempat telah mati. Puing-puing
tersera. Entah apa yang telah terjadi selama dia menyepi. (Halaman 93)
Sebuah kisah religi, tapi dari sisi
lain yang pastinya asyik untuk dinikmati. Selain beberapa cerpen yang sudah
dipaparkan, masih ada juga kisah lain yang tidak kalah mengesankan dan asyik
dinikmati. Karena cerita itu akan mengundang penasaran hingga harus
menyelesaikan bacaan hingga tandas untuk menjawab pertanyaan yang menggema di
kepala. “Kenapa dan apa yang sebenarnya terjadi?” Mungkin itulah pertanyaan
yang akan hingga ketika membaca buku ini.
Meski ada beberapa typo dalam penulisan, tanda (-) dan elipsisnya. Tapi tetap tidak mengurangi keasyikan untuk membaca.
Srobyong, 5 Agustus 2015
Waah
ReplyDeleteKeren resensinya
Lopelopelope
Makasih, Mbak ^_^
ReplyDelete