Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 28 Mei 2017
Judul : Ya Allah, Izinkan Kami Menikah
Penulis : Dwi Suwiknyo, dkk
Penerbit
: Mahabbah, Diva Press
Cetakan : Pertama, Januari 2017
Tebal : 260 hlm
ISBN : 978-602-391-307-7
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
Setiap orang sudah pasti ingin
mendapat ridha Allah. Dalam hal ini, salah satu caranya adalah mengenapkan
sunnah Nabi dengan menuju pernikahan suci. Karena dengan menempuh pernikahan
hal itu akan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar dan maksiat. Hati menjadi
tenteram dan bisa mengekang pandangan dan syahwat.
Buku ini mengungkap kisah-kisah
inspiratif perihal bagaimana perjuangan para muslim dan muslimah untuk
merengkuh rida Allah menuju jalan kebaikan, menghalalkan hubungan agar
terhindar dari fitnah. Sebagaimana kita
tahu hubungan laki-laki dan perempuan, jika tanpa adanya ikatan itu riskan
menimbulkan fitnah. Oleh karena itu
Allah menyariatkan untuk segera menikah jika memang sudah mampu.
Tapi dalam menuju maghligai
pernikahan pun tidak semudah yang kita bayangkan. Ternyata ada banyak jalan
terjal yang harus ditempuh untuk mencapai jalan yang diridhai Allah. Pertama perihal masalah restu orangtua.
Disadari atau tidak pernikahan itu bukan hanya menyatukan dua insan laki-laki
dan perempuan, tapi juga menyatukan dua keluarga dengan berbagai perbedaan
untuk saling menerima (hal 11).
Yang menjadi masalah kedua adalah
berbedaan aliran—seperti memilih Muhammadiyah, Syiah atau NU—yang kadang
menjadi pemicu timbulnya sebuah masalah. Seperti kisah yang dialami salah satu penulis
dalam buku ini. Beruntung masalah
tersebut bisa diselesaikan dengan baik, sehingga pernikahan yang sempat
dikhawatirkan tidak akan terlaksana, ternyata tetap berjalan tanpa ada hambatan
apa pun.
Masalah lainnya adalah, perihal adat
yang berbeda yang juga membuat jurang pemisah. Misalnya masalah ke-suku-an yang
kerap menjadi momok sebagian orang. Ada yang mengatakan jangan menikah dengan
suku Batak, Madura atau Jawa. Lalu ada
juga perihal patokan mas kawin yang diajukan orangtua mempelai wanita. Padahal
Rasulullah sendiri selalu mengingatkan jangan meminta mas kawin yang
memberatkan.
Di sini berbagai kisah suka duka
menunju jalan menghalalkan sebuah hubungan, demi meraih rida Allah, dipaparkan
dengan memikat, memotivasi dan menginspirasi. Mereka ditantang dengan berbagai
cobaan harus ditaklukkan. Apakah bisa ikhlas dan bertahan hingga akhir atau
menyerah di tengah jalan. Buku ini mengingatkan
bahwa meski ada jalan terjal, ketika kita memang sudah berusaha sungguh-sungguh
pasti bisa mencapainya.
Gaya bahasa yang renyah dan asyik.
Meski pada beberapa bagian masih ditemukan beberapa kesalahan tulis, juga ada
sebagian yang bahasanya masih kaku. Namun, lepas dari kekurangannya, buku ini
bisa dijadikan renungan bagi siapa saja yang ingin menjemput pernikahan.
Srobyong, 19 Maret 2017
No comments:
Post a Comment