Dimuat di Jateng Pos, Minggu 21 Mei 2017
Judul : Itik Buruk Rupa Menyelamatkan
Pemburu
Penulis : Dyah Prameswarie
Penerbit : Gramedia
Cetakan : Pertama, September 2016
Tebal : 140 hlm
ISBN : 978-602-03-3042-6
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatu Ulama, Jepara.
Setiap anak itu unik dan memiliki
kelebihan dan bakat masing-masing. Oleh karena itu, jangan sampai perasaan iri
atau merasa rendah diri, menjadi masalah bagi anak. Orangtua harus mengarahkan
anak untuk menjadi pribadi yang selalu percaya diri. Salah satu caranya adalah
dengan memberikan keteladanan secara langsung kepada anak. Mengajak dan
mengenalkan anak atas kelebihan masing-masing. Selain itu bisa juga orangtua
mengenalkannya melalui bacaan yang menginspirasi.
Buku karya Dyah Prameswarie ini bisa
dijadikan salah satu pilihan. Memuat 40 fabel hutan dengan sebagian banyak mengambil tema percaya diri. Jadi selain mengajak anak menjadi pribadi yang
percaya diri, dalam hal ini orangtua juga mengenalkan anak pada minat membaca,
yang merupakan gerbang ilmu.
Sebut saja kisah “Giga Gajah Ingin
Diet”. Di mana diceritakan Giga merasa malu dengan tubuhnya yang gemuk. Apalagi semua temannya terutama Jija Jerapah
terus saja mengolok-oloknya. Karena tidak mau makan akhirnya Giga merasa
lemah. Padahal ibunya sudah
menasihatinya bahwa gajah memang ditakdirkan untuk bertubuh besar seperti itu.
Sampai kemudian dia bertemu Nila, si kuda nil, yang menasihatnya.
“Giga, tubuh gajah memang diciptakan
Tuhan besar dan kuat, sama seperti kuda nil. Diet hanya akan membuat tubuhmu
kekurangan gizi dan lemas.” (hal 8).
Tapi ternyata tetap saja Giga belum percaya sebenarnya. Entah dia harus
melanjutkan diet atau melupakannya.
Ada juga kisah “Frogi Kodok Ingin Terbang”. Frogi sangat
ingin bisa terbang seperti burung. Tapi teman-temannya selalu mengatakan dia
tidak bisa terbang. “Kamu kan seekor
kodok. Seekor kodok tidak memiliki sayap. Padahal sayap-sayap itulah yang akan membuatmu
terbang.” Rubi Rabit menjelaskan.
Namun tetap saja Frogi tidak
percaya. Dia kemudian bertemu sekelompok burung pipit. Dan ketika dia
mengatakan ingin bisa seperti burung, Frogi kembali ditertawakan. Dia sedih
sekali. Dia baru akan memutuskana pergi ketika ada seekor burung pipit yang jatuh ke kolam.
Gegas teman-temannya meminta bantuan Frogi yang jago berenang. “Ayo
Frogi, burungkan tidak bisa berenang.”
Kira-kira setelah kejadian ini Frogi tetap ingin terbang atau tidak, ya?
Jawabnnya bisa langsung dibaca di dalam buku ini (hal 19).
Tidak kalah menarik adalah kisah
berjudu “Sisi Siput Ingin Bertukar Cangkang”. Sisi Siput, tahu selain dirinya
ada hewan lain yang memiliki cangkang. Yaitu kura-kura. Melihat cangkang
kura-kura yang memiliki warna cerah, berbeda dengan cangkangnya yang kusam.,
maka timbul keinginan Sisi untuk berganti cangkang dengan si kura-kura. Dia pun
ceritakan ide itu kepada Ulil, si ulat bulu.
Tapi Ulil mengatakan kalau itu tidak
mungkin. Dia sangat sedih dan bertanya adakah binantang lain yang memiliki
cangkang agar bisa diajak bertukar. Ulil pun menjawab masih ada lagi, yaitu
kepiting. Tapi tetap saja Sisi tidak mungkin bisa melakukannya. Saat sedang bercakap-cakap itu tiba-tiba
mereka mendengar suara Pak Tani. Dengan cepat Sisi bersembunyi dalam
cangkangnya, kalau tidak dia bisa ditangkap Pak Tani (hal 32).
Selain tiga kisah ini tentu saja
masih banyak kisah lain yang tidak kalah menarik dan menginspirasi. Seperti
Itik Buruk Rupa Menyelamatkan Pemburu, Rayuan Pohon Kelapa dan banyak lagi. Lalu selain mengajarkan
pentingnya menjadi pribadi yang percaya diri dan anjuran untuk menjadi diri
sendiri, dalam buku ini anak diajak mengenal sikap-sikap keteladanan lainnya.
Seperti, sifat jujur yang akan
membawa keberuntungan dan kebaikan, diajak menyayangi ibu yang sudah mengandung
dan merawat kita, saling tolong
menolong, selalu disiplin dan tepat waktu, bersikap ramah dan banyak lagi.
Keunikan lain dalam buku ini adalah
penulis juga mengajak anak bermain dan belajar. Karena dalam buku ini disertai
kolom pengetahuan. Ilustrasinya menarik dan
bahasa yang digunakan pun sangat sederhana, sehingga anak dengan mudah
akan memahaminya. Kekurangan yang ada
tidak mengurangi manfaat buku ini. Buku ini patut dikenalkan kepada anak dan
orangtua.
Srobyong, 10 April 2017
No comments:
Post a Comment