Dimuat di Jateng Pos, Minggu 28 Mei 2017
Judul : Beauty and the Beast
Penulis : Madame de Villeneuve
Penerjemah : Andityas Prabantoro
Penerbit : Qanita
Cetakan : Pertama, 1 Februari 2017
Tebal : 244 hal
ISBN : 978-602-402-054-5
Peresensi : Ratnani Latifah. Penikmat buku dan
penyuka literasi, tinggal di Jepara.
Siapa yang tidak mengenal kisah
Beauty and the Beast? Kisah putri cantik dan pangeran buruk rupa ini selalu
disukai. Sastra klasik ini ternyata sudah ada sejak 400 tahun lalu yang ditulis
oleh Gabrielle-Susanne Barbot de Villenueve—yang juga dikenal dengan nama
Madame de Villenueve pada tahun 1740.
Kisah ini berkali-kali telah diadaptasi menjadi berbagai pertunjukan
opera, serial televisi dan film layar lebar. Salah satunya adalah animasi yang
diproduksi oleh Walt Disney pada 1991. Dan di tahun 2017 ini, kisah ini akan
diproduksi versi live-action.
Kisahnya sendiri menceritakan
tentang sosok Belle yang dengan penuh keikhlasan berkorban demi ayahnya. Belle
tidak pernah menyangka permintaan sederhana yang sempat dia lontarkan, ketika
sang ayah akan ke luar kota, telah membawa ayahnya pada jalan berbahaya—ayahnya
mengambil satu tangkai mawar tanpa izin pemiliknya di sebuah istana yang
ditemukan dalam hutan (hal 27).
Merasa bersalah dan rasa kasih
sayang yang dia miliki pada sang ayah, membuat Belle menerima permintaan
Beast—monster yang memiliki wajah menyeramkan untuk tinggal di dalam istana
itu. Dia rela menukar nyawa demi
ayahnya. Kenyataan ini tentu saja
membuat ayah dan 6 saudara laki-lakinya
sangat sedih. Berbeda dengan saudara-saudara 5 perempuan Belle, yang
sejak dulu memang tidak menyukai Belle. Padahal Belle adalah anak yang baik dan
penurut. Saudara Belle sepertinya iri
karena Belle lebih cantik dan selalu menjadi kesayangan.
Selama tinggal di istana, Belle
sempat bernyata-tanya kapan dia akan disantap oleh Beast. Namun setelah tinggal
berhari-hari, dia menyadari Beast tidak seseram penampilannya. Dia sangat baik
dan tidak pernah ingin membunuhnya.
Namun itulah masalahnya. Beast malah meminta Belle untuk menikahinya
(hal 77).
Tentu saja hal ini membuat Belle
ragu. Bagaimana mungkin dia menikah dengan monster yang memiliki wajah buruk
rupa itu? Meski dia memang sangat baik, tapi Belle tidak menyukainya. Belle
sudah memiliki orang yang dia sukai. Seorang pangeran tampan yang selalu
mewarnai hari-harinya. Pada siapakan
nanti hati Belle akan berlabuh? Dan
apakah sesederhana itu saja kisah yang fenomenal ini?
Selain dua pertanyaan ini masih
banyak pertanyaan lain yang menarik. Seperti apakah Belle akan menepati janji
kepada Beast atau membiarkan monster itu meninggal, siapa sebenarnya sosok
Belle dan ada hubungan apa antara pangeran dan Beast. Karena pada novel ini
dibagi menjadi dua bagian. Satu tentang perkenalan antara Belle dan Beast. Dan kedua tentang masa lalu
Belle dan Beast.
Sebuah kisah yang memikat dan seru.
Dipaparkan dengan renyah dan gurih. Novel ini patut dibaca. Banyak pesan moral
yang bisa diambil penernungan. Di mana penulis mengajak kita untuk memiliki
sikap peduli, welas asih dan keikhlasan yang tinggi. Membuka mata untuk selalu
berbakti kepada orangtua. Serta anjuran jangan menjadi orang yang tamak dan
sombong. Kekuatan inilah yang mungkin
membuat Beauty and the Beast selalu memiliki ruang tersendiri dari pembaca.
Srobyong, 9 April 2017
aku belum nonton filmnya. Tapi kisah ini udah melegenda banget yah. Dan masih asik buat disimak
ReplyDeleteAku juga belum nonton kalu yang baru Mbak. Paling dulu pas ada kartun kalau nggak salah. Tapi ceritanya memang msih dan akan selalu asyik dinikmati
DeleteAku cuma pernah nonton film animasinya nih, jadi pengen beli bukunya juga...😊😊
ReplyDeleteMonggo dijemput ^_^
Delete