Dimuat di Klasika Kompas (Nusantara Bertutur) Minggu 23 April 2017
Kazuhana El Ratna Mida
Sekolah
Sari libur dua hari. Karena itu, Sari diajak ibunya berkunjung ke rumah
sepupunya, Mita. Rumah Mita terletak tidak jauh dari Pantai Kartini, Jepara.
“Aku
senang sekali kamu datang.” Mita menyambut sepupunya dengan riang.
“Aku
juga senang bisa ke sini lagi.” Sari tidak kalah gembira. Biasanya mereka
selalu menghabiskan waktu bersama kalau sudah berkumpul.
“Ayo,
ke kamarku. Kita bermanin di sana.” Mita langsung mengapit lengan sari.
“Siap!
Aku tidak sabar melihat koleksi barbie kamu.” Sari sangat semangat.
Sesampainya di
kamar Mita, Sari sungguh terbelalak.
“Wah, koleksi
barbie kamu bertambah banyak sekali. Dan sangat bagus-bagus.” Sari selalu takjub,
ketika melihat koleksi boneka barbie Mita. Setiap ke rumah sepupunya, barbie Mita pasti
sudah bertambah.
“Apanya yang
bagus, Sar? Barbieku ini sudah ketinggalan zaman.” Mita mengerucutkan bibirnya.
“Benarkah?
Menurutku ini sudah sangat bagus.” Sari mengambil salah satu barbie koleksi
Sari.
“Ini masih
kalah dengan punya Lia, yang tinggal di samping rumahku.” Mita
menjelaskan.
“Lia yang
kadang bermain bersama kita, kalau aku kemari? Sari bertanya.
“Iya, betul.”
Mita mengangguk.
“Nah, koleksi
barbie Lia itu sangat lengkap. Aku iri sekali padanya. Tapi ketika aku meminta
ibu untuk membelikan barbie seperti yang dimiliki, Lia ... ibu tidak mau
membelikannya.” Lanjut Mita.
Sari hanya
mengangguk-anggukan kepala, mendengar cerita Mita.
“Ibuku
menyebalkan, kan? Masak minta barbie saja tidak boleh.” Mita masih cemberut.
“Jangan berkata
begitu, Mit. Mana ada ibu yang menyebalkan? Setahuku setiap ibu pasti selalu
menyayangi anaknya.” Jelas Sari panjang lebar.
“Kalau sayang
... ibu pasti mau membelika aku barbie, Sar.” Mita masih ngotot.
“Tidah begitu,
Mit. Aku tidak pernah dibelikan ibuku barbie. Tapi aku tahu ibu selalu sayang
denganku.”
Mendengar
ucapan Sari, tiba-tiba Mita merasa bersalah. “Kamu tidak punya barbie?”
“Iya. Ibu
lebih suka membelikan aku buku. Makanya aku senang sekali kalau main ke
rumahmu. Aku bisa meminjam barbie kamu.” Sari
bercerita dengan riang. Tidak terdengar nada sedih dari ceritanya.
“Kupikir, aku
adalah anak yang malang, karena ibu tidak mau menuruti keinginanku. Aku sungguh
malu padamu, Sar. Aku tidak pernah menghargai pemberian ibu. Harusnya aku lebih
banyak bersyukur.” Mita menunduk sedih.
“Yang
pentingkan, sekarang sudah tahu. Yuk, kita jadi main barbie, kan? Sari dengan
cepat, menghibur Mita. Mengingatkan tujuan mereka masuk ke kamar.
“Tentu saja.
Yuk! Kami bebas mau pinjam yang mana saja.” Mita memberi izin. Dan mereka
kemudian tertawa bersama.
Sejak saat itu,
Mita pun berjanji akan lebih menghargai pemberian ibunya. Dia akan meminta maaf pada ibunya.
Srobyong, 4April 2017
Atau bisa dengar versi audionya Klasika Kompas [Nusantara Bertutur]
Bagus, keren tulisannya sudah dimuat di kompas :)
ReplyDeleteTerima kasih, masih terus belajar :)
Delete