Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 12 Maret 2017
Judul : Museum Anomali
Penulis : Kena Hanggara
Penerbit : Unsa Press
Cetakan : Pertama, September 2016
Halaman : viii + 171 hlm
ISBN :
978-602-74393-1-3
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Jepara.
Musem Anomali merupakan karya arek
Surabaya—Ken Hanggara yang kerap mendapat julukan”pabrik cerpen”—mengingat
penulis ini selalu produktif dalam menulis. Dan di setiap minggu
cerpen-cerpennya tayang di media cetak
atau online. Selain itu penulis ternyata juga menulis
skenario untu FTV. Beberapa prestasi lainnya adalah, pernah
menjuarai UNSA Ambasador 2015, serta peraih juara 2 kategori bahasa Indonesia
di ASEAN Young Writers Award 2014.
Kegemarannya pada kisah horor dan
konon sering merasakan keberadaan makhluk tak kasat mata tersebut, mendorongnya
menuangkan kisah-kisah itu dalam bentuk cerpen. Kisahnya diramu dengan sentuhan
sastra kontemporer— yang dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti, sastra yang hidup pada masa kini atau dalam
waktu yang sama. Atau bisa dikatakan sebagai sastra
yang berusaha bergerak mendahului keadaan zamannya.
Kumpulan cerpen ini terdiri dari 17
cerpen. Kisah-kisah dalam buku ini diramu dengan gaya khas bertutur yang unik
dan memukau. Pembaca diajakan mengenal berbagai hantu yang unik beserta
inspirasi yang bisa dipetik dalam kumpulan cerpen ini.
Sebagaimana kisah dalam cerpen
berjudul “Dilarang Mencuri di Alam Mimpi” di sini seolah penulis mencoba
mengingatkan bahwa tindakan pencuri baik dunia—di alam nyata hanya bahkan itu
mimpi, selamanya merupakaan larangan. Karena mencuri adalah perbuatan salah dan
tercela. Dan pastinya setiap kejahatan
akan mendapat balasan yang setimpal (hal 21).
Atau cerpen “Rahasia Perempuan
Pemelihara Hantu” dalam cerpen sedikit banyak menyingung tentang bagaimana membangun hubungan yang baik bagi
pasanga. Di antaranya adalah menjaga pandangan mata agar tidak mudah terlena
dalam godaan setan. Serta mengingatkan bahwa dalam sebuah hubungan kepercayaan
adalah pondasi utama yang perlu dimiliki (hal 41).
Sedang pada cerpen “Kunjungan Mantan
Pacar yang Menjadi Hantu”, memiliki pesan tersirat bahwa memilih jalan bunuh
diri hanya karena masalah cinnta itu adalah berbuatan yang bodoh dan salah. Kematian mungkin membawaku jauh dari rasa
sakit hati, tetapi ia tidak bisa membuatku lepas dari rasa bersalah akibat
berbuat bodoh (hal 59).
Tidak kalah menarik adalah
“Apartemen Malaikat” dalam kisah ini
penulis mencoba menggambarkan bagaimana kehidupan akhirat. Di mana setiap
manusia nantinya akan dimintai pertanggung jawaban atas segala tingkah lakunya
ketika berada di bumi. Seperti hukuman bagi orang yang tidak menjaga lisannya,
akan diberi makanan busuk. Selain itu wajah-wajah manusia akan sesuai dengan
perilaku yang dilakukan dibumi, berdasarkan wujud binatang. Mengingat dalam
ilmu mantiq (ilmu logika) manusia adalah hewan yang bisa berpikir (hal 84-86).
Lalu “Lelaki di Halte yang Memberiku
Hadiah.” Memakai sudut pandang pertama
dengan tokoh utama anak kecil, membuat cerpen ini sangat asyik dinikmati.
Selain itu pesan yang tersirat dan ending yang tidak terduga sangat menghibur.
Di sini penulis mencoba menguraikan bahwa anak yang baik selalu dijaga oleh
malaikat.
Cerpen yang menjadi judul sampul
buku, “Museum Anomali” pun tidak kalah memikat dari kisah yang lain. Dalam
cerpen ini seolah penulis mewanti-wanti dalam memilik pekerjaan itu harus jelas.
Jangan sampai pekerjaan yang dipilih malah merugikan bahwa bisa berujung
kehilangan nyawa. Sebagaimana yang
dialami Sapono—tokoh dalam cerpen ini.
Yang menarik dari cerpen-cerpen ini
adalah, pemilihan judul yang memikat dan ending yang kadang sulit ditebak. Sehingga ada rasaya tidak rela menutup buku
sebelum menyelesaikan sampai akhir.
Selain itu cover bukunya ini,
juga menambah rasa horor yang ingin ditampilkan. Meski rasa horor yang ditawarkan dalam buku ini akan berbeda
dari cerpen horor lainnya. Tapi tetap menarik. Baca dan temukan keunikan dari
karya Ken Hanggara ini.
Srobyong, 21 November 2016
“apartemen malaikat“? “musium anomali“? Istilah2 yang digunakan bikin penaaaran ingin tahu,
ReplyDeleteiya judul-judulnya menarik.
DeleteWaah kalo penulisnya juga punya indera keenam yg bisa merasakan keberadaan makhluk halus, ceritanya bakal lebih mengena nih :). Jd penasaran bgt mba pgn beli bukunya :)
ReplyDeleteSilahkan dibeli Mbak, di togo Mas, atau pesan lewat penulis atau penerbit Unsa.
Delete