Saturday, 4 March 2017

[Resensi] Mengubah Patah Hati Menjadi Prestasi

Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 19 Februari 2017 

Judul               :  Ubah Patah Hati Jadi Prestasi
Penulis             : Dwi Suwiknyo
Penerbit           : Quanta, Elex Medi Komputindo
Cetakan           : Pertama, Oktober 2016
Halaman          : xiii + 266
ISBN               : 978-602-02-9393-6
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.


“Keberhasilan adalah kemapuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.” (hal 171).

Patah hati bukanlah akhir dari segalanya. Jangan sampai hanya karena patah hati, sampai  harus membuat kita merasa putus asa atau bahkan merencakan tindakan gila. Harus kita ingat, bahwa di balik berbagai kejadian yang menimpa kita, pastinya akan ada hikmah yang bisa dipetik.  Jadikan patah hati sebagai ajang perbaikan diri,  menjadi pribadi yang lebih baik.  Tapi bagaimana cara merubah patah hati menjadi prestasi?

Buku ini akan sangat cocok untuk dibaca. Sedikit banyak buku ini akan mengupas bagaimana cara bangkit dari rasa sakit hati bernama patah hati, baik karena ditinggal kekasih, merasakan cinta bertepuk sebelah tangan, atau karena dihina orang lain. Pembaca diajak menyikapi rasa sakit dengan melakukan berbagai aktivitas bermanfaat dan bisa mengukir prestasi.

Pertama, jadikan rasa sakit hati menjadi rezeki. Sebagaimana kisah Chow Yun Fat. Ketika banyak hinaan yang menerpanya, karena kemiskinan yang melekat pada dirinya, dia mengubah kesedihannya sebagai semangat untuk terus berjuang. Sampai kemudian dia menjadi orang yang sukses seperti sekarang (hal 32).  

Kedua, segera keluar dari keterpurukan.  Harus selalu diingat bahwa dalam kondisi sesulit apa pun, Allah swt m selalu bersama hamba-Nya.  Jadi jangan hanya karena sedang terpuruk, membuat kita mudah putus asa,  bahkan menggadaikan agama. Seyogyanya jika sedang dalam keadaan terpuruk, sebaiknya tetap berpikir jernih dan bertindak dengan hati-hati (hal 37).

Ketiga, mengembangkan potensi diri.  Setiap orang diciptakan Allah dengan kecerdasan masing-masing. Karena itu sangat perlu bagi kita untuk mengetahui potensi apa yang  dimiliki. Ketika bisa mengenali diri sendiri, maka akan mudah mengoptimalkan  potensi yang ada untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Bahkan bisa tampil menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain (hal 59).

Keempat, temukan passion hidup. Mengetahui passion yang diminati,  sudah pasti akan membuat semangat ketika mengerjakan apa yang disukai tersebut.   Namun tentu saja tidak cukup hanya tahu passion. Namun perlu tindakan untuk mewujudkannya.  Yaitu dengan cara mulai belajar dan action. Tidak lupa selalu bertanggung jawab. 

Kelima, bersiap menjalani hidup yang berkualitas, jangan sia-siakan waktu.  Waktu itu sangat penting. Sekali saja melewatinya tanpa aktivitas yang berarti, akan membuang waktu dan penyesalan.  Jadi jangan hanya karena patah hati, malah membuat kita membuang waktu percuma, dengan meratapi nasib. Terus-menerus sedih dan tidak segera move on dengan melakukan hal yang bermanfaat.

Keenam, jangan mengulangi kesalahan.  Rasulullah saw bersabda,  “Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama.”  Sebab jelas bawa orang-orang yang mengulangi kesalahan yang sama, adalah orang yang merugi. Tidak bisa melepaskan diri dari kejahilan dirinya sendiri, dan tidak mau bangkit dari keterpurukan. Meski dosa-dosa yang dikerjakan terhitung kecil, tetapi bukankah tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus? (hal 111).

Ketujuh, menjalani dan bersyukur. Dalam segala cobaan hidup, sebaiknya harus dijalani dengan baik. Meski kadang jatuh terpuruk. Hal itu tetap harus disyukuri. Karena dari keterpurukan itu,  banyak pembelajaran yang bisa dijadikan pencerahan diri. Kita hanya perlu ikhlas dan bersyukur agar apa yang terjadi nantinya bisa menjadi berkah di masa depan.

Selain tujuh cara ini, masih banyak lagi kiat yang dipaparkan dalam usaha mengubah patah hati menjadi prestasi.  Gaya bahasanya renyah dan mudah dipahami. Buku ini dilengkapi dengan kisah inspiratif yang memotivasi, juga beberapa tes untuk mengenali potensi diri.

Mengajarkan  untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi rasa sakit hati. “Alllah selalu memberikan jalan selama kita memikirkan hal-hal baik. (hal 132).   Juga mengajarkan untuk mengenal potensi diri agar bisa meraih prestasi meski kerap jatuh berkali-kali. “Pemenang melihat potensi yang bisa dikembangkan, sedangkan pecundang hanya sibuk meratapi kegagalan.” dan 159).

Srobyong, 21 November 2016 

4 comments:

  1. Halo Ratna

    Masalahnya banyak buku buku yang membahas serupa ini. bingung mau milih yang mana untuk dibawa pulang kalau aku mampir ke toko buku gede.

    saya merenung mungkin mas dwi suwikyo sudah punya nama yang cukup dikenal mungkin buku ini sangat direkomendasikan sekali.

    cukup baca resensi ini suatu saat nanti kalau pas kebetulan beli hehehe..

    salam kak ratna dar jepara

    oh iya ada saran nih. apakah blognya menggunakan sistem kokemtar name/url? atau memang disengaja tak pake itu?

    Mukhofas Al-Fikri | BauBlogging

    ReplyDelete
  2. Salam kenal Fikri.

    Yah kembali pada selera baca sih. Kalau menurutku setiap buku pasti memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Karena setiap penulis memiliki ciri khas tertentu dalam membahas suatu tema dan sudut pandangnya.

    Oh untuk komennya masih dengan name saja. Belum url.

    ReplyDelete
  3. Waktu itu kalau gak salah pernah lihat buku ini deh di sebuah toko buku. Udah mau beli, tapi gak jadi gara-gara ada buku lain yang kelihatan menarik. Jadilah aku tinggalin bukunya dan sampai sekarang lupa nama dari bukunya. Nyari-nyari kadang suka nggak ketemu. Makasih ya mbak Ratna udah meresensi buku ini. Kalau ada waktu, nanti tak coba lihat-lihat buku ini di toko buku, deh.

    Kayaknya ini pertama kali aku berkunjung di sini, deh. Hehehe.. di tunggu kunjungan baliknya, mbak! ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kembali, semoga resensinya bermanfaat dan bisa kembali tertarik untuk membacnya.

      Dan terima kasih sudah berkenan mampir dan meninggalkan jejak. :)

      Delete