Kazuhana El
Ratna Mida
Judul buku :
Bunga Rampai “Menebar Asa di Enam Musim”
Penulis : 101 Penulis
(Antologi)
Editing Aksara : Dekik Full
Penerbit : Pena House Publishing
Setting dan
Layout : Lavira Az-Zahra
Cover : Dekik & Virra
Halaman : 205 hal. (13cmx19cm)
ISBN :9778-602-0937-04-5
Cetakan ke : 1 (September 2014)
Marketing :
Group Dunia Dekik - 0857-7783-8694
Blurb
Menyelami semua puisi di buku ini, seperti menyelami danau yang
jernih, yang di dalamnya ada taman keindahan. Beautiful. [Hengki Kumayandi,
Founder KOBIMO dan novelis “Tell Your Father I am Moslem’]
Membaca kumpulan puisi dari jiwa-jiwa muda, bagaikan menemukan
bongkahan batu yang berkerlip intan di dalamnya. Sebagai penulis, saya merasakan
betul dari tiap judul dan tema yang disuguhkan para penulisnya. Betapa tidak,
setiap ritme kalimat yang tertuang menyuguhkan kristalisasi cerita dan gubahan
hati yang dalam pada alam, negeri, semesta, hidup bahkan pada Tuhan mereka.
Inilah kumpulan puisi yang membuat saya rindu untuk bisa kembali menggores pena
dan mensejajarkan diri dengan para pujangga muda negeri ini .... Selamat
menikmati, dan bersiaplah menjadi jiwa yang terpapar semangat muda! [ Riyanto
El Harist, pemuisi, cerpenis dan novelis “Tabir-Tabir Cinta”]
Sinopsis Buku
Buku ini memuat 101 puisi tentang
asa yang ditebar dan enam musim silih berganti. Dari banyak penggiat literasai,
yang tersebar diseluru nusantara ini. Di tambah lagi bonus puisi dari beberapa
nama yang sudah lama menekuni dunai literasi. Semisal puisi dari Hengki
Kumayandi dengan tajuk ‘Musim yang tak berdaun’(halaman 190) dan Lina Amalia
Sulaksmi dengan tajuk ‘Tarian Sukma’(halaman191).
Ada juga, puisi dari Jevindra
Delecandrevidezh, Lavira Az-Zahra dan Dekik Full. Semua tentang asa disematkan
dalam tulisan apik yang begitu indah dan memberi seberkas cahaya.
Inilah kumpulan puisi yang begitu
indah menggugah hati untuk dinikmati. Diksi yang menawan, dan unsur
positif yang tertanam dalam tiap bait.
Sungguh asyik untuk dijadikan sebagai bacaan yang membangkitakn daya
imanjinasi.
Ini tentang sebuah harapan yang sedang menjulang, rangkaian kata
menjadi sesuatu yang luar biasa. Menorehkan sebuah pengalaman dari tiap insan
berbeda, akan suka dan duka.
Dalam kumpulan puisi ini, akan ditemukan banyak esensi rasa yang
membuat jatuh cinta. Aksara, kan buat terpesona, dalam tiap bait yang memiliki
syarat makna.
Di sini, tak melulu harapan dalam meraih cita, tapi juga melafalkan
rindu pada bumi, manusia, dan sang Kuasa.
Seperti sepenggal puisi karya Dinda Sailut bertajuk ‘Dahsyat
Kuasa-Mu Yaa Rabb (halaman 101).
Sebuah kerinduan akan sang Penguasa, disematkan dalam nuasa sejuta
warna di perpaduan musim yang berbeda.
Lalu ada juga sepotong puisi yang menggugah hati, sebuah harapan
yang disematkan untuk Ilahi, meminta sebuah ajaran untuk tegar, tak mudah
menyerah. Sebuah puisi karya Yati Umro ‘Ajarkan Aku Tuhan’ (halaman 57)
Dan masih banyak lagi puisi yang pasti akan menggugah hati dengan
berjuta warna selayaknya pelangi.
Ulasan Buku
Sebuah kumpulan
puisi yang memiliki banyak makna dan kaya rasa. Ketika menyelami semua makna
yang ada, baik tersirat atau tersurat, akan membuat berdecak kagum luar biasa.
Ya, di sana, kan kita temukan muara indah dari seni sastra. Halus, dan penuh
warna.
Permaianan
diksi, dan majas, semakin membuat apik rentetan kata yang tersusun rapi. Irama
yang selaras membuat hati terpatri.
Akan sangat
bagus untuk para penikmat literasi yang suka dan ingin belajar membuat puisi.
Banyak ilmu yang mungkin bisa didapat di sini, dari untaian kata para penyair
yang dibuat dengan segenap hati.
Pun, ada juga
sisi lemah dalam kumpulan puisi ini. Untuk sebagian orang yang belum paham
benar atau masih awam, akan diksi dan
majas yang dimainkan dala aksara, akan sulit menangkap maksud dari isi yang
tersirat. Dan hanya akan dianggap tulisan lalu yang tak memiliki makna. Ya,
karena setiap rasa itu relative bagi sebagian orang yang ada.
Sebagaimana kita
tahu banyak jenis puisi diafan yang dianggap terlalu biasa, dan mudah ditebak
maksud dari puisi tersebut. Ya, karena puisi diafan lebih menggunakan kata
sehari-hari yang mudah dimengerti.
Lalu ada juga
puisi prismatis di mana penyair mampu
bermain, dan menyelaraskan majas, verivikasi, diksi dan imajinasinya.
Dalam puisi yang dibuat kadang memliki makna ganda yang sedikit lebih sulit
dipahami, akan tafsiran puisi yang dibuat.
Meskipun di
sini, tak semua puisi berbentuk prismatis, namun kadang ada juga yang terasa
gelap untuk ditafsirkan. Pun banyak juga
puisi sederhana yang layaknya diafan, tapi tetap berbeda dan memiliki
rasa.
Penutup
Bunga Rampai “Menebar
Asa di Enam Musim”, akan sangat cocok di baca untuk semua kalangan. Baik
penikmat puisi yang telah malang melintang, juga para pemula yang ingin
belajar. Buku ini bisa dijadikan referensi, dibedah untuk khalayak yang ingin
belajar berpuisi. Bagaimana, bermain kata dan berimajinasi dari berselancar
membaca buku ini.
Jadi, jangan
ragu untuk segera memiliki Bunga Rampai “Menebar Asa si Enam Musim”. Pasti
tidak akan rugi. Puas dan senyum mengembang ketika kau selami isi yang tersurat
di sini. So, segera pesan dan jadikan tambahan buku koleksi.
Srobyong, 13 Desember 2014.
No comments:
Post a Comment