Wednesday 8 July 2015

[Artikel] [Fenomena Tarawih]


Fenomena Tarawih




productivemuslim
Setiap bulan Ramadhan, kita akan mengamalkan ibadah shalat Tarawih; shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat Isya’. Biasanya, di awal puasa, kita pasti langsung berbondong-bondong untuk ikut menyemarakkan ibadah itu. semangat masih tinggi. Bahkan jamaah pun meluber hingga di luar masjid atau mushalla.

Namun, seiring bertambahnya jumlah puasa yang telah kita lakukan, entah kenapa barisan shaf jamaah Tarawih semakin berkurang. Perhitungan yang sering saya perhatikan di sekeliling; kalau pada malam pertama sekitar 12 shaf, maka untuk malam kedua bisa menjadi 11 shaf. Dan itu akan terus meringsek naik hingga di akhir biasanya berakhir sampai 5 atau 4 shaf. Astaghfirullah.

Adakah sebuah alasan khusus, kenapa ini terjadi? Atau, mungkinkah semua wanita di tempat itu datang bulan semua? Wallahu a’lam. Lagi pula, saya pikir ini bukan hanya terjadi pada shaf wanita, namun juga laki-laki. Lalu, apakah karena malas atau bosan? Semuanya, saya kembalikan pada pribadi masing-masing. Apa pun alasannya, semoga mereka segera mendapat hidayah dari-Nya.

Di sinilah kemirisan yang saya rasakan. Padahal, andai orang-orang tahu, pahala melaksanakan shalat Tarawih itu sungguh luar biasa.

Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa mengerjakan shalat malam di bulan Ramadhan karena imannya dan menghendaki keridhaan Allah dengan niat suci, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hr. Bukhari dan Muslim)[1]

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Adalah Rasulullah Saw senang shalat (malam) di bulan Ramadhan (Qiyamur Ramadhan) dengan tidak memerintahkan hal itu sebagai keharusan (‘azimah). Bahkan beliau bersabda, ‘Barang siapa shalat (malam) di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan karena Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” (Hr. Jamaah)[2]

Sabda Nabi Saw, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah mewajibkan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dan aku telah mensunnahkan kepada kamu shalat malam (Tarawih) di dalamnya. Maka barang siapa yang menegakkan malamnya (Tarawih) karena iman kepada Allah dan mengharap pahala, niscaya ia keluar dari dosa-dosanya laksana anak yang baru dilahirkan dari perut ibunya.” (Hr. Ibnu Khuzaimah)

Betapa banyak pahala yang akan kita dapatkan jika rajin menjalankan shalat Tarawih yang hanya datang sekali dalam setahun. Semoga tulisan ini bisa dijadikan muhasabah untuk memperbaiki diri. [Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah]

Catatan kaki:

[1] T.M. Hasybi Ash-Shiddieqy, 2002 Mutiara Hadist III, cet; ii, (Jakarta : Bulan Bintang, 1977), hal. 441.
[2] A. Qadir Hassan, dkk, Terjemah Nailul Authar Jilid 2 (Himpunan Hadis-Hadis Hukum), (Surabaya, PT Bina Ilmu, 1979), hal. 698.

Editor: Pirman Bahagia

Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau bisa dibaca langsung di

No comments:

Post a Comment