Wednesday, 29 July 2015

[Review] Curhat Qurani

 sampul buku Curhat Qur'ani @bukabuku
 sampul buku Curhat Qur’ani @bukabuku
Detail Buku:
Penulis : Arroyan Dwi Andini
Judul : Curhat Qur’ani
Penerbit : Al-Manar
Tahun terbit : 2010
Tebal : x + 192 Hal
ISBN : 978-979-3655-83-3


Jika kebanyakan orang suka menceritakan masalah pada teman, sahabat atau keluarga, maka berbeda dengan Nurul Aini. Gadis ini mempunyai cara unik memilih kepada siapa dia mengadu dan menceritakan segala keluh kesah kehidupan yang tengah dihadapi. Pilihan itu adalah menjadikan al-Qur’an sebagai sahabat tempat berbagi yang menjawab segala kegundahannya.

Hal ini, mungkin jarang dilakuakan orang lain. Sebagian manusia menganggap al-Qur’an sebagai bacaan yang tak mungkin memberi saran layaknya manusia yang bisa diajak berbicara. Apakah keyakinan itu benar? Jadi mari simak bagaimana seorang Nurul Aini yang selalu menjadikan al-Qur’an sebagai teman berbagi.
Mungkin al-Qur’an tak akan bersuara, apalagi membuat koktroversi. Tetapi, dia akan menjawab permasalahan jika hamba itu mau membaca dan menggali lebih dalam apa yang terkandung di dalamnya.

Nurul Aini merasa, menjadi wanita adalah tantangan. Ia merasa, lebih baik menjadi laki-laki saja. Karena laki-laki terlihat lebih santai. Tidak menuntut ini itu seperti yang didapatkan wanita yang harus lebih dan lebih. Wanita itu harus cantik, pintar, keratif serta memiliki iman. Tetapi, Nurul Aini merasa tak seperti itu. Meski namanya bagus dengan maknanya yang indah, tapi keindahan itu hanya semu, tak seperti wanita yang dia idamkan. Karena itu, betapa dia dirinya bergumam, andai saja dia itu lelaki.

Dalam kebimbangannnya itu, dia pun mencari jawaban keresahan dengan membaca al-Qur’an terjemah. Ia membuka dan membuka, lalu menemukan sebuah ayat yang menyadarkan bahwa Allah-lah pemilik kuasa akan jenis kelamin yang diberikan pada hamba-Nya. Hal ini dia temukan dalam suart asy-Syuura ayat 49-50,

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya. Dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.

Dalam surat Ali-‘Imran ayat 36 juga menjelaskan hal yang sama. Semua adalah ketentuan Allah. Perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Mu’min ayat 40,

Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga. Mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.

Al-Qur’an mampu menjawab segala kegundahan yang dirasakan Nurul Aini. Ialah permasalahan kompleks yang dirasakan seorang perempuan. Seperti ketika risau dalam penantian jodoh, atau dalam pergaulan yang harus dijaga. Al-Qur’an membuatnya mampu membuka mata.

Kegundahan Aini juga muncul ketika ibunya mencoba memilihkan seorang calon pendamping hidup yang belum dikenalnya. Dia takut dan bertanya-tanya, bolehkan laki-laki mengenal perempuan?

Aini pun mendaptkan jawabannya dalam surat Ali-‘Imran ayat 118 yang intinya, manusia diciptakan dari kaum laki-laki dan perempuan yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal.







Lalu, sesuai dengan rencana, dia bertemu sosok Ridwan, anak dari sahabat ibunya saat SMP, yang menurut Aini tidak jelek dan juga tidak ganteng. Apakah orang itu yang akan menjadi jodohnya nanti? Aini bertanya-tanya.
Masalah timbul lagi ketika Aini mengetahui pekerjaan Ridwan yang seorang pedagang. Padahal, Aini yang seorang pendidik berharap mendapatkan pendamping hidup seorang pendidik pula. Apakah itu salah? Aini bergulat dengan hatinya. Sekali lagi, dia kembali mengadu pada-Nya.
Manusia berencana, Allah yang menetukan. Meski pada awalnya Aini merasa tidak cocok dengan Ridwan, namun jodoh siapa yang tahu. Ridwan meminang, dan Aini menerima dengan lapang. Dia berdoa, andai Ridwan jodohnya, maka dia berharap jalan mereka dimudahkan. Jika bukan jodohnya, semoga masing-masing dari mereka akan mendapat ganti yang lebih baik.
Jawaban Allah atas doa Aini adalah kejutan yang tak terkira. Apakah ini takdir, musibah atau ujian. Aini sungguh terpukul. Melihat keadaan calon suaminya juga sebuah pertanyaan yang membuat Aini ingin berteriak keras; ketika mandul dan sebuah poligami.
Cobaan apa lagi ini? Aini pun kembali bersimpuh dan bercerita pada sahabatnya, al-Qur’an. Meminta pencerahan dan kekuatan. Karena cobaan silih berganti datang, mampukah ia menjadi sosok tegar yang selalu merindukan al-Qur’an atau malah lalai karena ternyata, kadang takdir tak sesuai yang diharapkan.
Dalam buku ini, penulis merangkai cerita sederhana dengan kemasan apik. Ia berhasil membuat pembaca untuk membaca ayat-ayat-Nya sebagai kajian yang kadang terlupa. Ternyata, al-Qur’an menyimpan banyak pengetahuan yang tidak terkira. Itulah yang ingin disampaikan penulis.
Meski sebagian orang ada yang mengatakan, mengikutkan sumber ayat dalam sebuah novel seperti menggurui pembaca, namun saya pribadi malah merasa asyik dan ejoy. Dari sanalah sebuah pengetahuan muncul dan serasa ingin ikut mengkaji lebih dalam makna ayat-ayat di dalam al-Qur’an.
Akhirnya, pembaca pun berkata dengan penuh kegaguman. Oh, inikah kitab suci itu? Kandungannya sungguh luar biasa. Membuat kita jatuh cinta. [Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah] Editor: Pirman Bahagia

Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. atau bisa dilihat di

No comments:

Post a Comment