sampul buku Curhat Qur’ani @bukabuku
Detail Buku:
Penulis : Arroyan Dwi Andini
Judul : Curhat Qur’ani
Penerbit : Al-Manar
Tahun terbit : 2010
Tebal : x + 192 Hal
ISBN : 978-979-3655-83-3
Jika kebanyakan orang suka menceritakan
masalah pada teman, sahabat atau keluarga, maka berbeda dengan Nurul
Aini. Gadis ini mempunyai cara unik memilih kepada siapa dia mengadu dan
menceritakan segala keluh kesah kehidupan yang tengah dihadapi. Pilihan
itu adalah menjadikan al-Qur’an sebagai sahabat tempat berbagi yang
menjawab segala kegundahannya.
Hal ini, mungkin jarang dilakuakan orang
lain. Sebagian manusia menganggap al-Qur’an sebagai bacaan yang tak
mungkin memberi saran layaknya manusia yang bisa diajak berbicara.
Apakah keyakinan itu benar? Jadi mari simak bagaimana seorang Nurul Aini
yang selalu menjadikan al-Qur’an sebagai teman berbagi.
Mungkin al-Qur’an tak akan bersuara,
apalagi membuat koktroversi. Tetapi, dia akan menjawab permasalahan jika
hamba itu mau membaca dan menggali lebih dalam apa yang terkandung di
dalamnya.
Nurul Aini merasa, menjadi wanita adalah
tantangan. Ia merasa, lebih baik menjadi laki-laki saja. Karena
laki-laki terlihat lebih santai. Tidak menuntut ini itu seperti yang
didapatkan wanita yang harus lebih dan lebih. Wanita itu harus cantik,
pintar, keratif serta memiliki iman. Tetapi, Nurul Aini merasa tak
seperti itu. Meski namanya bagus dengan maknanya yang indah, tapi
keindahan itu hanya semu, tak seperti wanita yang dia idamkan. Karena
itu, betapa dia dirinya bergumam, andai saja dia itu lelaki.
Dalam kebimbangannnya itu, dia pun
mencari jawaban keresahan dengan membaca al-Qur’an terjemah. Ia membuka
dan membuka, lalu menemukan sebuah ayat yang menyadarkan bahwa Allah-lah
pemilik kuasa akan jenis kelamin yang diberikan pada hamba-Nya. Hal ini
dia temukan dalam suart asy-Syuura ayat 49-50,
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit
dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan
anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan
anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia
menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang
dikehendaki-Nya. Dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.
Dalam surat Ali-‘Imran ayat 36 juga
menjelaskan hal yang sama. Semua adalah ketentuan Allah. Perempuan dan
laki-laki memiliki kedudukan yang sama sebagaimana dijelaskan dalam
surat al-Mu’min ayat 40,
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga. Mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga. Mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.
Al-Qur’an mampu menjawab segala
kegundahan yang dirasakan Nurul Aini. Ialah permasalahan kompleks yang
dirasakan seorang perempuan. Seperti ketika risau dalam penantian jodoh,
atau dalam pergaulan yang harus dijaga. Al-Qur’an membuatnya mampu
membuka mata.
Kegundahan Aini juga muncul ketika
ibunya mencoba memilihkan seorang calon pendamping hidup yang belum
dikenalnya. Dia takut dan bertanya-tanya, bolehkan laki-laki mengenal
perempuan?
Aini pun mendaptkan jawabannya dalam
surat Ali-‘Imran ayat 118 yang intinya, manusia diciptakan dari kaum
laki-laki dan perempuan yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
saling mengenal.
Lalu, sesuai dengan rencana, dia bertemu
sosok Ridwan, anak dari sahabat ibunya saat SMP, yang menurut Aini
tidak jelek dan juga tidak ganteng. Apakah orang itu yang akan menjadi
jodohnya nanti? Aini bertanya-tanya.
Masalah timbul lagi ketika Aini
mengetahui pekerjaan Ridwan yang seorang pedagang. Padahal, Aini yang
seorang pendidik berharap mendapatkan pendamping hidup seorang pendidik
pula. Apakah itu salah? Aini bergulat dengan hatinya. Sekali lagi, dia
kembali mengadu pada-Nya.
Manusia berencana, Allah yang menetukan.
Meski pada awalnya Aini merasa tidak cocok dengan Ridwan, namun jodoh
siapa yang tahu. Ridwan meminang, dan Aini menerima dengan lapang. Dia
berdoa, andai Ridwan jodohnya, maka dia berharap jalan mereka
dimudahkan. Jika bukan jodohnya, semoga masing-masing dari mereka akan
mendapat ganti yang lebih baik.
Jawaban Allah atas doa Aini adalah
kejutan yang tak terkira. Apakah ini takdir, musibah atau ujian. Aini
sungguh terpukul. Melihat keadaan calon suaminya juga sebuah pertanyaan
yang membuat Aini ingin berteriak keras; ketika mandul dan sebuah
poligami.
Cobaan apa lagi ini? Aini pun kembali
bersimpuh dan bercerita pada sahabatnya, al-Qur’an. Meminta pencerahan
dan kekuatan. Karena cobaan silih berganti datang, mampukah ia menjadi
sosok tegar yang selalu merindukan al-Qur’an atau malah lalai karena
ternyata, kadang takdir tak sesuai yang diharapkan.
Dalam buku ini, penulis merangkai cerita
sederhana dengan kemasan apik. Ia berhasil membuat pembaca untuk
membaca ayat-ayat-Nya sebagai kajian yang kadang terlupa. Ternyata,
al-Qur’an menyimpan banyak pengetahuan yang tidak terkira. Itulah yang
ingin disampaikan penulis.
Meski sebagian orang ada yang
mengatakan, mengikutkan sumber ayat dalam sebuah novel seperti menggurui
pembaca, namun saya pribadi malah merasa asyik dan ejoy. Dari sanalah
sebuah pengetahuan muncul dan serasa ingin ikut mengkaji lebih dalam
makna ayat-ayat di dalam al-Qur’an.
Akhirnya, pembaca pun berkata dengan
penuh kegaguman. Oh, inikah kitab suci itu? Kandungannya sungguh luar
biasa. Membuat kita jatuh cinta. [Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah]
Editor: Pirman Bahagia
Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. atau bisa dilihat di
No comments:
Post a Comment