Ramadhan bulan penuh berkah. Sedikit cerita untuk menebar senyum semoga bisa menghibur pembaca.
Cerita satu
Gara-Gara Kebiasan Tidur
Laila sudah mengingatkan Ihsan untuk tidak tidur selepas Ashar. Tapi dasar
Ihsan—adik bungunya yang agak bandel dia tetap saja melawan dengan berbagai
alasan.
“Ah ... Embak, kalau Ihsan tidur kan, jadi tak main ke mana-mana.” Ihsan
memberi alasan.
“Tapi itu pamali, San. Tidur Bakda Ashar itu bisa bingung, lho. Kalau keterusan bisa gila malah.”
“Ye ... Mbak sok lebay deh. Padahal nih, Mbak. Kalau nanti Ihsan bangun kan
pas tuh langsung bedug magrib. Lagian tidur di bulan Ramadhan kan ibadah juga. Jadi jangan melarang orang
ibadah, dong.” Ihsan langsung tidur dengan santainya. Laila hanya bisa
geleng-geleng kepala.
Dan Magrib pun datang. Laila segera membangunkan Ihsan untuk berbuka. Tapi yang
terjadi malah membuat Laila tertawa mendengar ucapan Ihsan.
“Ya Allah, Mbak. Kok bangunin Ihsan sudah pas mau sahur sih, kan Ihsan jadi
tak buka dan tarawih.”
Laila memukul kepala Ihsan menyuruh
melihat jam dinding.
“Makanya kalau diperingatkan jangan tidur bakda Ashar itu dedengarkan.”
Laila meninggalkan Ihsan yang cengar-cengir gara-gara malu tak ketulungan.
Cerita dua
Yang Membatalkan Puasa
Lala gadis kecil berusia delapan tahun sedang
mendengarkan tausiah dari guru pesantren kilat di sekolahnya. Lala memang
sedang semangat-semangatnya untuk ikut. Karena di sana dia bertemu banyak
teman.
Dan hari itu kebetulan Bu Kiki sedang
membahasa tentang hal-hal yang membatalkan puasa. Setelah memberikan penjelasan
Bu Kiki mencoba membuat pertanyaan untuk mengetes apakah muridnya sudah paham
atau belum.
“Baiklah jadi apa saja yang membatalkan puasa
anak-anak?” tanya Bu Kiki dengan keras.
“Makan, dan minum, Bu,” jawab mereka serempak.
“Lalu apa lagi, coba Lala jawab.”
“Menangis, Bu.” Bu Kiki mengernitkan dahi.
“Kenapa Lala menjawab menangis bisa
membatalkan puasa?”
“Soalnya kemarin Lala melihat Kak Indah sakit
perut. Dia memegang perutnya dan berguling-guling di kasur hingga menangis. Kak
Indah ke kamar mandi. Setelah itu dia
membatalkan puasa dan minum, Bu.” Lala menjelaskan.
Bu Kiki mengulum senyum ternyata Lala telah
salah paham.
Cerita Tiga
Rencana Ramadhan
Bulan Ramadhan aka segera datang. Bu Siksa
menerangkan keutamaan Ramadhan pada murid-muridnya di kelas—tepatnya di kelas enam sekolah dasar.
“Jadi anak-anak. Ketika bulan Ramadahn tiba
kita harus perbanyak melakukan ibadah.” Bu Siska tersenyum. “Coba sebutkan
ibadah apa saja yang akan kalian lakukan.”
“Puasa, Bu.” Intan menjawab.
“Tarawih, Bu.” Gantian Mela yang menjawab.
“Tadarus, Bu.” Kiki yang menimpali.
“Tidur, Bu.” Faezal ikut angkat tangan.
“Kata bu guru tadi kalau bulan puasa
tidur pun dapat ibadah. Jadi Ketika bulan Ramadhan Faezal mau tidur terus saja.
kan sudah dapat pahala."
Bu Siksa tak tahu harus memasang ekspresi apa.
Srobyong, 11 Juli 2015
wah... yang pertama bangun di kira udah saur ya... hahaha. pernah sih tapi bukan pas bulan puasa. aku pas hari biasa gitu. bangun aku kira udah ganti hari. hehehe
ReplyDeleteyang kedua, yah namanya juga anak kecil. selalu ada aja hal2 kocak yg di liat trus jadi persepsi dia
yang ketiga jangan deh. masak ya tidur terus. hahhaha
Iya, kalau tidur bakda Ashar, bangunnya suka linglung. Kadang dikira sudah pagi :)
ReplyDeleteNah itu anak kecil lucunya, suka membuat presepsi sendiri.
Hehh Namanya juga orang yang cari gampang :) padahal banyak ladang pahala lainnya :D