Saturday, 11 July 2015

Cerita Penebar Senyum di Bulan Ramadhan





 Ramadhan bulan penuh berkah. Sedikit cerita untuk menebar senyum semoga bisa menghibur pembaca.

Cerita satu
Gara-Gara Kebiasan Tidur

Laila sudah mengingatkan Ihsan untuk tidak tidur selepas Ashar. Tapi dasar Ihsan—adik bungunya yang agak bandel dia tetap saja melawan dengan berbagai alasan.

“Ah ... Embak, kalau Ihsan tidur kan, jadi tak main ke mana-mana.” Ihsan memberi alasan.

“Tapi itu pamali, San. Tidur Bakda Ashar itu bisa bingung, lho. Kalau keterusan bisa gila malah.”

“Ye ... Mbak sok lebay deh. Padahal nih, Mbak. Kalau nanti Ihsan bangun kan pas tuh langsung bedug magrib. Lagian tidur di bulan  Ramadhan kan  ibadah juga. Jadi jangan melarang orang ibadah, dong.” Ihsan langsung tidur dengan santainya. Laila hanya bisa geleng-geleng kepala. 

Dan Magrib pun datang. Laila segera membangunkan Ihsan untuk berbuka. Tapi yang terjadi malah membuat Laila tertawa mendengar ucapan Ihsan. 

“Ya Allah, Mbak. Kok bangunin Ihsan sudah pas mau sahur sih, kan Ihsan jadi tak buka dan tarawih.”
Laila memukul kepala  Ihsan menyuruh melihat jam dinding. 

“Makanya kalau diperingatkan jangan tidur bakda Ashar itu dedengarkan.” Laila meninggalkan Ihsan yang cengar-cengir gara-gara malu tak ketulungan.



Cerita dua
Yang Membatalkan Puasa

Lala gadis kecil berusia delapan tahun sedang mendengarkan tausiah dari guru pesantren kilat di sekolahnya. Lala memang sedang semangat-semangatnya untuk ikut. Karena di sana dia bertemu banyak teman.

Dan hari itu kebetulan Bu Kiki sedang membahasa tentang hal-hal yang membatalkan puasa. Setelah memberikan penjelasan Bu Kiki mencoba membuat pertanyaan untuk mengetes apakah muridnya sudah paham atau belum.

“Baiklah jadi apa saja yang membatalkan puasa anak-anak?” tanya Bu Kiki dengan keras.

“Makan, dan minum, Bu,” jawab mereka serempak.

“Lalu apa lagi, coba Lala jawab.”

“Menangis, Bu.” Bu Kiki mengernitkan dahi.

“Kenapa Lala menjawab menangis bisa membatalkan puasa?”

“Soalnya kemarin Lala melihat Kak Indah sakit perut. Dia memegang perutnya dan berguling-guling di kasur hingga menangis. Kak Indah ke kamar mandi.  Setelah itu dia membatalkan puasa dan minum, Bu.” Lala menjelaskan. 

Bu Kiki mengulum senyum ternyata Lala telah salah paham. 

Cerita Tiga 
Rencana Ramadhan

Bulan Ramadhan aka segera datang. Bu Siksa menerangkan keutamaan Ramadhan pada murid-muridnya di  kelas—tepatnya di kelas enam sekolah dasar.

“Jadi anak-anak. Ketika bulan Ramadahn tiba kita harus perbanyak melakukan ibadah.” Bu Siska tersenyum. “Coba sebutkan ibadah apa saja yang akan kalian lakukan.”

“Puasa, Bu.” Intan menjawab.

“Tarawih, Bu.” Gantian Mela yang menjawab.

“Tadarus, Bu.” Kiki yang menimpali.

“Tidur, Bu.” Faezal ikut angkat tangan. 

“Kata bu guru tadi kalau bulan puasa tidur pun dapat ibadah. Jadi Ketika bulan Ramadhan Faezal mau tidur terus saja. kan sudah dapat pahala."

Bu Siksa tak tahu harus memasang ekspresi apa.

Srobyong, 11 Juli 2015 


2 comments:

  1. wah... yang pertama bangun di kira udah saur ya... hahaha. pernah sih tapi bukan pas bulan puasa. aku pas hari biasa gitu. bangun aku kira udah ganti hari. hehehe

    yang kedua, yah namanya juga anak kecil. selalu ada aja hal2 kocak yg di liat trus jadi persepsi dia

    yang ketiga jangan deh. masak ya tidur terus. hahhaha

    ReplyDelete
  2. Iya, kalau tidur bakda Ashar, bangunnya suka linglung. Kadang dikira sudah pagi :)

    Nah itu anak kecil lucunya, suka membuat presepsi sendiri.

    Hehh Namanya juga orang yang cari gampang :) padahal banyak ladang pahala lainnya :D

    ReplyDelete