Fenomena Shaf Shalat
Pernahkah kita berebut untuk berada di
shaf paling depan? Sepertinya jarang—kecuali orang-orang tertentu
mestinya. Karena kebanyakan yang ada saat ini orang-orang saat berjamaah
khususnya saat shalat tarawih lebih suka berada di barisan belakang.
Kalau pun ada tempat lowong dan disuruh mengisi mereka akan cepat-cepat
menolak dengan berbagai alasan. Mereka lebih suka membiarkan barisan
kosong di tengah-tengah dari pada mengisi.
Padahal shaf shalat sejatinya itu
penting, namun kadang orang lebih sering menyepelekannya. Ketika
diingatkan bukannya menerima namun malah menganggap orang yang
mengingatkan sebagai seorang yang sok tahu. Naudzubillah. Ini terjadi di
daerah saya, tidak tahu bagaimana di daerah yang lain, semoga hal
seperti ini tidak terjadi.
Asal tahu saja menjaga shaf dalam shalat
itu sangat dianjurkan. Menjaga kerapian dalam barisan salat karena kita
menghadap pada pencipta Alam—Allah. Tidak malukah kita ketika menghadap
pada atasan namun dengan kekacauan? Yah itulah perumpamaannya.
Misalkan saja saat kita upacara bendera
untuk kemerdekaan. Kita dianjurkan berbaris rapi untuk menghormati
bendera merah putih juga para pahlawan. Namun, kenapa ketika kita
disuruh menghormati Allah yang menciptakan kita, malah barisan yang
dibuat semena-mena? Banyak barisan yang bolong atau sengaja menyendiri
karena tidak ingin berada di shaf—barisan paling depan.
Padahal berada dalam barisan terdepan
sesungguhnya, kita akan diberi banyak ganjaran. Juga jika kita mau
menjaga barisan shaf shalat pahala pun akan berlipat.
Albarra r.a berkata: Nabi beersabda :
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya memberi rahmat dan mendoakan pada orang-orang yang sembahyang dalam shaf (barisan) pertama. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Alhakim)
Abu Umamah r.a berkata : Nabi bersabda :
Sesungguhnya Allah memberi rahmat,
sedang Malaikat mendoakan orang-orang yang sembahyaang dalam barisan
pertama. Karena itu ratakan barisanmu dan ratakan bahu-bahumu dan
lunakkanlah terhadap saudara-saudaramuu, dan isilah lubang-lubang di
antara shaf itu (yakni masuklah bila di dalam barisan ada renggang yang
cukup), sebab syaitan masuk di sela-sela barisan itu bagaikan
kambing-kambing kecil. (HR. Ahmada)
Aisyah r.a berkata : Nabi bersabda :
Sesungguhnya Allah memberi rahmat
dan Malaikat, medoakan orang-orang yang menyambung shaf (barisan) dan
siapa yang menutup (mengisi) lobang barisan, maka Allah menaikkannya
satu derajat (HR. Ahmad)
Ibnu Umar r.a berkata : Nabi bersabda :
Siapa yang menyambung barisan, maka
Allah menyambungnya dengan rahmat-Nya, dan siapa yang memutuskan barisan
Allah akan memutuskannya. (HR. Annasai, Alhakim)
Jika saja orang-orang tahu akan
kenikmatan menjaga shaf yang baik dalam salat, niscaya mereka akan
berlomba-lomba untuk menjaganya dan berada di barisan terdepan. [Kazuhana/ BersamaDakwah]
Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau kunjungi langsung ke http://bersamadakwah.net/fenomena-shaf-shalat/
Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau kunjungi langsung ke http://bersamadakwah.net/fenomena-shaf-shalat/
No comments:
Post a Comment