Wednesday, 24 August 2016

[Resensi] Kiat Menjadi Pribadi yang Tidak Mudah Menyerah


Judul               :  Jangan Mudah Menyerah
Penulis             :  Dwi Suwiknyo
Editor              : Nazim
Penerbit           : Genta Group Production
Cetakan           : Pertama, Mei 2016
Halaman          : x + 174 hlm
ISBN               : 978-602-6991-75-1
Peresensi           : Ratnani Latifah, Penyuka buku dan penikmat literasi. Alumni Universitas Islam Nadlatul Ulama Jepara.

“Para pecundang selalu punya banyak alasan untuk mundur dan akhirnya kalah. Sedangkan para  pejuang selalu punya cara untuk tampil terbaik dan meraih kemenangan!” (hal. 3) Berdasarkan kutipan itu, mestinya kita menyadari bahwa menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah itu lebih hebat dari pada menjadi seorang yang pesimis dan tidak berani berjuang dan melangkah.

Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, bagaimana menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah? Maka  buku ini adalah jawaban yang tepat sebagai pembelajaran bagaimana menjadi seorang yang memiliki optimisme yang tinggi.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah selalu mensyukuri apa yang ada. Karena dengan bersyukur akan tercipta jiwa yang ikhlas dalam menerima segala ketentuan Tuhan. Lagi pula jika dihitung-hitung akan nikmat Allah, maka sudah pasti hal itu akan sangat sulit dilakukan saking banyaknya. Bahwa kita hidup saja merupakan nikmat Allah.  Dan nikmat dari Alllah itu akan silih berganti. Satu nikmat telah hilang, nikmat lain siap datang. Allah selalu tahu porsi yang terbaik untuk hamba-Nya. (hal. 17) Jadi ketika cobaan datang, hal yang terbaik yang dilakukan adalah mensyukurinya.

Kedua, berpikir positif, menyadari  bahwa hidup adalah anugerah.  Sejak awal manusia diciptakan dipilih sebagai makhluk paling sempurna adalah anugerah.  Sebagaimana yang dipaparkan ilmuwan terkemuka—Tony Buzan dalam tulisannya yang berjudul Head Strong. Yang mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang sangat ajaib dengan komposisi tubuh yang dimiliki (hal. 38)  Atau tentang kecerdasaan yang dimiliki manusia dengan potensi-potensi yang berbeda itupun anugerah. Itulah nikmat yang telah Allah berikan pada hamba-Nya.

Ketiga, siap menjalani  hidup  dan melakukan yang terbaik.  Tidak peduli bagaimana keadan yang ada, kita harus hidup dengan baik. Kebahagian itu tidak semata-mata pada kepemilakan atas hidup ini, namun bagaimana cara menjalani hiudp yang lebih menetukan  arti bahagia yang hakiki. (hal.71). Setelah siap menjalain dan  sudah memiliki tujuan, maka itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Melakukan yang terbaik. “Yang terbaik kita lakukan. Kebaikan pula yang akan kita dapatkan”. (hal. 79)

Keempat, Selalu mengingat Allah. Karena Allah akan selalu menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya. Dengan mengetahui kebesaran dan kuasa Tuhan, kita bisa belajar hanya pada-Nya, kita bersandar dan memohon.   Allah-lah yang maka kaya dan hanya pada-Nya manusia akan kembali.

Kelima, selalu bersabar. Dalam menghadapi segala cobaan hidup, sabar adalah pondasi  yang harus dimiliki setiap insan. Dengan memiliki kesabaran akan membuat seseorang menjadi pribadi yang selalu dekat dengan Tuhan dan dekat dengan sikap ikhlas.  Kesabaran itu berarti memiliki kesadaran, bahwa kesulitan itu tidak akan berlangsung lama. Setelah kesulitan akan ada kemudahan.  Bukankah Allah sudah mengingatkan hal itu dalam firman-Nya?

Keenam, Memiliki mental kuat dan tidak mudah  putus asa atau menyerah. Meski harus jatuh berkali-kali, kita harus bangkit dan berjuang lagi.  Jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk cepat menyerah, tapi malah semakin semangat untuk bangkit dan terus mencoba. Sebaiknya harus selalu berprasangka baik pada Allah. (hal. 164)  Kita harus damai dengan diri sendiri dan terus berjuang tanpa kenal lelah. Karena di balik usaha keras, kita bisa menuai kesuksesan yang sempat tertunda. Karena kegagalan itu bukan akhir, namun awal dari sebuah perjalanan.

Buku ini  dipaparkan dengan bahasa renyah, sehingga mudah untuk dipahami. Dalam membahas bagaimana menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah, penulis juga menyertakan kisah-kisah inspiratif yang bisa diteladani. Buku ini sangat cocok untuk dibaca bagi kita yang ingin membangun optimisme—tidak mudah menyerah dalam hidup dan berjuang meraih impian.  Dengan membacanya,  kita akan dilatih agar selalu menjadi hamba yang sabar dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi segala kepehidup. Recomended.

Srobyong, 19 Juli 2016 

Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 21 Agustus 2016 



2 comments:

  1. bagus reviewnya, keren... slam kenal,,,..

    salam blogger..


    www.qurban-aqiqah.com

    ReplyDelete