Thursday, 11 August 2016

[Resensi] Belajar Sejarah dan Budaya dengan Mengunjungi Museum


Judul               : Jelajah 62 Museum
Penulis             : Nadrah & Hanbun
Penyunting      : Marina Ariyani
Penerbit           : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan           : Pertama, 2015
Halaman          : 248 hlm
ISBN               : 978-602-249-990-9
Peresensi         : Ratnani Latifah, Penikmat buku dan penyuka literas, alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama.

Bung Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.”  Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki berbagai macam budaya dan sejarah. Karena sebelum Indonesia merdeka  banyak napak tilas berbagai kejadian yang pernah ada sebagai bukti jejak perjuangan bangsa—itulah sejarah—kejadian di masa lampau yang bisa dipelajari untuk diamil manfaatnya.

Dan musuem adalah tempat yang mengabadikan jejak sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Sebuah tempat yang menunjukkan bukti menghormati jejak para pahlawan di Indonesia.  Di sana terdapat berbagai jenis peninggalan yang bisa kita lihat sebagai bukti outentik dan bisa diambil tambahan ilmu pengetahuan.

Museum sendiri di Indonesia jika dihitung keseluruhannya mungkin  ada tiga ratusan lebih yang tersebar di berbagai kota. Salah satunya di Jakarta yang konon terdapat 62 museum yang harus dikunjungi.  Kita tinggal memilih  musem apa yang dingin dikunjungi, sesuai dengan pengetahuan yang ingin diketahui. 

Misalnya saja jika ingin mengetahui tentang para pahlawan revolusi, maka kita bisa berkunjung ke Museum Paseban yang masih dalam kawasan Monumen Pancasila Sakti.  Diresmikan tangal 1 Oktober 1981 oleh  M.H. Soeharto dan direnovasi 2013. Dalam museum ini terdapat 16 diorama. Di antaranya : pengangkatan jenazah dari sumur maut, upacara pemberangkatan jenazah  Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, dan diorama yang menggambarkan penculikan para jenderal dan pahlawan revolusi lainnya.  (hal. 16) Selain itu ada pula foto para pahlawan revolusi yang gugur sebagai perisai bangsa.

Kalau ingin mengenal tentang budaya Pencak Silat, bisa mengunjungi Museum Pencak Silat.  Sebagaimana diketahui, pencak silat adalah salah satu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia dan telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Museum ini menyajikan infomasi mengenai sejarah pencak silat beserta penyebarannya di tanah air.  Memiliki koleksi berupa busana pencak silat, tetabuhan, pengobatan tradisional dan senjata yang disimpan dalam kotak kaca. (hal. 23)
Dan jika ingin menambah pengetahuan tentang listrik, maka bisa mengunjungi  Museum Listrik dan Energi Baru yang terletak di kawasan  Taman Mini Indonesia Indah.  Diresmikan pada 1995. Museum yang memiliki tiga lantai ini menawarkan banyak hal yang menarik—inovatif dan edukatif. Antara lain : adanya pergaan Reaktor Nukilir PWR (Pressurized Water Reaction). Ada pula ruang Cerdas Energi dan Ruang Cedas Listrik. (hal. 45)

Tidak kalah menarik, jika ingin mengenal keberagaman satwa di Indonesia, bisa mengunjungi Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia yang diresmikan pada 1978. Terdapat 500 ekor hewan awetan dari 150 satwa di museum, serta 200 ekor dari 55 jenis satwa, terutama reptil dan amfibi.

Jika ingin mengetahui cerita di balik  secarik kerta bernama teks proklamasi, maka bisa mengunjungi Museum Perumusan  Naskah Proklamasi.  Sebagaimana kita ketahui, teks proklamasi memiliki kaitan erat dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Sebuah peristiwa penting  yang terjadi pada tanggal 16-17 Agustus 1945 yaitu perumusan naskah proklamasi. (hal. 154-155). Di museum ini kita akan disuguhi  diorama yang menceritakan Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebarjdo ketika merumuskan naskah proklamasi, kronologi perumusan  naska proklamasi, pianao yang  dijadikan tempat Soekarno dan Hatta menandatangani naskah  tersebut, foto dan poster perjuangan, patung dada beberapa tokoh dan lain-lain.

Selain museum-museum yang sudah disebutkan, masih banyak lagi museum di Jakarta yang wajib dikunjungi untuk menambah pengetahuan sejarah dan budaya bangsa Indonesia.  Sebut saja Museum Nasional yang merupakan rekam jejak nyata kebudayaan Indonesia, Museum Sejarah Nasioanl yang adalah rekam jejak sejarah bangsa Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional—sebuah museum yang menunjukkan perjuangan baru melalui kekuatan pemikiran pemudah bangsa Indonesia dan masih banyak lagi museum yang bisa dikunjungi.

Berdasarkan kenyataan itu, jika saat ini kebanyakan orang menganggap mengunjungi museum adalah kegiatan yang membosankan, maka anggapan itu salah. Museum adalah tempat yang selayaknya harus dikunjungi oleh warga Indonesia. Karena dari kunjungan itu, selain  bisa menikmati liburan, kita juga bisa menyerap ilmu pengetahuan tentang sejarah dan budaya di Indonesia.

Srobyong, 2 Agustus 2016 

Versi asli ketika mengirim ke Koran Jakarta. Versi pemuatan bisa dibaca di sini

Dimuat di Koran Jakarta, Senin 8 Agustus 2016 




4 comments:

  1. Replies
    1. Terima kasih Mas, Nunu masih belajar mereview lebi baik lagi. Riview sampeyan juga bagus.

      Eh terima kasih sudah berkenan mampir di blog sederhana ini. ^_^

      Delete
  2. Apalah apalah pokoknya mba Ratna... (y)
    Cakep...

    ReplyDelete