Judul : Cara Mudah Memikat Hati Orang
Lain
Penulis : Dwi Suwiknyo
Penerbit : Quanta, Elex Media Komputindo
Cetekan : Pertama, Desember 2015
Halaman : v + 151 hlm
ISBN : 978-602-02-7796-7
Peresensi : Ratnani Latifah, penikmat buku dan
liteasi, alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Resensi versi 2
Resensi versi 2
Disadari atau tidak, mengetahui cara
berkomunikasi yang baik pasti akan sangat berguna dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat. Mengingat sebagai makhluk sosial, kita akan selalu berhubungan
dengan berbagai macam karakteristik. Ketika mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi yang baik, maka mudah bagi kita untuk memikat hati orang lain
sehingga akan timbul kepercayaan dan kenyamanan.
Pertama yang harus diketahui terlebih dahulu agar mengetahui
cara berkomunikasi yang baik adalah dengan mengenali pribadi orang-orang di
sekeliling kita. Dengan mengetahui kepribadian orang lain, kita bisa
memperkirakan bagaimana cara pendekatakan yang baik sesuai dengan kepribadiannnya.
Menyadari betapa pentingnya membangun
komunikasi yang baik, Dwi Suwiknyo menghadirkan buku ini. Mengulas tentang bagaimana menjadi pribadi
yang mudah disenangi karena menggunakan cara berkomunikasi yang baik—lues,
sopan dan tetap komunikatif.
Fokus dalam buku ini sesungguhnya
sangat sederhana. Dwi Suwiknyo hanya membagi menjadi tiba bagian saja.
Mengenalkan tiga rumus yang harus dipraktikan jika ingin menjadi pribadi yang
disenangi karena bisa membangun cara berkomunkasi yang baik.
Rumus 6B
Agar menjadi pribadi yang lues dalam
berkomunikasi maka seyogyanya mempraktikkan enam rumus ini. Di antaranya selalu
berkata benar. Perkataan bisa membuat kesan baik bagi teman bicara yang
ditemui. Apakah orang itu jujur atau tidak. Dan kebenaran akan selalu disukai banyak orang, sehingga
dengan sendirinya akan membuat orang lain suka. (hal. 17)
Tidak lupa selalu berkata dengan
fasih, sehingga membuat orang lain mudah memahami apa yang diucapkan. Agar
tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam
melakukan komukasi juga harus membiasakan berkata baik, hormat, lemah lembut,
dan pantas. Semuanya ini harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Agar apa yang dikatakan itu sesuai dengan kenyataan.
Poin penting dalam berkomunikasi
adalah selalu berbicara dengan cara yang baik. Berbicara yang baik adalah
sumber kebaikan hidup. Bagaimaan cara bertutur kata dalam berbicara bisa dijadikan penilaian
bagaimana kepribadian seserang. Karena biasanya orang yang berkepribadian baik
memang lebih suka berkata dengan kata-kata yang
baik.
Rumus 5S
Pada bagian ini, penulis mengenalkan
cara efektif agar orang lain merasa nyaman jika berkomunikasi dengan kita. Apa
yang dipaparkan di sini, kesemuanya sudah diprakikkan penulis. Ketika kita mau
berkomunikasi yang baik, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah selalu
bersikap ramah. Ini kunci dari sebuah komunikasi yang baik.
Memberikan senyuman saat mengucapkan salam dan menyapa dan selalu
mempraktikkan sopan santun. Penting diketahui bahwa sebuah senyuman memiliki
efek luar biasa ketika membangun komunikasi. “Ingatlah, senyuman tidak butuh
biaya sedikit pun, tetapi membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi
miskin orang yang memberinya, justru akan menambah kaya bagi orang yang
mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun
membekas kekal dalam ingatan sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang
tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya.”
(hal. 63)
Rumus 4T
Dalam berkomunikasi dan menjalin
hubungan dengan orang lain, empat rumus ini menyadarkan bahwa sebuah hubungan
itu tidak hanya sekadar menyapa dan berlalu pergi. Tapi penting untuk
memahami orang lain, agar sebuah hubungan
itu terus berlanjut karena sudah merasakan kenyaman dalam berinteraksi. Seperti taaruf. Komunikasi akan dirasa lebih
nyaman jika kedua belah pihak saling mengenal, hingga kemudian bisa saling
memahami. Lalu dengan memahami, maka hal itu
bisa membuat hubungan dengan orang lain
terjalin erat.
Buku ini sangat inspiratif dan sarat
makna. Mengenalkan kiat agar bisa membuat orang lain merasa nyaman dalam
berkomunikasi. Mengajarkan cara yang baik dalam membangun hubungan di mana pun.
Karena dalam hidup bermasyarakat—atau hidup berosialisasi memang tidak baik
untuk menjadi pribadi yang mengedepankan egoisme. Karena sikap egois hanya akan
membuat orang lain merasa tidak nyaman dan membuat dijauhi.
Dipaparkan dengan bahasa yang ringan
dan renyah. Ditambah ada kisah-kisah inspiratif yang bisa diteladani yang
semakin membuat nilai tambah pada buku ini. Mustahil semua orang akan menyukai
kita bila kita tidak pernah berbuat kebaikan untuk mereka. (hal. 127)
Srobyong, 8 Mei 2016
Dimuat di Koran Pantura, Rabu 3 Agustus 2016 |
No comments:
Post a Comment