Sunday, 31 January 2016

[Review] Kisah Bintang yang Memilih Jatuh



Dari sekian banyak hal yang bisa kau lupakan, otakmu memilih melupakanku. (hal. 21)

Kaget dan frustasi itulah yang Sam rasakan ketika pasca operasi tumor yang dilakukan Lynn, kekasihnya. Gadis itu mengalami amnesia dan dari sekian banyak ingatan yang selama ini dimiliki, nama Sam-lah yang dilupakan. Namun Sam mencoba  tegar di depan Lynn, meski hatinya teriris. Seperti janji yang pernah dia buat dulu, dia pun menceritakan kembali semua tentang kisah mereka. (hal. 8)

Perlahan, Sam menceritakan semua. Kedekatakan mereka sedari kecil karena rumah mereka bertetangga,  hingga bagaimana mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih. Tapi, tetap saja ingatan Lynn tidak juga kembali. Gadis itu malah bisa mengingat Billy, Leon, Evi dan Dani, ketika mereka berkunjung.  (hal. 54) Hal itu cukup membuat Sam merasa sedih, karena menyadari ternyata hanya dirinya yang dilupakan.

Dan Sam semakin sedih ketika mendengar ucapan Leon. Bahwa selama ini dia terlalu egois dengan memaksa Lynn untuk mengingat kembali kenangan mereka dan meminta gadis itu untuk jatuh cinta lagi padanya. Serta sebuah rahasia yang Billy katakan, mereka (Billy dan Lynn) pernah menjalin hubungan. (hal. 99) Dan kenyataan bahwa Billy sampai sekarang masih menyukai gadis itu.

Sejak kejadian itu, Sam memilih menghindar. Dia tidak mau menemui Lynn lagi.  Mungkin Leon atau Billy bisa menjaga Lynn lebih baik daripada dirinya. Tapi entah bagaimana dengan perasaan Lynn sendiri. Siapa laki-laki yang dicintainya, Billy atau Sam? Dan apakah dia memang merasa terbebani seperti yang dikatakan Leon?

Membaca novel ini sukses membuat perasaan campur aduk. Gemas dengan para tokoh cowok yang ada dalam novel. Seperti Sam yang memiliki sifat penakut dan rendah diri. Dia selalu mudah termakan dengan omongan orang lain. Sam terlalu pesimis dan memiliki pemikiran yang sempit. Begitupun Ayah Sam dan Lynn. Lalu tokoh Leon yang selalu mengompori dan suka ikut campur. Cowok ini ngeselin banget. Sosok Billy  awalnya terlihat keren dengan segala sikap dewasanya.  Tapi di bagian akhir sukses membuat saya meralat pendapat itu.   

Novel ini memiliki  sudut pandang unik karena pilihan pov-nya. Penulis tidak memakai kata ganti dia untuk tokoh Lynn, tapi kamu. Jadi pemilihan pov dua untuk menggambarkan Lynn, seolah tokoh aku itu benar-benar bercerita dengan baik. Apalagi tokoh ini dari sudut pandang cowok.

Hanya saja pemilihan setting di Jawa Timur, jika dilihat dari nama terasa kurang pas. Dan masih ada beberapa kesalahan penulisan dari buku ini.  Tapi lepas dari semua itu ..., novel ini memiliki kekuatan tersendiri dalam segi gaya bercerita yang asyik untuk diikuti.  Serta banyak hal yang bisa dipetik dari buku ini.  

Novel ini tidak hanya menceritakan tengan kisah cinta yang mendayu-dayu antara Lynn dan Sam. Tapi juga masalah keluarga yang harus dihadapi masing-masing tokoh. Sejak kecil Sam ditinggal ayah yang sangat disayanginya pergi. Bagaimana perasaan anak ketika tiba-tiba ayahnya kabur? Hal itu membuat Sam memiliki ketakutan jika dikhianati. “Tidak ada luka yang lebih besar daripada luka hati karena dikhianati oleh orang yang kita cintai.” (hal.63)


Lalu ada juga quote yang mengajak pembaca untuk memiliki pikiran  positif, “Jangan melihat orang dari penampilannya saja.” (hal. 65) Dan selalu memiliki hati lapang.“Memaafkan bisa jadi sangat melegakan. (hal. 65) Juga pesan bahwa sebuah usaha keras lama-lama akan berhasil juga. “Orang bilang kegigihan bisa meruntuhkan tembok.” (hal. 144) Novel ini ditutup dengan twist ending yang cukup mengagetkan dan membuat sesak. Meski bagi saya sendiri pada bagian-bagian akhir ada clue yang membuat saya menduga akan seperti itu. But Keseluruhan novel ini asyik untuk dinikmti. Recomended untuk dibaca.  

Spesifikasi Buku


Judul               : When The Star Falls
Penulis             : Andry Setiawan
Penyunting      : Yooki
Ilustrasi Isi      : @teguhra
Penerbit           : Penerbit Haru
Cetakan           : Pertama, Oktober 2015
Halaman          : 204 hlm

ISBN               : 978-602-7742-58-1

No comments:

Post a Comment