[Dimuat di Radar Banyuwangi, Jawa Pos Group. Edisi, Minggu 18 Oktober 2015]
*Kazuhana El Ratna Mida
Mata
tajam itu terus menatap. Penuh kesal. Sesekali menarik napas dan menghembuskannya
dengan kasar. “Bocah
cilek dikandani wongtuo kok gak nurut.” Cerutunya mengepulkan asap.
“Pokokke bapak orak setuju.” Tatapannya berkilat. “Eleng, Mid. Pamali gegawean sasi suro.”
Khamid
hanya diam bergelut dengan hatinya. Dia
harus mencari cara yang baik untuk menjelaskan perihal mitos dan bid’ah yang seharusnya tidak diimani itu. Agar tidak menyinggung
bapaknya. Muharam
itu bulan berkah.
~*~
Ceritanya juga tidak jauh beda dengan di desaku, mbak...
ReplyDeletemasih kental dengan hal tersebut. :3
mbakk, jalan-jalan ke blog ku juga ya...
ReplyDelete*Promosi... hee
Iya, kebanyak masalah suro memang banyak mitosnya. Iya, insya Allah Rohma. Makasih yang sudah berkanan mampir ^^
ReplyDeleteSemua hari adalah baik.
ReplyDeleteEh, emang ga boleh ya nikah bln muharam?
Hihiiii...
Aku baru tau
Iya Mbak setiap hari itu baik. Sebuah kepercayaan di daerah saya Mba Anggarni, bahwa suro itu ada mitos larangan melakukan gawe (nikah) karena ditakutkan pernikahan tidak berkah. bisa cekcok rumah tangga atau salah atau meninggal. Wallu a'lam. Tapi emang di bulan suro jarang yang gawe, entr lanjut pas sapar baru mulai ada ngatenan banyak hehhh.
ReplyDelete