Wednesday 22 February 2017

[Resensi] Mengenali dan Mengatasi Demam Berdarah

Dimuat di Kabar Madura, Senin 6 Februari 2017 


Judul               : Bijak Memahami Masalah Kesehatan Terkini
Penulis            : Profesor Zullies Ikawati, Ph.D., Apt.
Penerbit           : Kanisius
cetakan             :  Pertama, 2016
Tebal               : 204  Halaman
ISBN               : 978-979-21-4908-1
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.


Bijak Memahami Masalah Kesehatan Terkini merupakan buku karya Profesor Zullies Ikawati, Ph.D., Apt. Seorang guru besar Farmakolagi dan Farmasi Klinis, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah mada.  Dia menerima gelar doktornya di Ehime Universitas School of Medicine Japan di bidang farmakolagi. Buku ini mengenalkan tentang berbagai penyakit yang ada di lingkungan masyarakat, beserta gejala, pencegahan dan cara mengobatinya.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aides aegypti betina.  Virus Dengue menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan, yang jika parah dapat menimbulkan kematian (hal 60).

Merupakan salah satu masalah penyakit utama di Indonesia. Bahkan di beberapa daerah Indonesia dilaporkan menjadi daerah endemik sehingga warga harus meningkatkan kewaspadaan. Di musim hujan  wabah penyakit demam berdarah sangat  mudah menjangkit siapa saja.

Penyakit DBD memiliki gejala yang kadang sering tidak terduga. Namun secara umum, ciri-cirinya adalah mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu suhu badan antara 38-40 atau lebih. Lalu mulai tampak bintik-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang.  Kadang-kadang mengalami mimissan, muntah darah atau berak darah,  ujung tangan dan kaki berkeringat dingin. Kadang juga badan terasa pegal-pegal dan kepala pusing, tidak nafsu makan, jika makan lidah terasa pahit, berkeringat dingin dan mual (hal 61-62).

Penyakit ini sedikit banyak memiliki ciri-ciri yang sama dengan penyakit tifus. Karena itu kadang banyak orang yang merasa salah paham perihal penyakit ini.  Untuk itulah perlu kita tahu apa perbedaannya agar bisa cepat menanggulanginya. Jika DBD disebabkan virus maka penyakit tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.  

Perbedaan yang paling khas adalah pada pola demamnya. Pada  penderita DBD, gejajal panas tinggi terjadi secara mendadak, sedang pada tifus biasanya timbul pada sore atau malam hari.  Pagi  menjelang siang sudah mulai turun, lalu sore harinya kembali panas. Ciri khas lain demam dengue adalah pada hari kelima biasanya demamnya turun. Namun ini bukan pertanda semakin membaik. Ini merupakan fase berbahaya karena merupakan fase kritis. Sementara pada pasien tifus demam yang turun artinya penyakit semakin membaik (63-64).

Untuk lebih jelanya bisa melakukan cek laboratorium agar bisa mendeteksi  penyakit yang menyerang. Seperti dengan melakukan imuglobulin G (IgG) atau imuglobulin M (IgM) dengue dan NSI Ag (antigen) dengue. Pemeriksaan IgG atau IgM dengue adalah untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus dengue.  Sehingga tidak

Sedang langkah pertama untuk mengobati demam berdarah adalah memberi minum sebanyak-banyakknya. Airnya bisa berupa air masak yang dibubuhi garam oralit atau gula, susu, air kelapa, jus buah-buahan atau air teh.  Untuk demamnya bisa diberi obat penurun panas parasetamol. Dan untuk rasa mual bisa diberi obat antimual. Namun jika gejalanya sudah semakin parah, maka harus dirawat di rumah sakit.

Selain memaparkan tentang  ciri-ciri dan cara pengobatan demam berdarah, buku ini juga memaparkan berbagai penyakit yang sering dialami kebanyakan masyarakat. Buku ini dijelaskan dengan gaya bahasa yang akurat dan mudah dipahami. Banyak ilmu yang bisa diambil setelah membaca buku ini. Serta semakin menyadari pentingnya hidup sehat. Karena kesehatan itu memang sangat mahal.

Ada baiknya kita mencegah sebelum mengobati. Untuk mencegah wabah demam berdarah, seyogyanya kita selalu melakukan 3 M (menguras, menimbun dan membakar) tempat-tempat yang mudah digenangi air, tempat bersarangnya nyamuk Aides aegypti, menggunakan serbuk abate, memakai lotion atau obat nyamuk dan banyak lagi.

Srobyong, 5 Desember 2016 

2 comments:

  1. wahhh lengkp banget resensinya... mudah di pahami.. jadi pengen baca keseluruhan bukunya

    www.kananta.com

    ReplyDelete