Dimuat di Koran Pantura, Senin 9 Januari 2017 |
Judul : Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta
Melalui Mimpi
Penulis : Eka Kurniawan
Penyunting : Ika Yuliana Kurniasih
Penerbit : Penerbit Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, Maret 2015
Halaman : vi + 170 hlm
ISBN :
978-602-291-072-5
Peresensi : Ratnani
Latifah, penikmat buku dan literasi alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jepara.
Terdiri dari 15 cerita pendek, buku
ini bisa membuat pembaca hanyut memasuki labirin yang entah kapan bisa keluar. Sebagian banyak cerpen-cerpen yang dituangkan
Eka Kurniawan dalam buku ini adalah tentang perasaan terluka—patah hati, dari
berbagai kerancauan hidup. Kelebihan dari semua cerpen yang ada di sini adalah,
penulis bisa mengusung ide cerita sederhana namun dikemas dengan keunikan
tersendiri, sehingga membuat cerita semakin berwarna.
Diawali dengan kisah Gerimis yang
Sederhana. (hal. 1) Pertemuan antara Mei dan Efendi. Lalu kehadiran seorang
pengemis, yang kemudian membuka tabir
tentang sebuah rahasia. Diceritakan dengan gaya bahasa lugas dan tidak
berele-tele. Eka Kurniawan sangat piawai
dalam membuat kisah ini menjadi cerita manis, pahit dan menghentak.
Kemudian kisah Gincu Ini Merah,
Sayang. (hal.13) Judulnya saja sudah menarik. Begitupun ceritanya yang ternyata
mengangkat tentang seorang PSK. Bagaimana Marni yang akhirnya merasakan cinta
dan gayungnya juga disambut. Marni akhirnya menikah dengan Rohmat Nurjaman.
Pertemuan mereka di bar Beranda membuat mereka saling jatuh cinta. Dan
memutuskan menghapus semua masa lalu. Tapi hanya karena sebiah gincu merah,
pernikahan itu mengalami prahara. Entah ada apa dengan dengan keberadaan gincu
merah itu.
Cerpen ini diceritakan dengan alur
maju mundur. Jadi selama membaca, akan ada potongan puzle yang membuat ingin
mengetahui di balik maksud gincu merah.
Cerita ketiga adalah Perempuan Patah
Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi. (hal. 25) Cerpen yang dijadikan judul cover
buku ini. Sebagai sebuah judul memang
agak panjang, tapi jangan khawatir, cerita yang ditawarkan akan membuat pembaca
merasa puas dengan gaya penuturan penulis.
Maya merasa sangat terluka, ketika
pada malam sebelum menikah, dia
ditinggalkan sang kekasih. Yang lebih membuatnya terpukul adalah kekasihnya itu
meninggalkan dirinya karena lebih memlih sahabatnya. Alasan itulah yang kemudia membuatnya
mengiris nadi. Hanya saja ternyata dia masih bisa diselematkan. Dalam masa istrihatanya itu, tiba-tiba dia
memperoleh mimpi aneh.
Dalam mimpi itu dia akan memiliki
kekasih baru yang tampan dan menjanjikan kehidupan bahagian. Tak hanya sekali
tapi berulang kali mimpi itu hadir dalam tidurnya. Dikisahkan kekasihnya itu
tinggal di kota kecil Pangandaran. Namun
adakah mimpi itu benar nyata atau hanya sebuah halusinasi? Ending cerita ini sungguh mengejutkan dan
bisa dibilang gila.
Dan sebuah kisah yang tidak kalah
menarik adalah Cerita Batu (hal. 77)
Sebagaimana manusia, batu ini memiliki perasaan. Dia ingin dihormati dan
tidak suka jika diperlakukan semena-mena.
Pernah suatu hari ada seorang lelaki yang membuatnya dirinya merasa
terhina. Sehingga dia bertekad untuk membalas dendam pada lelaki itu. Entah apa yang dibuat lelaki itu hingga batu
merasa marah.
Tapi dalam perjalannya melakukan
aksi balasa dendam, dia menemukan kenyatakan yang tidak pernah dia tahu
sebelumnya. Kalau ternyata selalu ada kejahatan di mana-mana.
Bagaimana pun Eka Kurniawan berhasil
menciptakan cerpen dari kisah-kisah sederhana namun dengan kemasan yang tidak
biasa. Sehingga membaca kumpulan cerpen ini, kita bisa menemukan banyak hal-hal
baru. Bagaimana mengolah ide yang biasa jadi luar biasa. Pun bagaimana mengolah gaya bahasa yang
sederhana tapi tetap membekas di hati pembaca. Inilah kelihaian penulis yang
karyanya memang sudah wara-wiri di berbagai media Indonesia, pernah terpilih
sebagai salah satu “Global Thinkers of
2015” dan menjadi penulis Indonesia pertama dalam daftar Man Booker
International Prize 2016.
Selain empat cerita itu, cerita yang
lain pun tidakalah menarik dan sangat menghibur. Sebagaimana kisah Kapten Bebek Hijau atau
Pelajaran Memelihara Beo. Sederhana tapi
selalu ada kejutan yang diberikan penulis. Ada juga pesan tersirat yang bisa
diambil dari buku ini. Bahwa hubungan antara dua manusia itu jika tidak diikuti dengan saling memberikan
kepercayaan, maka keretakan itulah yang akan didapat. Atau bahwa dendam sejatinya tidak akan
membuat perasaan merasa lega. Dan harusnya kita selalu mensyukuri apa yang
sudah Tuhan berikan.
Srobyong, 10 Mei 2016
Keren reviewnya :)
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Hana sudah mampir dan membaca coretan sederhana ini :)
Delete