Wednesday 15 February 2017

[Resensi] Kisah Tentang Orang-Orang yang Patah Hati

Dimuat di Koran Pantura, Senin 9 Januari 2017 

Judul               : Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Penulis             : Eka Kurniawan
Penyunting      : Ika Yuliana Kurniasih
Penerbit           : Penerbit Bentang Pustaka
Cetakan           : Pertama, Maret 2015
Halaman          : vi + 170 hlm
ISBN               : 978-602-291-072-5
Peresensi           : Ratnani Latifah, penikmat buku dan literasi alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.


Terdiri dari 15 cerita pendek, buku ini bisa membuat pembaca hanyut memasuki labirin yang entah kapan bisa keluar.  Sebagian banyak cerpen-cerpen yang dituangkan Eka Kurniawan dalam buku ini adalah tentang perasaan terluka—patah hati, dari berbagai kerancauan hidup. Kelebihan dari semua cerpen yang ada di sini adalah, penulis bisa mengusung ide cerita sederhana namun dikemas dengan keunikan tersendiri, sehingga membuat cerita semakin berwarna.

Diawali dengan kisah Gerimis yang Sederhana. (hal. 1) Pertemuan antara Mei dan Efendi. Lalu kehadiran seorang pengemis, yang kemudian membuka tabir  tentang sebuah rahasia. Diceritakan dengan gaya bahasa lugas dan tidak berele-tele.  Eka Kurniawan sangat piawai dalam membuat kisah ini menjadi cerita manis, pahit dan menghentak.

Kemudian kisah Gincu Ini Merah, Sayang. (hal.13) Judulnya saja sudah menarik. Begitupun ceritanya yang ternyata mengangkat tentang seorang PSK. Bagaimana Marni yang akhirnya merasakan cinta dan gayungnya juga disambut. Marni akhirnya menikah dengan Rohmat Nurjaman. Pertemuan mereka di bar Beranda membuat mereka saling jatuh cinta. Dan memutuskan menghapus semua masa lalu. Tapi hanya karena sebiah gincu merah, pernikahan itu mengalami prahara. Entah ada apa dengan dengan keberadaan gincu merah itu.

Cerpen ini diceritakan dengan alur maju mundur. Jadi selama membaca, akan ada potongan puzle yang membuat ingin mengetahui di balik maksud gincu merah.

Cerita ketiga adalah Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi.  (hal. 25) Cerpen yang dijadikan judul cover buku ini.  Sebagai sebuah judul memang agak panjang, tapi jangan khawatir, cerita yang ditawarkan akan membuat pembaca merasa puas dengan gaya penuturan penulis.

Maya merasa sangat terluka, ketika pada  malam sebelum menikah, dia ditinggalkan sang kekasih. Yang lebih membuatnya terpukul adalah kekasihnya itu meninggalkan dirinya karena lebih memlih sahabatnya.  Alasan itulah yang kemudia membuatnya mengiris nadi. Hanya saja ternyata dia masih bisa diselematkan.  Dalam masa istrihatanya itu, tiba-tiba dia memperoleh mimpi aneh.

Dalam mimpi itu dia akan memiliki kekasih baru yang tampan dan menjanjikan kehidupan bahagian. Tak hanya sekali tapi berulang kali mimpi itu hadir dalam tidurnya. Dikisahkan kekasihnya itu tinggal di kota kecil Pangandaran.  Namun adakah mimpi itu benar nyata atau hanya sebuah halusinasi?  Ending cerita ini sungguh mengejutkan dan bisa dibilang gila.

Dan sebuah kisah yang tidak kalah menarik adalah Cerita Batu (hal. 77)  Sebagaimana manusia, batu ini memiliki perasaan. Dia ingin dihormati dan tidak suka jika diperlakukan semena-mena.  Pernah suatu hari ada seorang lelaki yang membuatnya dirinya merasa terhina. Sehingga dia bertekad untuk membalas dendam pada lelaki itu.  Entah apa yang dibuat lelaki itu hingga batu merasa marah.

Tapi dalam perjalannya melakukan aksi balasa dendam, dia menemukan kenyatakan yang tidak pernah dia tahu sebelumnya. Kalau ternyata selalu ada kejahatan di mana-mana.

Bagaimana pun Eka Kurniawan berhasil menciptakan cerpen dari kisah-kisah sederhana namun dengan kemasan yang tidak biasa. Sehingga membaca kumpulan cerpen ini, kita bisa menemukan banyak hal-hal baru. Bagaimana mengolah ide yang biasa jadi luar biasa.  Pun bagaimana mengolah gaya bahasa yang sederhana tapi tetap membekas di hati pembaca. Inilah kelihaian penulis yang karyanya memang sudah wara-wiri di berbagai media Indonesia, pernah terpilih sebagai salah satu “Global Thinkers of  2015” dan menjadi penulis Indonesia pertama dalam daftar Man Booker International Prize 2016.

Selain empat cerita itu, cerita yang lain pun tidakalah menarik dan sangat menghibur.  Sebagaimana kisah Kapten Bebek Hijau atau Pelajaran Memelihara Beo.  Sederhana tapi selalu ada kejutan yang diberikan penulis. Ada juga pesan tersirat yang bisa diambil dari buku ini. Bahwa hubungan antara dua manusia itu  jika tidak diikuti dengan saling memberikan kepercayaan, maka keretakan itulah yang akan didapat.  Atau bahwa dendam sejatinya tidak akan membuat perasaan merasa lega. Dan harusnya kita selalu mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan.


Srobyong, 10 Mei 2016 

2 comments: