Judul : Dear Friend with Love
Penulis : Nurilla Iryani
Penerbit : Stiletto Book
Cetakan : Pertama, Oktober 2012
Tebal : 146
ISBN : 978-602-7572-07-2
Dear
Friend With Love karya Nurilla Iryani ini novel dengan tema sederhana namun
keren dalam eksekusinya. Tema yang diambil perihal cinta, persahabatan dan
perjodohan. Sebuah tema yang sudah umum
dipakai bagi sebagian penulis
novel. Hanya saja tema biasanya ini menjadi luar
biasa berkat kelihaian penulis dan memamparkannya. Kisahnya diramu dengan baik
hingga membuat novel tetap asyik untuk dinikmati.
Dalam hal ini penulis memakai sudut pandang tokoh secara bergantian dengan gaya bahasa yang renyah, juga kadang kocak. Tapi itulah uniknya Nurilla, sehingga kisah yang dipaparkan serasa hidup. Pembaca jadi bisa menilai karakter tokoh, entah itu suka atau malah benci dan gregetan.
Novelnya sendiri berkisah tentang Karin yang sudah hampir 8 tahun menyukai Rama, sahabatnya sendiri. Inilah alasan yang membuat Karin memilih jomblo di usianya 25 tahun lebih dua bulan.
Loving
someone who doesn’t love you back is such a hell on earth. Especially, when you
can’t even show your love for the sake of friendship. Oh, or maybe, you need
that friendship for take sake of your love? (hal
1).
Sayangnya, Rama tidak peka dengan perasaan Karin, bahkan dia kerap curhat perihal pacar-pacarnya tanpa rasa bersalah pada Karin. Khususnya tentang Astrid yang akan segera dinikahi Rama.
“Again and
again. Aku cuma jadi tempat sampahnya Rama bercerita tentang para perempuan
itu. Dan di antara sekian banyak perempuan yang pernah dia jadikan pacar, why
is it never me?” (hal 6).
Sampai kemudian muncul Adam yang memberi warna pada kisah ini. Ternyata Ibu Karin merencanakan sebuah perjodohan dengan putra dari salah satu temannya—yang ternyata teman Karin di masa kecil dulu—yang dulu selalu Karin bully.
Di
sinilah, permasalahan mulai timbul. Rencana pernikahannya dengan Astrid
ternyata tidak berjalan lancar. Selain Astrid yang lebih rempong dengan segala
urusan dan mendominasi semua persiapan bahkan menginginkan Rama memakai setelan
baju pink untuk pernikahan mereka. Lebih
parah melarang Rama untuk menemui Karin.
Rama mulai menyadari bahwa hanya Karin yang bisa menerima dia apa
adanya. Dan jujur dia tidak menyukai
keberadaan Adam.
Sedang
Karin, yang mulai lelah karena tidak mungkin memiliki Rama, lebih banyak
menghabiskan waktu dengan Adam, yang entah kenapa selalu membututinya. Belum lagi dia juga sempat bersitegang dengan
Rama.
Merasa
telah salah jalan, Rama mencoba kembali mendekati Karin. Dia meminta maaf pada
Karin dan mencoba mengulurkan tangan untuk menapaki hubungan baru. Entah kenapa
dia baru menyadari perasaannya terhadap
Karin.
Karin
sungguh bimbang di satu sisi Rama memang orang dia cintai. Tapi di sisi lain,
keberadaan Adam juga sudah memberi warna bagi kehidupannya yang selama ini
hanya itu, itu saja. Adam selalu punya caraa untuk membuat Karin bahagia. Tapi
relakan dia melepas cintanya demi alasan itu? Apalagi penantian panjangnya
selama ini akan berbuah hasil.
Membaca novel ini tidak butuh lama, hanya sekitar 2 jam novel ini kelar saya baca dengan meninggalkan banyak sensasi. Sebel, suka, gemes dan banyak lagi. Penulis sukses membuat saya baper tingkat tinggi. Untunglah tebakanku perihal ending bener, duh rasanya makin puas. Tidak mengecewakan meski memang aku bisa menebaknya. Tapi keren euy! Suka banget.
Meski
ending mudah ditebak bagi saya, tapi novel ini sendiri cendenderung sejak awal
sudah memiliki kekuatan, menghipnotis, agar para membaca menyelesaikan kisahnya
hingga akhir. Secara keseluruhan saya
tidak kecewa membaca ini. Sebuah novel yang terasa hidup dan renyah banget.
Beberapa pesan yang bisa saya ambil adalah kita harus selalu menjaga ucapan, agar tidak menyakiti hati orang lain. Dan cinta akan datang pada waktunya. Jadi tidak perlu khawatir dan galau tingkat dewa.
Srobyong, 7 Februari 2017
"Resensi ini diikutsertakan pada campaign #AkuCintaBuku bersama StilettoBook dan Riawani Elyta."
No comments:
Post a Comment