Judul : Sang Guru; Novel
Biografi Ki Hajar Dewantara
Penulis : Haidar Musyafa
Penerbit : Penerbit Imania
Cetakan : 1, November 2015
Halaman : 420 hlm
ISBN :978-602-7926-24-0
“Pendidikan merupakan sarana paling utama untuk
membebaskan masyarakat negeri dari kebodohan. Pendidikan adalah media untuk
menyiapkan generasi yang kuat jasmani dan rohani.”
Dulu karena para penduduk Indonesia yang
kurang berpendidikan maka membuat negara ini dengan mudah dijajah. Karena
itulah demi mengusir penjajah, Raden Mas Seowardi atau yang dikenal dengan nama
Ki Hajar Dewantara, berjuang keras untuk masalah pendidikan untuk anak-anak
Inlander.
Mulanya Ki Hajar Dewantara memang terjun pada
perjuangan politik. Di mana dia dan teman seperjuangannya; Tjipto Mangoenkoesoemo
dan Douwes Dekker mendirikan sebuah partai bernama IP (Indische Partij).
Selain itu mereka juga terjun dalam dunia jurnalistik. Menerbitkan banyak artikel yang mengecam ketidakadilan
Governemen Hindia Belanda.
Pada 1921, Ki Hajar Dewantara memutuskan
keluar dari NIP (National Indische Partij) yang pada awalnya adalah
pemekaran dari IP. Dan sejak itu pula Ki Hajar Dewantara memutuskan berjuang
dengan cara mengembangkan pendidikan. (hal. 241). Langkah awalnya dia membantu
perjuangan kakak sulungnya, Kangmas Soerjopranoto menjadi guru di sekolah Boemi
Putra. Namun berjalannya waktu, Ki Hajar Dewantara akhirnya memutuskan untuk
membuat sekolah sendiri yang kemudian disebut Tamansiswa yang diririkan pada tanggal 3 Juli 1922. (hal.
266)
Sistem pendidikan yang diterapkan Ki
Hajar Dewantara adalah sistem yang pendidikan yang menekankan pada kebudayaan
dan karakter bangsa Indonesia yang tidak mengenal paksaan. Pendidikan akan
mudah berkembang jika dididik dengan nilai-nilai tradisional yang berangkat
dari kehalusan, kasih sayang, kejujuran dan sopan santun.
Bahwa dalam pendidikan, perserta didik
itu sebagai subjek, bukan objek pendidikan yang bisa dipaksa seenaknya dengan
aturan dan perintah-perintah. (hal. 287-288).
Tamansiswa memiliki semboyan : Ing Ngarso Sung Tuladha, artinya
seorang guru adalah pendidik yang harus
memberikan teladan yang baik pada anak didiknya, Ing Madya Mangun Karsa, artinya seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di
tengah-tengah anak muridnya, memberi semangat untuk berkarya dan Tut Wuri Handayani, artinya seorang guru adalah pendidik yang terus
menerus menuntun, memberi dorongan semangat dan menunjukkan arah yang benar
untuk anak didiknya. (Hal. 288)
Sebuah novel biografi yang sangat inspiratif
dan sarat makna. Patut untuk dibaca oleh para guru saat ini. Memakai bahasa
yang mudah dipahami. Meski ditemukan beberapa kesalahan penulisan, namun tetap
tidak mengurangi kenikmatan membaca novel ini.
[Ratnani Latifah, Penikmat Buku Berdomisili di Jepara, Jawa Tengah]
[Dimuat di Harian Nasional, Edisi, Sabtu-Minggu, 19-20 Desember 2015]
Keren sangat mbak...
ReplyDeletesemoga bisa menulis resensi yang baik.
O iya, emailnya apa ini mbak?
Terima kasih, ^^ alamat-email sudah saya inbokkan di Fb ^^
Delete