Wednesday, 9 January 2019

[Review Buku] Pendidikan Karakter Anak Bangsa



Judul               : Indonesian Dream Story
Penulis             : Ririn Astuti Ningrum, dkk
Penerbit           : Visi Mandiri
Cetakan           : Pertama, Agustus 2018
Tebal               : 200 halaman
ISBN               : 978-602-5844-17-8

Pendidikan karakter harus ditanamkan kepada anak  sejak dini.  Dengan pendidikan karakter yang baik, maka anak akan tumbuh sebagai sosok yang berbudi luhur, memiliki moral yang baik dan taat agama.  Selain guru di sekolah, orangtua juga memiliki kewajiban untuk untuk menanamkan pendidikan karakter pada anak.  Di mana ada 18 karakter yang harus ditanamkan kepada anak,  sebagaimana yang telah ditetapkan Diknas—Dinas Pendidikan Nasional sejak tahun ajaran 2011.

Ada sikap religius, rasa ingin tahu, cinta tanah air, bersahabat, semangat kebangsaan, demokratis, gemar membaca, cinta damai, menghargai prestasi, tanggung jawab, peduli sosial, peduli lingkungan, jujur, tolerasnsi, displin, kerja keras, kreatif dan mandiri. Buku ini memuat 18 cerita, yang memuat unsur pendidikan karakter anak, yang dikemas dengan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipamahami anak. 

Misalnya cerita Sayyang Pattu’du di Kampung Kakek karya  Nurhawara yang mengajarkan kepada anak tentang sikap toleransi.  Di mana kita tidak boleh mengumpat ketika menyaksikan orang lain  mendapat musibah, tetapi kita harus memiliki empati. Dan sebagai warga Indonesia yang kaya akan adat dan budaya, kita juga harus menghormati acara suku lain dengan cara tidak mencela dan  bersikap santun.

Diceritakan bahwa Andi akan berkunjung ke rumah kakeknya yang berada di Topoyo, untuk melihat acara sayyang pattu’du atau kuda menari—sebuah tradisi dari suku Mandar. Tetapi ketika dalam perjalanan, ada sebuah kecelakaan yang menghambat perjalanannya. Andi marah dan sebal, karena khawatir akan terlambat datang ke rumah kakeknya. Tetapi ketika dia tahu bahwa korban kecelakan itu adalah putra Pak Mono, tetangga kakeknya yang selalu bersikap baik kepada dirinya, dan tidak segan membantu persiapan acara sayyang pattu’du, meski pun Pak Mono bukan berasal dari Suku Mandar. Andi jadi merasa bersalah. Dia pun meminta maaf dan berjanji akan menjadi anak yang selalu bersikap toleran seperti Pak Mono.

Sedang cerita Semangat Kebangsaan karya Afin Yulia, mengajarkan kepada anak untuk memiliki semangat kebangsaan. Indonesia memiliki banyak keragaman budaya. Di antaranya ada  banyak jenis makanan khas di Indonesia, tarian dan seni pertunjukan. Dan kita harus bangga dengan apa yang kita miliki oleh bangsa kita (hal 45). Tidak perlu malu mengenalkan kebudayaan kita kepada teman-teman atau tamu dari manca negara.

Menceritakan tentang Arin yang sangat semangat menyambut kedatangan sepupunya yang bernama Laura dari Amerika. Dia mengajak Arin jalan-jalan ke pasar, mengenalkan kepada sepupunya berbagai jajanan tradisional. Selain itu Arin juga mengajak Laura menonton pertujukan jaranan, teater  janger  dan pergi ke sanggar untuk belajar tari daerah.

Akan tetapi apa yang dilakukan Arin, ternyata diledek oleh teman-temanya. Arin dianggap ketinggalan zaman. Seharusnya Laura diajak jalan-jalan ke tempat pariwisata bukan ke pasar tradisional. Tapi Arin tidak memedulikan komentar temannya, yang terpenting Laura senang dan dia bangga mengenalkan keelokan budaya Indonesia.

Tidak kalah seru adalah cerita Candi di Negeri Atas Awan karya Tri Simiyati, yang mengajarkan kepada anak untuk cinta  tanah air. Kadang kala ada kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang yang bisa jalan-jalan ke luar negeri. Padahal di negeri sendiri, banyak sekali pariwisata yang menarik dan bahkan mengandung nilai-nilai sejarah dan budaya, yang bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Menceritakan tentang Nasywa yang ingin berlibur keluar negeri. Tetapi, orangtuanya menyiapkan liburan ke Kompleks Candi Dieng di Wonosobo.  Nasywa awalnya sangat kecewa. Dia malu, kalau nanti harus menceritakan kepada temannya bahwa dirinya berlibur ke tempat entah berantah. Sedangkan temannya berlibur ke luar negeri. Akan tetapi ketika akhirnya Nasywa sampai di tempat tujuan, dia sangat kagum dengan  tempat wisata tersebut, karena dari sana dia bisa belajar banyak hal tentang sejarah dan budaya Indonesia.

Masih banyak cerita lain yang mengandung pendidikan karakter. Seperti Menyumbang Korban Bencana, yang mengajarkan peduli sosial. Sahabatku Kembali Bersekolah, yang mengajak anak untuk gemar membaca. Saudaraku Orang Papua yang mengajarkan cinta damai. Dan banyak lagi. Dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, hikmah cerita dan himbauan di akhir cerita, hal itu akan semakin membantu anak memahami pesan cerita.

Srobyong, 6 Oktober 2018

No comments:

Post a Comment