Friday, 4 January 2019

[Resensi] Akhlak Mulia Rasulullah yang Patut Diteladani

Dimuat di Harian Bhirawa, Jumat 14 Desember 2018 


Judul               : Ayo Ikut Nabi Muhammad
Penulis             : Tethy Ezokanzo
Ilustrator         : Mantox Studio
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, Mei 2018
Tebal               : 132 halaman
ISBN               : 978-602-03-8085-8
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Membahas tentang Nabi Muhammad memang tidak akan ada habisnya. Mengingat beliau merupakan suri tauladan seluruh umat Islam di dunia. Kisah hidupnya sangat menggugah. Perjuangan dakwahnya meski penuh liku dan jatuh bangun, tidak pernah membuat Nabi lelah dan putus asa. Sebaliknya beliau semakin semangat untuk berusaha mengajak orang-orang untuk menyembah Allah dan mengenalkan Islam. Belum lagi akhlak mulia Rasulullah yang patut kita teladani, agar kita menjadi mukmin yang sejati.

Buku ini dengan sudut pandang menarik, akan mengulas kembali tentang perjuangan dakwah Nabi Muhammad. Dimulai dari masa kelahiran hingga beliau kembali ke Rahmatuullah.  Selain itu akan dipaparkan juga nilai-nilai keteladanan dari akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah. Buku yang diperuntukkan untuk anak-anak ini, saya rasa memiliki cara penyampaian yang mudah dipahami.  Di mana penulis menghadirkan kisahnya dengan  susunan kalimat yang pendek dan tidak jlimet. Kemudian tambahan adanya ilsutrasi yang cantik, yang pastinya akan membuat anak semakin semangat untuk membaca.

Akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah itu sudah terlihat sejak muda. Hal itu bisa kita lihat dari sikapnya yang sangat jujur dan dapat dipercaya. Pada usia 12 tahun, Rasulullah sudah ikut belajar berdagang.  Karena sikapnya yang jujur, amanah dan tidak pernah curang atau berbohong, membuat banyak pedagang yang mempercayakan dagangannya untuk dibawa Nabi Muhammad saw. Hal itu pula yang akhirnya membuat beliau mendapat gelar  sebagai Al-Amiin (hal 16). Tidak hanya itu pada saat pembesar Quraisy saling bersitegang guna berlomba meletakkan Hajar Aswad, Rasulullah hadir sebagai penegah untuk memberikan solusi terbaik yang bisa diterima semua pihak.

Rasulullah adalah sosok yang sangat penyayang.  Hal ini bisa kita lihat dari sikap keseharian Rasulullah. Di mana beliau selalu memperlakukan keluarga dengan baik. Kepada putra-putrinya Rasulullah tidak segan dalam menunjukkan cinta kasihnya. Pun ke pada cucu-cucunya. Hasan dan Husein. Pernah suatu hari Rasulullah menjadi imam shalat. Saat itu para makmum heran karena sujud beliau jauh lebih lama daripada biasanya. Mereka mengira tengah terjadi sesuatu kepada Rasulullah , ternyata alasan beliau tidak segera menyudahi sujudnya itu karena keberadaan salah satu cucunya di punggung Rasulullah. Beliau tidak menurunkan atau menyingkirkannya, tapi justru membiarkan sang cucu mau turun sendiri (hal 31).

Maka tidak heran ketika Anas bin Malik ra. pernah berkata, “Tidak pernah kutemukan seorang pun yang lebih menyayangi keluarga dibanding Rasulullah.” (hal 21).   Selain selalu menyayangi keluarga, Rasulullah juga sangat menyayangi umatnya. Buktinya beliau tetap mendoakan umatnya yang tersesat yang bahkan selalu menyakitinya setiap waktu.

Akhkal mulia lain yang dimiliki Rasulullah, di antaranya adalah beliau bukanlah sosok yang tamak.  Kita pasti mengetahui bahwa Rasulullah menikah dengan Khadijah, saudagar yang kaya raya pada masa itu.  Di mana harta itu kemudian Khadijah berikan pada Rasulullah untuk dikelola. Akan tetapi meski sudah menjadi sosok yang kaya. Rasulullah tetap rajin dan tekun bekerja. Beliau mengelola  harta khadijah dengan sebaik-baiknya hingga berkembang pesat. Beliau tidak pernah menggunakan harta itu untuk berfoya-foya atau melakukan hal yang merugikan (hal 39).

Rasulullah juga memiliki jiwa penolong yang tinggi.  Ketika beliau melihat orang lain kesulitan, Rassulullah akan cepat-cepat membantunya.  Diceritakan, suatu hari Rasulullah pergi ke pasar dengan membawa delapan dirham. Tiba-tiba di sudut pasar beliau melihat seorang wanita sedang menangis, karena kehilangan uang. Maka tanpa sengan Rasulullah pun memberikan dua dirham uangnya untuk menolong wanita tersebut (hal 53).

Selain beberapa sikap yang sudah dipaparkan,  tentu saja masih banyak akhlak mulia Rasulullah  yang patut kita teladani. Seperti akhkal Rasulullah yang selalu pemaaf, selalu sabar dalam berdakwah, selalu bersikap adil dan lain sebagainya. Buku ini sangat cocok dibacakan untuk anak-anak juga semua usia. Melalui buku ini kita selain diajak menyimak sejarah hidup dan perjuangan dakwah Rasulullah, kita juga belajar tentang pendidikan akhlakul kharimah.

Srobyong, 8 September 2018

No comments:

Post a Comment