Saturday, 19 January 2019

[Resensi] Kisah Tentang Kehilangan dan Kesabaran

Dimuat di Jateng Pos, Minggu 23 Desember 2018



Judul               : The Motion of Puppets
Penulis             : Keith Donuhue
Penerjemah      : Linda Boentaram
Penerbit           : Qanita
Cetakan           : Pertama, Juni 2018
Tebal               : 408 halaman
ISBN               : 978-602-402-119-1
Peresensi         : Ratnani Latifah.  Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Mengambil tema horor psikologi, novel ini cukup menarik dan mencekam. Sejak awal kita akan digiring penulis untuk memecahkan sebuah kasus misteri yang penuh teka-teki. Kita akan dibuat penasaran tentang kebenaran apa yang ada di balik kasus misteri tersebut.  Tidak ada pertanda, tidak ada jejak, seolah sosok yang hilang itu, tidak pernah ada sebelumnya.  Selain harus berjibaku dengan rasa kehilangan, novel ini juga mengungkap tentang kesabaran, saat menerima ujian. 

Novel ini menceritan tentang pasangan suami-istri—Theo  dan Kay Harper yang datang ke Quebeck untuk bekerja.  Di mana Theo sedang menyelesaikan projek menerjemahkan biografi seorang fotografer. Dan Kay Harper menjadi pemain akrobat di pertunjukan sirkus.  Pada awalnya mereka sangat menikmati perjalanan tersebut. Mereka menyempatkan  mengelilingi kota tua Quebeck yang  indah. Di antara tempat yang paling Kay sukai adalah ketika mereka melihat toko mainan—Quatre Mains. Di sana Kay akan berlama-lama menandangi sebuah boneka rupawan yang berdiri di tudung kaca (hal 11).

Namun dalam sekejap mata, kebahagiaan pasangan pengantin baru itu, berubah menjadi tragedi. Kay Harper yang kala itu berpamitan untuk melakukan pertunjukan akrobat bersama teman-teman sirkusnya, tidak pernah kembali. Theo hanya mengetahui bahwa, kala itu Kay Herpen terakhir pergi bersama teman-temannya untuk pesta dan pulang sendirian, karena tidak mau diantar salah satu temannya, Reance yang terkenal mata keranjang.  Dan ketika Theo melaporkan kejadian itu,  dia malah dianggap telah membunuh istrinya sendiri (hal 77).

Di sisi lain, kita akan dihadapkan pada kehidupan Kay yang baru yang tidak terduga dan menegangkan. Karena tiba-tiba kita akan dihadapkan dengan kehidupan sekumpulan boneka yang hidup. Mereka berbicara laiknya manusia biasa. Hanya saja waktu kehidupan mereka yang berbeba. Mereka hanya bisa bergerak bebas di malam hari, agar tak ada seorang pun yang terlihat. Dan di salah Kay Harper berada. Dia menjadi sosok baru yang tidak pernah dia bayangkan.

Jika Kay mencoba beradaptasi dengan kehidupan barunya, Theo masih berusaha mencari keberadaan istrinya.  Dia merasa tidak bisa berdiam diri tanpa mengetahui bagaimana nasib istrinya. Hingga suatu hari, Egon, salah satu kenalan di Qubeck hadir membawa sebuah informasi yang janggal tentang Quatre Mains, namun menarik untuk diselidiki. Dibantu oleh  Mitchel—salah satu teman dosen Theo di kampus, mereka mencoba menyelidiki tentang boneka-boneka yang bergerak. 

Apalagi ketika tanpa sengaja mereka melihat sebuah pertunjukan yang memperlihatkan sebuah boneka yang sangat mirip dengan Kay. Namun yang jadi pertanyaan berhasilkah Theo menemukan boneka itu? Dan mungkinkah  Kay bisa berubah kembali menjadi manusia?

Sebuah kisah yang tidak terduga sampai akhir dan akan membuat kita sesak napas, karena rasa penasaran yang menggebu. Dengan gaya penulisan yang apik dan menarik, penulis berhasil mengeksekusi kisahnya dengan baik. Di mana penulis berhasil membuat pembaca, gregetan dan terkagum-kagum. Baik tentang kesetiaan Theo juga mitos boneka yang berbicara dan bergerak.  Ini tentang kisah cinta juga mitos kuno.

Hanya saja untuk ending kisah, saya merasa kurang puas. Bagaimana pun setelah perjuangan yang sangat panjang kita akan dihadapkan dengan sebuah kenyataan yang tidak pernah kita bayangkan. Namun lepas dari kekurangannya, buku ini tetap menarik dibaca. Apalagi bari para penikmat kisah misteri. Saya suka dengan tampilan cover yang bikin merinding. Sedih tapi juga menakutkan.

Selain itu, banyak kejutan yang akan kita temukan dari novel ini.  Misalnya berbagai kejutan yang tidak pernah kita duga dengan para tokoh pendamping di sini. Lalu sebuah kejadian yang sama, yang terjadi dialami seorang petugas polisi, tentang kasus kehilangan.  Dari novel ini kita bisa belajar tentang sikap tidak mudah menyerah, serta perlunya menghadapi ujian dengan penuh kesabaran.  Di sisi lain, kisah ini  juga menuntut kita untuk selalu waspada dan hati-hati dalam segala situasi.

Srobyong, 17 Agustus 2018

No comments:

Post a Comment