Dimuat di Padang Ekspres, Minggu 2 September 2018
Judul :
Home Learning : Belajar Seru Tanpa Batas
Penulis :
Natalia Ridwan, Ning Nathan, Yulia Hendra
Penerbit :
Gramedia
Cetakan :
Pertama, 1 Januari 2018
Tebal :
224 halaman
ISBN :
978-602-03-8086-5
Peresensi :
Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
“Education is the way to move mountains, to build
bridges, to change teh world. Education is the path to the future. I belive
that education is indeed freedom.” (hal 32).
Menjadi orangtua merupakan tantangan besar. Selain memiliki tanggung jawab dalam merawat
anak dari bayi hingga dewasa, kita juga memiliki tanggung jawab dalam
memilihkan konsep pendidikan yang baik pada anak. Namun perlu kita catat dalam masalah pilihan
soal pendidikan, kita tidak boleh
menekan atau memaksakan kehendak pada anak. Kita tetap harus berbicara dari
hati ke hati, agar masing-masing pihak—orangtua dan anak bisa enjoy dan
tidak merasa terpaksa.
Akan tetapi, saat ini upaya memilihkan pendidikan
bagi anak itu gampang-gampang susah. Untuk itulah orangtua kini dituntut lebih
kritis dan kreatif dalam menyikapi berbagai ragam pilihan pendidikan yang ada.
Di antara metode pendidikan yang bisa kita pilih adalah, membiarkan anak memperoleh
pendidikan di luar rumah—dalam artian bisa masuk sekolah nasional sekolah pendidikan kerja sama (SPK),
sekolah internasional, sekolah alam, dan madrasah.
Pilihan lain adalah orangtua bisa memilih home
learning. Yaitu sebuah konsep mendidik anak berbasis rumah atau keluarga—di
mana metode ini memiliki kebebasan dalam berlajar. Anak bisa belajar dengan
bebas, di mana saja, kapan, saja dan dengan siapa saja. Buku ini sendiri
mencoba mengungkap sisi menarik dan fleksibel dalam pilihan metode pendidikan home
learning. Tentu saja hadirnya buku
ini bukan berarti memengaruhi pilihan orangtua dan mengesampingkan tugas guru
dalam sekolah. Akan tetapi buku ini bisa menjadi wacana yang mungkin bisa kita
pertimbangkan tanpa lupa memikirkan tentang bibit, bebet dan bobot serta dampak
yang akan diperoleh anak.
Saat ini disadari atau tidak, kegiatan mengajar sering dilakukan semata-mata untuk
mengejar target kurikulum. Padahal membuat anak senang belajar jauh lebih
penting. Sir Ken Robinson mengatakan, “Tugas
kita adalah mendidik anak-anak agar mereka bisa menghadapi masa depan. Kita
mungkin tidak bisa melihat masa depan, tapi merekalah yang akan menghadapinya
dan tugas kita adalah membantu mereka mewujudkannya.”
Perlu kita pahami tiap anak memiliki kecepatan
belajar yang berbeda-beda. Ada yang cepat tanggap, namun ada juga yang
memerlukan waktu lebih lama untuk mempelajari sesuatu. Ada yang bisa belajar di
mana saja, ada pula yang membutuhkan suasan tenang dalam kesendirian. Dengan
demikian, pendekatan belajar yang tepat bukanlah standardisasi, tetapi
pemelajaran individual (hal 8-9).
Jika anak adalah subyek, yang mereka butuhkan
sebenarnya bukanlah guru super yang menguasai segala-galanya, namun pembimbing
yang bisa menciptakan atmosfer yang merangsang minat dan rasa ingin tahu mereka
dalam belajar, berpikir, mengajukan pertanyaan dan membandingkan berbagai
pandangan. Galileo Galilie pernah
berkata, “Anda tidak bisa mengajari seseorang tentang sesuatu, Anda hanya
bisa membantuknya menemukan diri sendiri.” (hal 30).
Sedangkan home learning sedikit banyak akan membuat anak memiliki
kebebasan dalam belajar. Artinya mereka bisa belajar di mana saja, bisa belajar
dengan cara apa saja, baik lewat keseharian, saat traveling atau dengan
cara-cara yang tidak konvensional. Anak
tidak dituntut untuk mengejar materi sebagaimana yang kerap terjadi dalam
sekolah formal. Yang terpenting adalah kenyamanan anak dalam belajar.
Home learning dianggap sebagai
salah satu metode pendidikan bijak yang
bisa membantu anak untuk menambah pengetahuan juga dalam pembelajaran
pendidikan moral secara langsung. Mahatma
Gandhi berkata, “There is no school equal to a decent home and no teacher
equal to avirtuous parent.” (hal 121). Namun perlu kita catat meskipun home
learning mewarkan berbagai kebebasan,
kita juga harus memahami berbagai persiapan materi bagi anak.
Dilengkapi dengan berbagai kisah menarik dari
pengalaman para orangtua pelaku home learning, di sini kita akan
mendapat gambaran nyata tentang bagaimana cara memilih pendidikan yang terbaik
bagi anak. Buku ini akan sangat membantu orangtua dalam mengarahkan anak
menekuni bidang sesuai minat dan bakat anak. kesimpulan saya, apa pun pilihan
kita dalam menerapkan pendidikan, yang terpenting adalah orangtua tetap menjadi
pendamping yang baik, memberikan pengarahan dan tidak memaksakan kehendak pada
anak. Karena bagaimana pun orangtua adalah madrasah pertama bagi anak.
Srobyong, 29 Juli 2018
No comments:
Post a Comment