Thursday, 27 April 2023

Resensi Malice; Catatan Pembunuhan sang Novelis karya Keigo Higashino -Menemukan Motif Pembunuhan sang Novelis



Judul               : Malice; Catatan  Pembunuhan sang Novelis

Penulis             : Keigo Higashino

Penerjemah      : Faira Ammadea

Cetakan           : Kelima, Januari 2022

Halaman          : 304 halaman

ISBN               : 978-602-06-3932-1

Malice; Catatan Pembunuhan sang Novelis, merupakan novel dari seri Detektif Kaga yang paling laris dan banyak dipuji.

Sinopsis

Novel ini sendiri mengisahkan tentang kematian Hidaka Kunihiko, sang novelis handal yang telah melahirkan buku-buku best seller di Jepang.  Pada malam yang tidak terduga Hidaka ini ditemukan tewas  di rumahnya. Tubuhnya ditemukan di ruang kerjanya dalam keadaan terkunci.  Hikada ditemukan dalam keadaan tertelungkup; lehernya terpelintir  sehingga nampak sisi kiri wajahnya. Dan matanya nampak setengah terbuka.

Rie-san, sang istri dan Nonoguchi Osamu, sahabat si penulis merupakan orang yang pertama kali menemukan jasad Hidaka.  Mereka nampak terkejut dengan kematian orang terdekatknya. Padahal Hidaka telah menyiapkan rencana yang cukup matang untuk pindah ke Kanada bersama istrinya.

Detektif Kaga Kyoichiro, petugas yang menyelidiki kasus tersebut berusaha menguak misteri kematian sang penulis. Pada awalnya penyelidikan mengalami kebuntuan.  Orang-orang yang selama ini dicurigai ternyata memiliki alibi kuat. Termasuk  melihat Rie-san dan Nonoguchi. Hingga beberapa waktu kemudian, Detektif Kaga menemukan fakta menarik tentang hubungan Nonoguchi dan Hidaka yang sebenarnya.

Karena fakta itu Detektif menjadi sangat penasaran—bukan bagaimana cara pembunuhan dan siapa yang melakukan, tetapi mengapa Hidaka harus tewas seperti itu.  Bermula dari penemuan itu pula akhirnya sang detektif berusaha menguak misteri paling dalam tentang motif pembunuhan tersebut. Karena kematian Hidaka itu bukanlah kematian biasa.

Review

Seperti biasa, Keigo Higashino selalu memukau dengan cerita-cerita yang ia tulis.  Ia tidak hanya membuat kita (para pembaca) tertegun dan memiliki rasa penasaran tinggi terhadap novel misterinya. Lebih dari itu ia juga mampu membolak-balik emosi pembaca selama membaca novel ini.

Dari segi cerita novel ini ternyata tidak sesederhana yang kita pikirkan. Mungkin setelah membaca berapa halaman kita dapat menebak siapa dalang dari kejadian ini. Akan tetapi setelah itu kita tidak akan mudah berpuas diri. Setelahnya kita akan dibuat penasaran tentang bagaimana dan alasannya. Mengapa? Mengapa?

Seru, menggelitik dan mendebarkan. Membaca pertarungan analisis antara penulis dan detektif akan membuat kita terombang-ambing. Kira-kira siapa yang berkata jujur dan siapa yang menyimpan  kebohongan? Bagaimana tidak? Karena di sini kita akan sering  dibuat salah pahama, dikejutkan dengan fakta-fakta baru yang mencengangkan.  Satu waktu kita mungkin akan benci pada salah satu tokoh cerita, tetapi di halaman lain kita mungkin akan merasa simpati.  Namun itulah salah satu sisi menarik dari novel ini. Karena dari kebingungan yang kita rasakan, kita jadi tidak dapat berhenti membaca sampai menyelesaikan kata tamat.

Dari segi alur dan plot, Keigo Higashino memiliki keluwesan hebat yang mencampurkan alur maju mundur dengan apik. Sejak membaca karya-karyanya seperti Kesetiaan MR. X,  Pembunuhan di Nihonbashi dan Keajaiban Toko Kelontong, saya selalu suka dengan gaya bercerita dan bagaimana ia menciptakan alur yang cukup rumit, tetapi tetap asyik dinikmati.

Selain jalan ceritanya yang memang menarik,  saya menyukai novel ini karena karakter tokohnya adalah penulis.Hidaka dan Nonoguchi adalah sahabat yang sama-sama ingin jadi penulis. Hanya saja ternyata Hidaka lebih dahulu berhasil meraih mimpinya dan bahkan menjadi penulis yang karyanya laris manis. Sedangkan Nonoguchi masih berusaha merintis. Mungkinkah masalah itu yang menjadi latar  belakang terjadinya pembunuhan atau ada misteri lain yang belum diketahui?  Temukan jawabannya di dalam novel ini.

Pesan Cerita  dan Kritik Sosial

Sebagai pembaca saya biasanya tidak hanya fokus  pada jalan cerita saja. Hal yang paling menyenangkan saat membaca biasanya,  secara tidak langsung kita dapat  menyerap banyak pesan-pesan memikat dan kritik sosial di lingkungan sekitar. Pesan yang membuat kita tersenyum karena setuju, atau tertampar karena memang  fakta di lapangan seperti itu.  Novel ini sendiri secara tidak langsung novel ini mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya dengan  berita-berita yang belum ada bukti kebenarannya, dan semacam ajakan untuk orang tua memberikan contoh terbaik baik anaknya—khususnya dalam kebiasaan membaca.  

Ada pula pesan tersirat tentang bahaya menyimpan amarah dan dendam. Karena kemarahan dan dendam dapat memunculkan banyak bencana yang tidak terduga.

Pada beberapa adegan saya menemukan beberapa kalimat yang membuat saya setujut sekaligus miris.

“Biasanya orangtua masa kini hanya bisa mengharuskan anak-anaknya untuk membaca, padahal mereka sendiri tidak suka membaca. Aku sendiri tidak paham bagaimana seseorang tidak punya kebiasaan membaca bisa memberi saran pada anaknya tentang buku apa yang bisa mereka baca.”

(hal 48)

“Hubungan  antara guru dan murid dibangun berdasarkan persepsi yang salah., yaitu tugas sang guru adalah mengajarkan sesuatu sementara tugas murid adalah mempelajarinya, Yang penting adalah bagaimana persepsi itu bisa membuat kedua belah pihak sama-sama puas, apalagi yang namanya kebenaran tidak menjamin semuanya akan baik-baik saja. Yang kita kerjakan saat ini sama dengan bermain sekolah-sekolahan.”

(hal 73)

 

Jika setelah ini kamu masih penasaran dengan karya lain Keigo Higashino, jangan khawatir mulai 25 Maret -2 Mei 2023 kamu bisa ikutPre-Order buku terbarunya Angsa dan Kelelawar di sini, ya.  Temukan keseruan ceritanya dan jangan kaget kalau kau akan terpikat.



Srobyong, 27 April 2023

 

 

 

 

Wednesday, 26 April 2023

Resensi Novel Pembunuhan di Nihonbashi karya Keigo Higashino - Mengungkap Misteri Pembunuhan di Nihonbashi


Judul               : The Newcomer: Pembunuhan di Nihonbashi

Penulis             : Keigo Higashino

Penerjemah      : Faira Ammadea

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan           : Keempat, Agustus 2021

Tebal               : 304 halaman

ISBN               : 978-602-06-2190-6

“Manusia tidak pernah  bisa tahu apa yang akan dialaminya. Selama masih bernyawa, kita harus bisa menikmati hidup ini.”

 (halaman 83)

Kita tahu pasti, hidup itu tidak abadi. Ada kehidupan, ada pula kematian. Karenanya ketika masih hidup kita harus menikmati masa-masa tersebut dengan rasa syukur. Jangan terlalu meremehkan masalah-masalah kecil yang ternyata dari masalah itu, akan timbul masalah yang lebih besar dan akan membuat kita tercengang. Dari berbagai kejadian kecil ternyata dapat membantu penyidik mengungkpan kebenaran yang selama ini ditutup rapat hingga sulit terbuka.

The Newcomer atau Pembunuhan di Nihonbashi merupakan salah satu novel karya Keigo Higashino yang menarik, mendebarkan, menghangatkan dan membuat pembaca tidak dapat berhenti membaca sebelum menyelesakan kasus dalam cerita sampai selesai. Kepiawaian penulis dalam mengolah alur dan plot-plot menarik yang tidak mudah ditebak, membuat banyak pembaca genre ini menikmati  kisah yang disodorkan Keigo Higashino.

Karena kecerdasan dan keahlian Keigo Higashino, konon namanya sering disandingkan dengan penulis kriminal lainnya seperti Agatha Christie. Dan ia pun sudah sering memperoleh penghargaan bergengsi dalam dunia kepenulisan.  Salah satunya Keigo Higashino memenangkan Edogawa Rampo Prize dari novel  Hokago, pada usia 27 tahun.

Kisah apa yang ditawarkan dalam novel ini?

Seperti dalam judul, novel ini menceritakan tentang pembunuhan di distrik Nohonbashi.  Kisah dimulai dengan ditemukannya Mineko Mitsui (45th) di apartemennya sendiri dalam keadaan meninggal  akibat jeratan di leher. Anehnya kamar korban terlihat sangat rapi. Tidak terlihat adanya perlawanaan atau pemberontakan. Sehingga untuk sementara penyidik mencurigai bahwa korban dibunuh oleh orang yang dikenal baik.  Itulah sebabnya Detektif Kaga mulai menyelidiki kasus tersebut dengan mendatangi orang-orang di sekitar tempat tinggal Mineko Mitsui.

Ia memulainya dengan berkunjung  ke Toko Senbei, lalu mengunjungi pelayan restoran bernama  Shuhe, mendatangi  Maki, Nyonya Muda di Toko Keramik,Tamiko, sahabat korban, mendatangi Naohiro, manta suami Mineko, juga mendatangi Koki,  putra Mineko dan beberapa kenalan lain yang mungkin memiliki hubungan dengan kematian korban.

Hanya saja saat Detekfit Kaga berkeliling mencari benang merah dari kasus ini, mencari informasi terkait hubungan korban dengan  orang-orang terdekat atau orang-orang  di sekitar tempat tinggalnya, Detektif Kaga melihat hampir semua orang memiliki motif untuk mencelakakan Mineko. Ia belum menemukan titik terang sama sekali.

Dari segi cerita novel ini sangat menarik. Penulis dengan apik meramu alur dan plot yang tidak terduga, yang membuat pembaca tidak bosan membaca sampai akhir. Diimbangi dengan gaya bercerita yang mudah dipahami, membuat pembaca nyaman saat menikmati setiap lembar halamannya.

Sisi menarik lainnya adalah ide cerita yang dimiliki Keigo Higashino ini selalu unik dan tidak pasaran. Jika biasanya dalam genre misteri kita melihat fokus detektif adalah mengungkap  motif dan pelaku pembunuhan saja, maka di sini tidak. Melalui novel ini Keigo Higashino menunjukkan bahwa tugas seorang detektif itu bukan hanya menemukan dan memasukkan penjahat ke sel tahanan, tetapi  ia menunjukan bahwa seorang detektif tetap harus memiliki nilai-nilai kemanusia dan kepedulian pada sesama.

“Tugas seorang detektif bukan hanya menyelidiki kasus. Siapa pun yang menderita karena sebuah kasus, dia juga termasuk korban. Mencari cara untuk menyelamatkan korban seperti itu juga termasuk tugas detektif.”

(halaman 190)

“Tugas-tugas detektif dari kepolisian lokal seperti saya itu memang sedikit rancu. Kadang ada artinya, tapi kadang juga tidak berguna sama sekali. Dalam kasus ini, tugas saya adalah meminta orang-orang yang memiliki kaitan dengan korban, walau hanya sedikit untuk memperlihatkan gunting dapur miliki mereka”

(halaman 85-86)

“Saat terjadi kasus pembunuhan brutal, yang saya pikirkan bukan hanya menangkap si pelaku, tapi juga menyelidiki mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Jika tidak, kesalahan yang sama akan terulang.”

(halaman 295)

Sedikit kekurangan dalam novel ini adalah  kita harus belajar sabar dan jeli dalam mengenali nama-nama tokoh. Mengingat dalam kisah ini akan ada banyak tokoh yang akan ditemui Detektif Kaga untuk menyelesaikan kasus pembunuhan itu. Kita juga harus siap menyimak banyak kisah selingan lain yang mungkin tidak terlalu berhubungan dengan korban. Akan tetapi dari hal-hal kecil itu, akhirnya Detektif Kaga berhasil menyelesaikan misinya dengan gemilang.

Lepas dari itu semua, novel ini sangat menarik dinikmati dijadikan teman baca sambil ngopi. Kisah ceritanya tidak hanya membuat kita takjub dan tercengang. Akan tetapi membaca novel ini akan membuat hati terasa hangat. Secara tidak langsung kita seolah-olah diajak untuk memanusiakan manusia, menghargai dan saling menghormati.  Lalu ada pula pesan bagi orang tua untuk selalu memberikan arahan terbaik untuk anak-anaknya.

Jika kamu ingin membaca karya lain dari Keigi Higashino, saat ini telah dibukan Pre Order buku terbarunya “Angsa dan Kelelawar” mulai tanggal 25 April – 2 Mei 2023



Srobyong, 26 April 2023


 

Monday, 1 August 2022

Juara 1 Lomba Self Improvement- Lomba Penerbit Charissa



Rezeki Allah itu kadang tidak terduga. Kejutan itu bisa datang kapan saja. 

Pertengahan bulan Juni 2022, saya melihat info lomba menulis yang diadakan Penerbitan Charissa.  Lomba itu adalah beberapa kategori; ada buku aktivitas, picture book dan Self Improvement. 


Niat awal saya ingin mengikuti ketiganya. Soalnya tantangan banget gitu. Tapi mendadak saya harus melupakan ambisi itu dan memilih salah dua saja. Mengapa? Karena kebetulan di bulan pengumuman  lomba ada beberapa naskah revisian yang harus dikerjakan. Terus ada target yang saya buat untuk menyelesaikan naskah untuk dikirim di salah satu penerbit. 

Jadi saya akhirnya memilih ikut lomba picture book dan Self Improvement. Karena memang dua bidang itu yang tengah saya tekuni. Meksipun faktanya ilmu saya belum mumpuni dan masih proses belajar di sana sini. 

Untuk picture books, alhamdulillah setelah dapat ide bisa langsung dieksekusi. Tapi untuk self improvement, saya harus memutar otak untuk mencari ide yang pas sesuatu tema. 

Jadi sebelum membuat outline saya mencoba melakukan riset kecil-kecilan. Saya mencari buku-buku terbitan Charissa untuk paham bagaimana tulisan yang disukai penerbit.  Saya sangat terbantu dengan review dari bookstagram untuk paham buku-buku yang sudah terbit. 

Setelah itu saya mencoba untuk riset pasar dengan mencari buku-buku self improvement yang seperti apa yang masih dibutuhkan? Apakah tema yang saya angkat ini sudah banyak ditulis atau belum? Apakah tema ini dibutuhkan? Jika belum ditulis apakah tema ini bisa diterima pasar? Jadi saya bolak-balik searching mencari buku pembanding. 

Setelah merasa tema yang ingin saya tulis itu menarik, saya mulai menulis outline serinci mungkin. Agar pas proses penulisannya tidak mandeg di tengah jalan. Apalagi selama proses menulis juga disambi garap revisian. 

Seminggu awal saya konsep tema dan mencari buku-buku referensi. Minggu kedua mulai tanggal 28 Juni mulai menulis naskah. Target sehari  setidaknya harus nulis 8-10 halaman. Berarti satu hari harus dapat 2 sub bab. 

Rasanya sempat khawatir. Ini bakal berhasil nggak ya? Soalnya kadang sehari dapat menutup target kadang juga jauh dari target. Tapi saya bismillah saja. Saya terus memotivasi pokoknya harus bisa. 

Kapan ada kesempatan lomba naskah nonfiksi? Biasanya lomba yang berseliweran itu kalau tidak naskah anak atau novel. Jadi ini kesempatan langka, yang sangat sayang dilewatkan. Apalagi  temanya itu lho. Sesuatu yang sangat ingin saya coba. 

Selama ini saya lebih banyak menulis naskah self-improvement dalam ramah religi motivasi. Dan saya ingin mencoba self improvement dengan tema umum. Jadi lomba ini pas banget untuk menjadi batu loncatan. 

Hari menjelang DL semakin dekat, dan tekad untuk menyelesaikan naskah pun semakin bulat. Apalagi sudah daftar via wa. Kok ya malu kalau nggak jadi kirim. Akhirnya beberapa hari sebelum DL naskah selesai dan diendapkan dulu beberapa hari.  Setelah itu bismillah saja untuk dikirim.  

Yang penting sudah berusaha secara maksimal. Sekarang tinggal kencangkan doa sambil kembali  garap revisi dan naskah lainnya. 

H-2 Penerbit Charissa mengabarkan Pengumuman akan dilakukan via zoom. Konon katanya semua peserta bakal dikasih link soon H-1. Tak tungguin kok saya nggak dapat-dapat. Akhirnya saya WA admin dan DM Penerbit Charissa. Eh ternyata saya kelupaan belum dimasukkan ke Grup peserta lomba 😆

Untung tetap diberi linknya tepat sebelum acara dimulai. Di sana di kupas tuntas tentang proses penjurian yang membuat saya sadar, bahwa menjadi pemenang itu bukan akhir dari segalanya. Karena saat kita sudah berani submit naskah itu, itulah saat kita sudah mengalahkan ketakutan kita. 

Qadarullah Allah memberikan rezeki dengan menjadikan saya sebagai juara pertama, dan berkesempatan dapat hadiah berupan uang tunai, piagam penghargaan, paket buku dan  bonus buku diterbitkan. Masya Allah, rasanya sungguh tidak terduga dan membuat saya terharu.  Semoga rezeki dan kesempatan yang telah Allah berikan dapat jadi motivasi dan suntikan untuk terus belajar dan berkarya yang lebih baik lagi. 




Dan mohon doanya,  semoga proses penerbitan buku ini dapat berjalan lancar dan dapat membawa manfaat kepada kita semua. Aamiin. 


Srobyong, 1 Agustus 2022

Saturday, 18 December 2021

[Review Buku] Mengenalkan Nilai-nilai Islam dengan Cara yang Menyenangkan


 

Judul :  Islamic Montessori Inspired Activity
Penulis : Zahra Zahira
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Keempat, Februari 2021
Tebal : x + 234 halaman


Apa itu  Montessori? Jujur saja, saya baru mengenal istilah ini ketika sedang sibuk mencari cara bagaimana mengenalkan nilai-nilai Islam pada anak saya, dengan cara yang menyenangkan. Secara tidak sengaja saya menemukan pembahasan tentang metode Montessori. Ketika membaca review tentang metode Montessori inilah, akhirnya saya  menjadi penasaran, lalu mulai mencari buku dengan tema tersebut. Dan alhamdulillah saya menemukan buku ini.


Buku ini  hadir dari kegelisahan pada orang tua juga pendidikan karena keterbatasan material Montessori, sehingga Zahra Zahira, founder of Indonesia Islamis Montessori Community mengenalkan bagaimana menyiasati masalah tersebut dengan memanfaatkan peralatan sederhana di sekitar kita. Sehingga kita tidak perlu resah, jika ingin menerapkan metode Montessori baik di rumah atau di sekolah.

Di dalam buku ini, penulis tidak membahas teori  atau sejarah tentang metode tersebut secara panjang lebar.  Meskipun ada materi, itu pun hanya dijelaskan sebagai pengantar singkat untuk mengenalkan pembaca tentang apa itu metode montessori. Selebihnya buku ini lebih membahas tentang aktivitas yang dapat dilakukan anak yang dibagi dalam beberapa tema.


Tentang Montessori

Montessori sendiri adalah sebuah metode pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, yang mana fokus pendekatannya itu berpusat pada anak.  Ada lima aspek dalam Montessori, yaitu Pratical life, Sensorial, Language, Matematics, dan Culture.


Islamic Montessori

Sedangkan Islamic Montessori sendiri adalah pendekatan pendidikan yang menggunakan lima aspek Montessori dengan fokus pada aspek perkembangan spiritual agama Islam pada setiap kegiatan.  Jika dalam Montessori ada lima aspek, di dalam Islamic Montessori penulis memberikan tambahan 2 aspek lagi, yaitu Islamic Studies dan Art & Craft.

Lalu apa maksud dari tujuh aspek tersebut?

Islamic studies di dalam buku ini adalah  cakup tentang pengenalan  rukun  Islam, rukun Iman, Asmaul Husna kisah para Nabi berdasarkan masing-masing materi. Di mana dalam Islamic studies ini juga bisa  diaplikasikan pada setiap kegiatan lain seperti  Pratical life, Sensorial, Language, Matematics, dan Culture.

Pratical Life yaitu bagaimana kita mengenalkan kepada anak tentang benda-benda di sekitar. Di mana kegiatan ini bertujuan untuk melatih keteraturan, konsentrasi, koordinasi dan kemandirian.

Sensorial kegiatan ini bertujuan untuk menstimulasi panca indera anak, yaitu perasaan, penciuman, pendengaran, pengecapan, dan penglihatan.

Language di sini bahasa yang diajarkan kepada anak itu berupa mendengar cerita, menulis dan membaca. Hal ini bisa dilakukan dengan storytelling, large picture, card atau membacakan buku.

Matematics kegiatan ini tidak hanya bagaimana mengenalkan angka dan cara berhitung, tetapi juga memahami kalender, mengenalkan waktu, juga jumlah hari pada bulan Ramadhan.

Culture maksud dari culture adalah upaya mengenalkan alam semesta kepasa anak. Misalnya mengenalkan tentang diri sendiri, keluarga, lingkungan, kebudayaan dan banyak lagi.

Art & Culture kegiatan ini bertujuan untuk menstimulasi estetika dan motorik halus. Kegiatan ini tidak hanya tentang menggambar dan mewarnai, tetapi juga menyobek, menggunting dan banyak lagi.


Membaca buku ini kita akan menemukan 200+ kegiatan Islamic Montessori yang menarik dan inspiratif. 30 tema yang disiapkan penulis insya Allah akan memberikan kita banyak pengalaman baru dan cara mengenalkan Islami dengan menyenangkan. Karena dalam metode ini kita akan dijejali teori saja, kita akan diajak langsung praktik dan beraktivitas.


Tema pertama misalnya, My Self
Di sini nilai-nilai keislaman yang dikenalkan adalah  adanya malaikat  Raqib dan Atid, keutamaan menjaga kebersihan dan kerapian, anjuran bersyukur. Sedangkan dari aspek lainnya anak jadi bisa melipat pakaian sendiri, bisa mencetak tangan dengan cara warna, membuat stempel nama, mengurutkan angka 1-10, mengetahui proses tumbuhnya anak, anak dapat menulis namanya dengan cat warna dan luas.



Selain tema itu, masih ada 29 tema menarik yang dapat disimak di dalam buku ini.




Namun perlu diingatkan untuk menerapkan metode Montessori, baik guru atau orang tua harus benar-benar menyiapkan segala keperluan dan alat yang dibutuhkan dengan cermat. Karena tentu tidak mungkin memulai pembelajaran tanpa adanya bahan-bahan yang dibutuhkan. Inilah tantangan orang tua, agar selalu aktif dan kreatif dalam menyiapkan tema setiap harinya.


Selain itu orang tua juga harus pandai mengkondisikan anak, karena di masa usia awal anak lebih tertarik untuk bermain, jadi saat menerapkan metode ini orang tua harus sabar. Karenanya orang tua harus kreatif untuk menarik perhatian anak, agar selama belajar tapi juga seperti bermain, sehingga anak tidak bosan selama materi diajarkan.

Secara keseluruhan buku ini bisa menjadi bahan inspirasi bagi orang tua untuk menerapkan metode belajar mengenalkan nilai-nilai Islam kepada anak dengan cara yang menyenangkan. Dan saya sangat terbantu untuk mengenalkan nilai-nilai Islam kepada anak melalui buku ini. Meski bertahap anak cukup respek, dan memang harus sabar agar anak tidak mudah bosan saat belajar.

Srobyong, 18 Desember 2021


(Alhamdulillah naskah review ini terpilih sebagai pemenang pertama,
Kompetisi Review Buku Mizan 2021)

Thursday, 16 December 2021

Review Buku '25 Nabi dan Rasul' -Kisah Nabi yang Tidak Membosankan dan Penuh Hikmah


Judul : 25 Nabi & Rasul
Penulis :  Noor H. Dee
Ilustrator : Bella Ansori
Penerbit :  Noura Kids
Cetakan: 4, November 2021


Tema 25  Nabi dan Rasul merupakan tema sejuta umat.  Artinya tema yang sudah pasaran tapi tetap tak lekang oleh zaman. Di grup Mizan sendiri, buku dengan tema serupa sudah ada begitu banyak. Sebut saja "Kisah 25 Nabi dan Rasul" karya Yudho Purwoko,  terbitan Dari Mizan. "Cerita Seru 25 Nabi dan Rasul" karya Ririn Astutiningrum, terbitan  Dar Mizan,  "Kisah 25 Nabi dan Rasul for Kids" karya Erna Fitrini,  terbitan Pelangi Mizan dan banyak lagi. Belum lagi  tema serupa dari berbagai penerbit di Indonesia. Hampir semua penerbit pernah  menghadirkan buku kisah para Nabi dan Rasul.

Buku tema Nabi dan Rasul di Grup Mizan


Hal ini mungkin terjadi karena tema Nabi dan Rasul memang selalu menarik untuk dikaji dan dijadikan cerita. Karena kisah-kisah ini dapat dijadikan bacaan Islam yang paling awal  bagi anak. Melalui kisah para Nabi anak dapat belajar banyak hal. Dari sejarah, keteladanan para Nabi, akidah juga ketauhidan.

Dan karena itu pula tema ini masih selalu diminati pasar. Orang tua masih memiliki minat yang sangat besar dalam upaya mengenalkan para Nabi dan Rasul melalui cerita. Apalagi dalam setiap buku tentu memiliki keunikan masing-masing. Meskipun memiliki tema yang sama, jika ditulis oleh penulis yang berbeda, hasilnya tentulah tidak sama.


Begitupula dengan buku "25 Nabi & Rasul" karya Noor H. Dee yang diterbitkan di Noura Kids. Meski memiliki tema yang biasa, sudah umum,  kisahnya tetap unik dan tidak pasaran, dan tidak kalah menarik untuk disimak dari pada buku yang lain dengan tema serupa.


Dengan penuturan yang padat penulis mampu menghadirkan kisah para Nabi dan Rasul dengan  memikat dan tidak berat untuk dipahami anak. Apalagi untuk segmentasi usia 3 tahun ke atas. Hanya dengan tiga sampai empat kalimat per halaman, penulis tetap mampu menghadirkan kisah para Nabi yang sangat menyentuh dan sudah mewakili dari bentuk kisah yang panjang.

contoh isi buku

Hemat saya buku ini memang sangat pas dijadikan bacaan awal bagi anak untuk usia dini. Karena kalimatnya pendek-pendek, dan bahasanya pun mudah dipahami. Berbeda dengan buku dengan tema serupa.

Misalnya buku "Mengenal 25 Nabi & Rasul" Terbitan Checklist. Meskipun di cover buku ini tertulis untuk my golden age, dari segi bahasa, buku ini masih terkesan panjang dan ada beberapa kalimat dan bagian yang kurang pas untuk dibacakan pada anak.

Dan jika dibandingkan dengan tiga tema serupa dari mizan, letak perbedaannya hanya pada segmentasi usia.  "Kisah 25 Nabi dan Rasul" karya Yudho Purwoko,  "Cerita Seru 25 Nabi dan Rasul" karya Ririn Astutiningrum,  dan  "Kisah 25 Nabi dan Rasul for Kids" karya Erna Fitrini, lebih pas untuk dibaca anak usia 9 tahun ke atas yang sudah mulai lancar membaca.  Jika dibacakan untuk anak usia dini, tentu anak akan masih kesulitan mencerna. 


Berbeda jika dibandingkan dengan buku "25 Nabi & Rasul" ini yang menurut saya,  penulis telah melakukan pengamatan mendalam untuk membuat sebuah kisah yang tidak hanya menarik, tapi bahasanya juga ramah anak.

Secara keseluruhan, buku ini memang bagus dan recomended untuk anak. Dengan bantuan orang tua sebagai mediator, melalui buku ini, anak dapat mencontoh sikap para Nabi yang selalu mengikuti perintah Allah, rajin belajar, sabar, tangguh, tidak mudah mengeluh juga bakti kepada orang tua. 

Buku ini sangat membantu saya mengenalkan cerita Islam pertama pada anak saya. Karena dia selalu senang ketika saya bacakan buku ini. Dia juga suka dengan gambar-gambar yang ada di buku. 

 Srobyong, 16 Desember 2021.