Penulis :
Keigo Higashino
Penerjemah : Faira Ammadea
Cetakan : Kelima, Januari 2022
Halaman : 304 halaman
ISBN : 978-602-06-3932-1
Malice; Catatan
Pembunuhan sang Novelis, merupakan novel dari seri Detektif Kaga yang paling
laris dan banyak dipuji.
Sinopsis
Novel ini sendiri mengisahkan tentang kematian
Hidaka Kunihiko, sang novelis handal yang telah melahirkan buku-buku best
seller di Jepang. Pada malam yang
tidak terduga Hidaka ini ditemukan tewas
di rumahnya. Tubuhnya ditemukan di ruang kerjanya dalam keadaan
terkunci. Hikada ditemukan dalam keadaan
tertelungkup; lehernya terpelintir sehingga nampak sisi kiri wajahnya. Dan matanya
nampak setengah terbuka.
Rie-san, sang istri dan Nonoguchi Osamu, sahabat si
penulis merupakan orang yang pertama kali menemukan jasad Hidaka. Mereka nampak terkejut dengan kematian orang
terdekatknya. Padahal Hidaka telah menyiapkan rencana yang cukup matang untuk
pindah ke Kanada bersama istrinya.
Detektif Kaga Kyoichiro, petugas yang menyelidiki kasus
tersebut berusaha menguak misteri kematian sang penulis. Pada awalnya penyelidikan
mengalami kebuntuan. Orang-orang yang
selama ini dicurigai ternyata memiliki alibi kuat. Termasuk melihat Rie-san dan Nonoguchi. Hingga
beberapa waktu kemudian, Detektif Kaga menemukan fakta menarik tentang hubungan
Nonoguchi dan Hidaka yang sebenarnya.
Karena fakta itu Detektif menjadi sangat penasaran—bukan
bagaimana cara pembunuhan dan siapa yang melakukan, tetapi mengapa Hidaka harus
tewas seperti itu. Bermula dari penemuan
itu pula akhirnya sang detektif berusaha menguak misteri paling dalam tentang
motif pembunuhan tersebut. Karena kematian Hidaka itu bukanlah kematian biasa.
Review
Seperti biasa, Keigo Higashino selalu memukau dengan
cerita-cerita yang ia tulis. Ia tidak
hanya membuat kita (para pembaca) tertegun dan memiliki rasa penasaran tinggi
terhadap novel misterinya. Lebih dari itu ia juga mampu membolak-balik emosi
pembaca selama membaca novel ini.
Dari segi cerita novel ini ternyata tidak
sesederhana yang kita pikirkan. Mungkin setelah membaca berapa halaman kita
dapat menebak siapa dalang dari kejadian ini. Akan tetapi setelah itu kita
tidak akan mudah berpuas diri. Setelahnya kita akan dibuat penasaran tentang
bagaimana dan alasannya. Mengapa? Mengapa?
Seru, menggelitik dan mendebarkan. Membaca pertarungan
analisis antara penulis dan detektif akan membuat kita terombang-ambing.
Kira-kira siapa yang berkata jujur dan siapa yang menyimpan kebohongan? Bagaimana tidak? Karena di sini
kita akan sering dibuat salah pahama,
dikejutkan dengan fakta-fakta baru yang mencengangkan. Satu waktu kita mungkin akan benci pada salah
satu tokoh cerita, tetapi di halaman lain kita mungkin akan merasa simpati. Namun itulah salah satu sisi menarik dari
novel ini. Karena dari kebingungan yang kita rasakan, kita jadi tidak dapat
berhenti membaca sampai menyelesaikan kata tamat.
Dari segi alur dan plot, Keigo Higashino memiliki
keluwesan hebat yang mencampurkan alur maju mundur dengan apik. Sejak membaca
karya-karyanya seperti Kesetiaan MR. X,
Pembunuhan di Nihonbashi dan Keajaiban Toko Kelontong, saya selalu suka
dengan gaya bercerita dan bagaimana ia menciptakan alur yang cukup rumit,
tetapi tetap asyik dinikmati.
Selain jalan ceritanya yang memang menarik, saya menyukai novel ini karena karakter
tokohnya adalah penulis.Hidaka dan Nonoguchi adalah sahabat yang sama-sama
ingin jadi penulis. Hanya saja ternyata Hidaka lebih dahulu berhasil meraih
mimpinya dan bahkan menjadi penulis yang karyanya laris manis. Sedangkan
Nonoguchi masih berusaha merintis. Mungkinkah masalah itu yang menjadi
latar belakang terjadinya pembunuhan
atau ada misteri lain yang belum diketahui? Temukan jawabannya di dalam novel ini.
Pesan Cerita dan Kritik Sosial
Sebagai pembaca saya biasanya tidak hanya fokus pada jalan cerita saja. Hal yang paling
menyenangkan saat membaca biasanya, secara tidak langsung kita dapat menyerap banyak pesan-pesan memikat dan kritik
sosial di lingkungan sekitar. Pesan yang membuat kita tersenyum karena setuju,
atau tertampar karena memang fakta di
lapangan seperti itu. Novel ini sendiri
secara tidak langsung novel ini mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya
dengan berita-berita yang belum ada
bukti kebenarannya, dan semacam ajakan untuk orang tua memberikan contoh
terbaik baik anaknya—khususnya dalam kebiasaan membaca.
Ada pula pesan tersirat tentang bahaya menyimpan
amarah dan dendam. Karena kemarahan dan dendam dapat memunculkan banyak bencana
yang tidak terduga.
Pada beberapa adegan saya menemukan beberapa kalimat
yang membuat saya setujut sekaligus miris.
“Biasanya
orangtua masa kini hanya bisa mengharuskan anak-anaknya untuk membaca, padahal
mereka sendiri tidak suka membaca. Aku sendiri tidak paham bagaimana seseorang
tidak punya kebiasaan membaca bisa memberi saran pada anaknya tentang buku apa
yang bisa mereka baca.”
(hal
48)
“Hubungan antara guru dan murid dibangun berdasarkan
persepsi yang salah., yaitu tugas sang guru adalah mengajarkan sesuatu
sementara tugas murid adalah mempelajarinya, Yang penting adalah bagaimana
persepsi itu bisa membuat kedua belah pihak sama-sama puas, apalagi yang
namanya kebenaran tidak menjamin semuanya akan baik-baik saja. Yang kita
kerjakan saat ini sama dengan bermain sekolah-sekolahan.”
(hal
73)
Jika setelah ini kamu masih penasaran dengan karya
lain Keigo Higashino, jangan khawatir mulai 25 Maret -2 Mei 2023 kamu bisa ikutPre-Order buku terbarunya Angsa dan Kelelawar di sini, ya. Temukan keseruan ceritanya dan jangan kaget
kalau kau akan terpikat.
Srobyong, 27 April 2023