Sunday 24 April 2016

[Review] Edukasi Anak Melalui Dongeng

Hasil gambar untuk Dongeng dan Mantra Pembangun Karakter Mulia

Judul               :  Dongeng dan Mantra Pembangun Karakter Mulia
Penulis             : Durroh Fuadin Kurniati
Ilustrasi           : Syarifah Adlina
Ediiting           : Yurinda Dini
Penerbit           : Cikal Aksara, Imprint Agromedia
Cetakan           : Pertama, 2015
Halaman          : vi + 54 hlm
ISBN               : 978-602-1267-33-2

Edukasi anak sudah selayaknya dilakukan sejak dini. Salah satunya mulai mengenalkan buku-buku bacaan seperti buku dongeng ini .  Hal ini penting dilakukan para orangtua, karena selain melestarikan budaya membaca anak juga mengenalkan banyak sekali edukasi yang bisa diambil dari membaca.

Dalam  buku dongeng dan mantra ini terdiri dari sepuluh kisah yang banyak memuat edukasi anak. 
Sebut saja kisah Si Beo dan Cicak. (hal. 6) kisah ini mengajarkan anak untuk beprasangka baik dan saling menyayangi.

Menceritakan tentang Si Beo adalah burung yang sangat pandai berkicau dan pintar menirukan berbagai macam suara. Cicak yang melihat itu merasa iri pada Beo. Karena setiap hari Beo selalu terlihat gembira. Suatu hari Beo menyapa Cicak  yang sedang berbicara dengan semut, tapi Cicak itu malah mengatakan kalau dia tidak suka dengan Beo yang menurutnya malas dan tidak mandiri, hanya bisa bernyanyi.

Hal itu tentu saja membuat Beo sedih. Dia menjadi murung dan tidak mau lagi berkicau.  Pak Gatot pemilik Beo tentu saja bingung dan memutuskan membawa Beo ke  dokter hewan untuk diperiksa. Di sana Beo bertemu Kelinci, dia bercerita bahwa sebenarnya dia tidak sakit, dia hanya sedih. Kelinci lalu menasihati Beo. Kira-kira apa yang dinasihatkan Kelinci dan bagaimana dengan nasib Cicak dengan sikap iri yang dimiliki?

Ada pula kisah Air Mata Buaya. (hal. 11) Mengajarkan agar tidak suka berbohong dan besikap nakal. Karena hal itu akan membuat orang tidak percaya. Kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan dan saling kasih sayang.

Menceritakan tentang sebuah keluarga buaya. Ibu buaya memiliki enam anak tapi semuanya terseret ombak dan tinggal satu anak yang bernama Bia. Ibu buaya sangat senang dan berjanji untuk akan menyanyangi anaknya dan tidak akan memarahinya.

Bia itu ternyata sangat nakal. Dia selalu memerintah ayah dan ibunya ini itu.  Juga selalu usil dengan teman-temannya. Seperti katak, ularm kura-kura dan trenggiling. Jika teman-temannya mengadukan kenakalannya, Bia, si anak buaya akan pura-pura menangis dan meminta maaaf.   Namun di kemudian hari dia terus melakukan kenakalannya.

Lalu sautu hari Bia berenang sendirian dan tidak sadar sudah terlalu jauh. Dia tersesat. Dia bingung dan menangis. Berkali-kali dia minta tolong, tapi tidak seekorpun binatang yang mau menolong. Bagaimana kira-kira nasib Bia, si anak buaya, ya?

Atau ada pula kisah Monyet yang Sombong. (hal. 25)  Mengajarkan agar  tidak berperilaku sombong.
Menceritakan tentang Monyet  yang selalu sombong dan suka memamerkan kepintaraannya.  Tentu saja hal itu membuat warga hutan tidak suka dengan sikap Monyet.

Suatu hari Monyet bertemu dengan Angsa. Monyet mengolok-olok Angsa yang suka makan cacing karena dia merasa pisang makannya lebih enak dan banyak mengandung vitamin.

Kemudian Angsa mendapat ide, dia harus memberi pelajaran pada Monyet agar tidak sombong lagi. Angsa pun mengatakan kalau sebenarnya dia sempat bosa makan cacing, dia ingin makan daging biar bisa lebih kuat. Makanya,  tadi ketika dia bertemu Singa, dia sedikit mencicipi daging itu. Tapi ternyata rasa cacing lebih enak jadi dia meninggalkan sisa daging singa sendirian.

Monyet kaget dan tidak percaya. Lalu Angsa menyuruhnya ke sungai. Dan benar saja ternyata di sana ada Singa yang kakinya terlihat berdarah. Monyet yang tidak ingin dikalahkan Angsa segera mendekati Singa. Dia ingin mencabut sehelai bulu Singa dan dipamerkan pada binatang lainnya.  Tapi saat akan mengambil Singa yang tadinya tidur malah terbangun.  Bagaimana nasib Monyet itu?

Selain ketiga  itu masih banyak lagi kisah-kisah lain yang tidak kalah mendidik. Ada Kisah Lima Butir Telur, yang mengingatkan agar menjadi anak pemberani. Atau ada pula  Ikan Mas dan Induk Burung, yang mengajak selalu berbaik hati. Si Jago yang Tamak, Besemangatlah Moki, Wolly dan Sahabat-Sahabat Kecilnya dan Miko yang Tak Patuh.  Setiap ceritanya menyimpan banyak pendidikan moral.  Buku ini sangat patut dibaca untuk anak-anak agar bisa membangun karakter mulia.   


Srobyong, 24 April 2016 

4 comments:

  1. Ceritanya sangat mmberikan edukasi buat anak3 ya mbak hhre

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, recomended buat dibaca, dikenalkan sama anak-anak. ^_^

      Delete
  2. Senang sekali, makin banyak & beragam buku bacaan anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, biar anak-anak sudah mencintai membaca sejak dini, jadi perlu diberi buku-buku semacam ini. Ada ilustrasinya juga jadi anak akan suka.

      Delete