Sunday 25 October 2015

[Artikel] Rahasia Manfaat ASI Untuk Anak


ilustrasi (al-jazirahonline.com)
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) setelah bayi dilahirkan sampai bayi berusia dua tahun merupakan fondasi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. ASI merupakan makanan terlengkap bagi anak yang memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan. Karena itu, seorang ibu hendaknya menyusui anaknya dari air susunya. Para dokter sepakat, cara yang terbaik dalam memberikan makanan pada bayi usia 0-2 tahun pertama adalah dengan memberikan ASI secara alami.[1]
ASI memiliki manfaat, kelebihan dan keutamaan dibandingkan minuman atau makanan lainnya. Membiasakan memberikan ASI sejak dini pada anak juga menjadi bukti rasa sayang orang tua kepada anak. Bisa dikatakan, memberikan ASI merupakan perkenalan hingga menimbulkan ikatan batin antara ibu dan anak.
Air susu ibu juga memiliki dampak terbaik dalam tumbuh kembang pada jasmani dan ruhani anak. Memberikan potensi, kemampuan spiritual, dan kejiwaan pada anak. Anak yang mendapat ASI pasti merasakan kasih sayang ibunya dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI atau diberikan susu formula.
Dalam Islam, pemberian ASI dijelaskan sebagai jalan menularkan karakter watak ibu pada anak. Malalui menyusui ada kontak batin dan fisik antara ibu dan anak. Secara tidak langsung, hal itu merupakan bimbingan dan pendidikan dari ibu kepada anak. Inilah pentingntya seorang ibu memberikan ASI pada anaknya.
Proses pemberian ASI pada anak dilakukan setelah dilahirkan hingga berusia lengkap dua tahun. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam firman Allah,
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawarahan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. al-Baqarah [2]: 233)
Ditinjau dari sisi kesehatan, ASI memang memiliki kelebihan. Dr. E. Oswari. DPH, merinci kelebihan ASI antara lain: mengandung zat penangkis beberapa penyakit. Seperti campak, dan bebas hama. Jika langsung diminum secara mentah dan segar mengandung zat Laktoferin yang mengikat unsur besi. Sehingga selama di usus tidak ada zat besi yang hilang.[2]
Jadi, jangan mudah memberikan susu formula yang saat ini marak dijual di mana-mana ketika usia anak masih dini. Walaupun sangat sibuk, sebaiknya seorang ibu harus tetap memberikan ASI langsung. Karena ASI adalah menu utama yang sangat baik untuk tumbuh kembang bayi.
Manfaat lain dalam pemberian ASI sejak usia 0-2 tahun pada bayi adalah:
    • 1. Mencerdaskan anak
Anak yang mendapat asupan ASI lebih cerdas dari anak yang mendapatkan susu formula.
    • 2. Lebih sehat
Ini seperti yang disampaikan Dr. E. Oswari. DPH, air susu ibu bisa menghidarkan banyak penyakit dari anak.
    • 3. Terhindar dari penyakit
Karena air susu ibu mengandung antibodi terhadap penyakit.
    • 4. ASI sebagai nutrisi
ASI adalah makanan terlengkap dengan porsi seimbang untuk bayi yang mengandung zat gizi untuk enam bulan pertama.
  • 5. Membantu perkembangan motorik anak sehingga bisa cepat berjalan
  • 6. Bukti kasih sayang
  • 7. Mencegah alergi
Jadi, apakah masih ada keraguan dalam diri seorang ibu sehingga tidak ingin memberikan ASI? Padahal memberi ASI adalah pilihan terbaik untuk anak. Sesibuk apa pun seorang ibu, harusnya lebih peduli pada anak. Kesibukan bisa disiasati dengan menyimpan susu di lemari es atau menyusi ketika waktu istirahat daripada harus memberikan susu formula. [Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah]
Catatan kaki:
[1] Adil Fathi Abdillah, Menjadi Ibu Dambaan Umat, Gema Insani Press, Jakarta, 2002 Hal.23
[2] Dr. E. Oswari DPH, Perawatan Ibu Hamil dan Bayi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1990. Hal.98-99
Editor: Pirman Bahagia
Re-Post Artikel saya yang dimuat di Bersamadakwah. Atau bisa dibaca di http://bersamadakwah.net/rahasia-manfaat-asi-untuk-anak/

Thursday 22 October 2015

[Cerpen] Muharam


[Dimuat di Radar Banyuwangi, Jawa Pos Group. Edisi, Minggu 18 Oktober 2015]

*Kazuhana El Ratna Mida

Mata tajam itu terus menatap. Penuh kesal. Sesekali menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar. Bocah cilek dikandani wongtuo kok gak nurut. Cerutunya mengepulkan asap.

Pokokke bapak orak setuju. Tatapannya berkilat. Eleng, Mid. Pamali gegawean sasi suro.

Khamid hanya diam bergelut dengan  hatinya. Dia harus mencari cara yang baik untuk menjelaskan perihal mitos dan bidah yang seharusnya tidak diimani itu. Agar tidak menyinggung bapaknya. Muharam itu bulan berkah.

~*~

           

[Resensi] Belajar Arti Keluarga, Persahabatan dan Cinta





Judul               : Perfect Scenario
Penulis             : Kezia Evi Wiadji
Penerbit           : Gramedia Pustka Utama
Cetakan           : Pertama
Tahun              :  September, 2015
Tebal               : 280 hlm
Harga              : Rp. 55.000,-
ISBN               : 978-602-03-2088-5 


Jangan menilai sesuatu hanya berdasarkan sudut pandang pribadi. Cobalah menyelami, menyelidiki terlebih dahulu apakah yang dilakukan itu baik atau buruk, baru memutuskan. Jangan suka menghukumi sesuka hati mengedepakan ego sehingga membuat rencana konyol untuk menghancurkan menggagalkan apa yang tidak disukai.

Novel ini menceritakaan tentang Farel yang tiba-tiba memaksa Finda untuk menjadi pacarnya. Hal yang sangat aneh dilakukan seorang Farel karena semua orang tahu, bahwa Farel dan Finda adalah musuh bebuyutan. Finda tentu saja menolak mentah-mentah usulan Farel sampai, anak laki-laki itu mengungkap rahasia di balik dia memaksa Finda untuk setuju. (halaman 16) Awalnya Finda tentu tidak percaya begitu saja. Tapi ketika melihat ibunya yang sibuk menyiapkan makan malam dan bilang akan menggundang Om Tonny, Finda mulai menyadari Farel tidak berbohong.  Orangtua mereka akan menikah. Scenario itu pun akhirnya Finda setujui.

Untuk mendukung sempurna ide ini, Farel sampai rela memutuskan pacarnya, Novi yang merupakan primadona sekolah. (halaman 30-31) Dan Finda harus rela memendam perasaannya yang sejak awal menyukai Niko, sahabat Farel. Tapi tentu semua tidak akan berjalan semudah itu. Karena Novi tidak ingin diputus dan Niko yang malah mulai gencar mendekati Finda. Belum lagi orangtua Farel dan Finda malah menganggap kedekatan mereka adalah karena akan menjadi saudara.

Farel bingung bagaimana membuat Novi percaya padanya. Finda pun tidak ingin menyianyiakan kesempatan ketika Niko mulai mendekatinya. Jadilah Finda dan Niko berkencan diam-diam. Padahal sejak awal selama mereka(baca Farel dan Finda) pura-pura menjadi pacar, mereka sepakat membuat larangan untuk dekat dengan cowok atau cewek yang lain.

Marah dan merasa dihianati itulah yang Farel rasakan ketika pada suatu waktu mereka tidak sengaja bertemu tanpa sengaja di sebuah bioskop. Apalagi ketika mendengar dengan jantan Niko mengakui memiliki perasaan pada Finda esok harinya di sekolah. (halaman 116). Entah kenapa Farel meresa kesal sekali mendengar pengakuan sahabatnya itu.

Sampai kejadian di Lembang membuat semuanya jungkir balik. Perasaan Farel juga perasaan Finda. Belum lagi ada teror yang membuat Finda ketakutan. Entah apa yang sebenarnya  yang telah terjadi setelah dari Lembang. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya scenario yang Farel dan Finda lakukan untuk membatalkan pernikahan orangtua mereka, temukan jawabnya dengan membaca sendiri.

Ada beberapa kalimat yang bagus dalam novel ini. Cinta membuat orang buruk menjadi baik juga sebaliknya, membuat orang baik menjadi buruk. Semua tergantung pada tujuan kita mencintai. (halaman 263)  dan juga, Jika kamu berpikir selama ini merasa telah mengenal baik seseorang, namun pada akhirnya kamu tidak benar-benar mengenal orang itu. (halaman 263)

Novel dengan tema yang sederhana, tapi diramu dengan apik. Cerita yang meremaja dan, mengasyikkan. Keluarga, cinta dan persahabatan dengan berbagai konflik. Bahasanya mengalir dan renyah. Mengajarkan tentang arti keluarga. Bahwa orang tua itu tidak bisa memaksakan kehendak. Pun dengan seorang anak tidak bisa menghakimi sendiri. Dalam keluarga memang butuh komunikasi. Ada juga pesan lain yang tersirat. Bahwa jangan suka menuduh seseorang tanpa adanya bukti yang nyata. Jangan berlebihan dalam membenci juga mencintai.  Walau endingnya mudah ditebak, tapi tetap asyik untuk dinikmati. Karena akan ada kejutan yang tidak terduga dalam novel ini. Seperti alasan sebenarnya Farel yang memaksa Finda untuk memanikan scenario pacara bohongan agar orangtua mereka tidak menikah. Recomended untuk dinikmati.

[Kazuhana El Ratna Mida, Penyuka buku dan literasi, Jepara]



 [Dimuat di Radar Sampit. Edisi, Minggu, 18 Oktober 2015]
                                 

Wednesday 21 October 2015

[Artikel] Kejujuran dan Kesabaran Berbuah Keindahan


ilustrasi Pernikahan @ilanakulakova
Aku pernah mendengarnya—ketika dulu kakekku sering bercerita dalam kuliah Subuh. Kisah yang selalu kusukai, karena begitu menggetarkan hati dan patut diteladani.
Ini tentang kisah seoarang pemuda yang jujur dan selalu mencari kehalalan dalam tiap makanan yang ditelan. Namanya Idris. Suatau waaktu dia tengah berjalan di sekitar sungai. Kala itu, dia merasa haus. Lalu dia pun mengambil air dan meminumnya. Tak lupa berucap syukur pada Allah yang pemiliki segalanya. “Terima kasih ya Allah, Engkau masih memberi nikmat minum.”
Sebentar kemudian, dia melihat sesuatu yang mengapung di atas air. Idris pun mengambilnya, berpikir itu adalah rezeki yang Allah berikan padanya. Tanpa ragu, Idris memakan buah delima itu. Setelah beberapa kali gigitan—tepatnya setengah buah dia makan, Idris tersadar akan sesuatu.
“Astagfirullahal ‘adhim. Kalau ada buah jatuh di sekitar sungai ini, pastinya ada seseorang yang memiliki. Tidak mungkin buah ini turun sendirinya dari langit,” ucap Idris berspekulasi.
“Ya, aku harus mencari tahu siapa pemiliki pohon buah delima ini. aku harus menghalalkan makanan yang masuk ke perutuku agar tak berubah menjadi api.” Tiba-tiba Idris teringat pesan sang guru agar selalu menjaga apa yang masuk ke perutnya agar senantiasa diisi dengan hal-hal yang halal.
Lalu Idris pun menyusuri sungai sepanjang hari, mencari dari mana buah ini jatuh hingga sampai di aliran sungai. Dan benar saja, setelah menyusuri sungai itu, dia melihat ada sebuah kebun delima yang sangat lebat. Pasti buah itu dari sana.
Idris mengamati dan mencocokkan dengan buah yang tadi ditemukannya.
Idris pun segera melangkah memberanikan diri menuju tempat itu. Dia harus meminta maaf karena telah memakan buah orang itu tanpa izin.
“Maaf, Pak. Saya telah memakan sebagian buah delima bapak tanpa izin. Tolong berilah keikhlasan agar apa yang tadi saya makan berbuah halal.” Idris tanpa ragu langsung mengutarakan maksudnya.
Pemilik kebun melihat Idris dari atas hingga bawah. Bertanya-tanya siapakah pemuda yang begitu aneh ini; datang-datang meminta maaf tanpa si pemilik tahu ke mana arah pembicaraannya.
“Apakah yang membuat kamu meminta maaf pada saya, Nak?” si pemilik kebun pun bertanya setengah penasaran pada Idris.
Idris pun menceritakan semua kejadian yang ada tanpa mengurangi atau menambahi. Si pemiliki kebun merasa takjub dengan akhlak yang dimiliki pemuda di depannya itu.Masya Allah…
Aku tidak pernah melihat pemuda seperti ini. Kalau biasanya, banyak orang yang lebih mudah melupakan tanpa harus susah-susah meminta maaf. Pemuda ini malah sebaliknya.
Idris yang melihat pemilik kebun hanya diam saja, tiba-tiba merasa takut dan khawatir.Apakah perbuatannya akan dimaafkan atau tidak.
Si pemilik kebun menghela napas, makin membuat Idris khawatir dan was-was.
“Begini, anakku. Aku bisa saja memaafkanmu. Namun, kau harus memenuhi terlebih dahulu syarat yang aku ajukan,” ucap si pemilik kebun agak sangar.
“Baiklah, Pak. Saya terima semua syarat yang akan bapak ajukan. Asalkan bapak mengikhlasakan perbuatan yang telah saya lakukan.” Idris yakin.
Si pemilik kebun pun menjelaskan syaratnya. Ia meminta Idris untuk menikahi putrinya yang tuli, bisu, buta dan lumpuh.
Seketika Idris terhenyak. Ya Allah apakah ini memang jalan satu-satunya. Apakah ini adil dengan segala perbuatan yang telah dilakukannya? Idris nampak berpikir keras. Menimbang-nimbang tawaran yang diajukan.
“Nah, itulah syarat dariku, Nak. Bagaimana?” tanya si pemilik kebun setengah memaksa.
“Baiklah, Pak. Saya menerimanya asal apa yang tadi saya lakukan mendapat pemaafan.”
Mendengar penuturan Idris, si pemilik kebun tersenyum dan berkata, “Baiklah, aku ikhlaskan segala perbuatanmu dan kuharap kau pun ikhlas dengan persyaratanku.”
“Saya ikhlas, Pak.” Idris mengulurkan tangan untuk saling berjabatan.
“Baiklah, sebelum kau menikahi putriku, alangkah baiknya kau menemuinya terlebih dahulu,” perintah si pemilik kebun lembut.
Idris berjalan menuju ruang tengah yang tadi diberitahukan si pememilik kebun. Ada perasaan was-was yang sejatinya masih menghinggapi diri Idris. Dia mendorong pintu dengan sedikit kaku sambil menahan detak jantungnya sendiri. “Kira-kira bagaimana calon istrinya yang tuli, buta, lumpuh dan bisu?”
Namun, di sana Idris tak menemukan kriteria yang disampaikan si pemilik kebun. Yang ada hanyalah seorang wanita cantik jelita yang sedang merenda. Idris pun bingung dan kembali kepada si pemilik kebun untuk bertanya. Dia menceritakan bahwa tak ada seseorang yang dikatakan si pemilik kebun.
“Ya, dialah calon istrimu,” terang si pemilik kebun.
“Tapi, bukankah kata bapak calon istriku seorang yang buta, tuli, lumpuh dan bisu?” Idris sedikit bingung.
“Dan yang di sana adalah wanita cantik jelita,” jantung Idris berdetak kencang.
Si pemilik kebun tersenyum, lantas menjawab, “Begini anakku. Dia memang buta; buta akan kemaksiatan. Dia memang tuli; tuli dari segala hal yang menimbulkan murka Allah. Dia memang bisu; bisu karena tak pernah berbicara yang menimbulkan fitnah dan tidak ada gunanya, tidak berghibah atau memaki. Dia memang lumpuh; karena dia tak pernah pergi ke tempat yang tak diridhai Allah. Tak pernah ke tempat maksiat, tempat para setan berada.”
“Itulah yang kumaksud buta, tuli, bisu dan lumpuh. Karena dia tak pernah berkumpul dengan segala maksiat. Dan kupikir, kaulah yang paling pantas dijadikan pasangan untuknya. Karena kau adalah pemuda yang mampu menjaga diri dari segala hal yang yang berkaitan dengan dosa, haram dan kemaksiatan.”
Mereka pun akhirnya dinikahkan. Pernikahan yang begitu indah karena berhasrat akan keridhaan Allah Ta’ala. Maka dari rahim itu—Fathimah al-Azdiyyah—istri Idris bin ‘Abbas, (masih memiliki silsilah sebagai kerabat Rasulullah) lahirlah imam Syafi’i—Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Syafiʿī—seorang ulama besar yang pendiri madzhab Syafi’i. Beliau lahir dari orangtua yang begitu suci.
Itulah buah kesabaran dan kejujuran dari seorang ayah dari ulama besar, dan sang ibu yang selalu menjaga kesucian diri. Hingga segala doa yang diminta, insya Allah dikabulkan Ilahi, yaitu memiliki anak shaleh nan berbakti. [Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah.net]
Srobyong, 5 Mei 2015
Editor: Pirman Bahagia
Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau kunjungi langsung ke http://bersamadakwah.net/kejujuran-dan-kesabaran-berbuah-keindahan/

[Artikel] Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan


www.nytimes.com
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad. Al-Qur’an juga satu-satunya mukjizat yang bertahan hingga sekarang. Selain sebagai sumber kebahagiaan di dunia dan akhirat, al-Qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah mati. Jika dicermati, kebanyakan ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang, sejatinya telah Allah tuliskan dalam al-Qur’an.
Ayat al-Qur’an yang pertama kali turun menunjukkan dasar ilmu pengetahuan adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5,
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1]. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. al-‘Alaq: 1-5)
Dalam ayat ini, kita dianjurkan untuk belajar melalui baca-tulis, mengkaji ilmu yang ada dalam al-Qur’an, meneliti lebih jauh tentang ilmu pengetahuan yang sudah Allah ajarkan dalam al-Qur’an.
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”(Qs. Az-Zumar: 9)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. al-Mujadalah: 11)
Kedua ayat di atas menunjukkan pentingnya seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan.
Jika kita cermati, dengan membaca al-Qur’an, maka akan kita menemukan banyak ilmu pengetahuan tentang alam semesta yang tak terkira.
Sebuah contoh, dalam surat Yunus ayat 5 yang menjelaskan tentang ilmu falak atau perbintangan.
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[2]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Qs. Yunus: 5)
Lalu di dalam surat Yasin,
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[3]. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (Qs. Yasin: 38-40)
Bukti lain tentang al-Qur’an sebagai dasar ilmu pengetahuan adalah surat an-Nahl ayat 66 tentang ilmu hewan:
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”(Qs. an-Nahl: 66)
Atau dalam surat ar-Ra’d ayat 4 yang menjelaskan ilmu tumbuhan:

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.”
 (Qs. ar-Ra’d: 4)
Lalu tentang ilmu bumi dan ilmu alam,
“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).” (Qs Qaf: 7-8)
Dan surat Saba’ ayat 18,
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman[4].” (Qs. Saba’: 18)
Jelas bukan, bahwa sejatinya al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengatahuan yang pertama kali. Pada masa berkembangnya Islam dulu, banyak para pakar muslim yang menjadi orang hebat karena selalu berpegang teguh pada al-Qur’an. Misalnya pada masa Islam masuk di Andaluisia (Spanyol) kita mengatahui:
1. Abbas bin Farmas sebagai ahli ilmu kimia dan astronomi. Dia adalah penemu pertama pembuatan kaca dari batu.
2. Ibrahim bin Yahya al-Naqqas terkenal dalam ilmu astronomi. Ilmu yang dapat mengetahui terjadinya gerhana matahari atau bulan dan dapat pula mengetahui lama waktu terjadinya gerhana tersebut. Ibrahim bin Yahya menemukan teropong modern yang dapat mengetahui jarak anatara tata surya dan bintang-bintang lain.
3. Ahmad bin Ibas dari Cardova ahli dalam bidang obat-obatan.
4. Umm al-Hasan binti Abu Ja’far dan al-Hafidz dua orang wanita ahli kedokteran.
5. Ibun Batuthah dari Tangier, Maroko ahli geografi
6. Dan banyak lagi para ilmuan Islam yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kita mengatahui saat itu kaum Muslimin masih sangat memegang teguh al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan. Kejaayaan Islam dan para pemikir Islam ini tentu mengundang pertanyaan dari para cendiakawan Eropa. Mereka penasaran dan mulai mempelajari bahasa Arab agar bisa menerjemahkan buku-buku karangan umat Islam.
Bahkan para pemuda-pemuda kristen Eropa juga mulai belajar di universitas-uversitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Malaga, Granada dan Salamance.
Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku ilmiah karya para sarjana Muslim. Pusat pemerintah berada di Toledo. Setelah pulang ke negaranya masing-masing, mereka mengajarkan ilmu yang didapat kepada pelajar di Eropa.
Mahabesar Allah dengan segala Kebesaran-Nya. Semua penjelasan tentang pengetahuan bisa kita dapat dalam al-Qur’an, andai kita mau memerhatikan dan mencerna lebih dalam atas ayat-ayat yang diturunkan. Bahkan bangsa Eropa sebelum semaju sekarang mengakui kebesaran umat Islam dan al-Qur’an. [Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah]
Keterangan :
[1] Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis-baca.
[2] Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
[3] Bulan-bulan itu pada awal bulan kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
[4] Yang dimaksud dengan negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya ialah negeri yang berada di Syam karena kesuburannya, dan negeri- negeri yang berdekatan ialah negeri-negeri antara Yaman dan Syam sehingga orang-orang dapat berjalan dengan aman siang dan malam tanpa terpaksa berhenti di padang pasir, dan tanpa mendapat kesulitan.
Berbagai Sumber (Srobyong, 11 Mei 2015)
Editor: Pirman Bahagia
Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau kunjungi langsung ke http://bersamadakwah.net/al-quran-sebagai-sumber-ilmu-pengetahuan/

[Artikel] 'Umar bin Khaththab dan Kejayaan Islam


ilustrasi hijrah © thestrangetwo.com
‘Umar bin Khaththab dilahirkan di Makkah tahun 40 sebelum hijrah Nabi ke kota Madinah. Ayahnya bernama Nufail bin ‘Abdil ‘Uzza al-Quraisy dari suku Bani Adi. Ibunya Hantamah binti Hasyim bin al-Mughirah bin ‘Abdillah. Silsilahnya berkaitan dengan Nabi Muhammad pada generasi kedelapan.
Ketika Nabi Muhammad diutus sebagai Rasul, ‘Umar adalah salah satu pemuda yang dengan sangat keras menentang ajaran Nabi Muhammad. Sebagaimana diketahui, keluarga ‘Umar dikenal memiliki kecekataan dalam kepempimpinan, kecemerlangan berpikir, dan watak keras yang sudah mendarah daging. Sehingga kebanyakan suku Quraisy segan kepada ‘Umar dan keluarganya.
Dengan sikap kerasnya itu, dia ingin menghancurkan agama baru yang tiba-tiba muncul di dalam sukunya. Maka, dia pun berniat membunuh Nabi Muhammad yang menyebarkankan agama itu untuk pertama kalinya.
Dengan menahan kemarahan, ‘Umar berjalan menuju rumah Nabi Muhammad. Namun, di tengah perjalanan, dia bertemu Nu’aim bin ‘Abdulllah dari Bani Zuhra.
“Hendak ke mana engkau, wahai ‘Umar? Kenapa wajahmu kelihatan begitu terbakar kebencian?”
“Aku akan membunuh Muhammad,” jawab ‘Umar dengan tegas.
“Apakah kau tak takut dengan Bani Hasyim dan Bani Zuhrar?”
“Kenapa harus takut?! Kau yang harusnya takut karena telah keluar dari ajaran nenek moyang kita.”
Nu’aim bin ‘Abdullah berkata, “Tak tahukah kau ‘Umar, bahwa ada hal yang lebih menarik untuk kau ketahui? Adik perempuan dan iparmu pun telah keluar dari agamamu.”
Segeralah ‘Umar berbalik arah menuju rumah adiknya, Fathimah. Kala itu, Fathimah tengah khusyuk membaca Kalam Allah. ‘Umar langsung masuk rumah. Fathimah pun segera menyembunyikan apa yang dibacanya. Namun, ‘Umar sempat mendengarnya ketika hendak memasuki rumah itu.
“Apa yang kalian ucapkan tadi?” tanya ‘Umar.
“Kami tidak mengucapkan apa-apa,” jawab Fathimah bergetar.
“Kudengar kalian telah keluar dari agama nenek moyang?!” Kilatan kemarahan terlihat di mata ‘Umar.
Lalu, ipar ‘Umar pun berkata, “Wahai ‘Umar, apa yang akan kaulakukan jika kebenarana agam bukan pada agama yang kauanut saat ini?”
Mendengar pertanyaan itu, ‘Umar marah dan menyabit iparnya hingga terluka dan berdarah. Melihat perbuatannnya sendiri, dia merasa bersalah dan putus asa. Jujur saja, ketika masuk ke dalam rumah dan sempat mendengar adiknya membaca Kalam Allah, dadanya bergetar. Tapi, dia belum yakin dengan perasaannya.
“Wahai Fathimah, izinkan aku membaca apa yang kaubaca,” pintanya pada adiknya.
Fathimah menuruti dengan syarat ‘Umar mau berwudhu untuk mensucikan diri. ‘Umar pun menyanggupi syarat itu. Dia pun membaca setiap kata yang ada dalam surat Thaha. ‘Umar termasuk seorang yang pintar dan memahami betul sastra Arab. Maka dirinya begitu takjub sebab ada yang lebih hebat dari segala sastra yang pernah dibacanya. Tidak ada manusia yang mampu melakukannya.
‘Umar pun meminta diantar ke rumah Nabi Muhammad. Mendengar ‘Umar datang ke rumah Rasulullah, banyak sahabat yang merasa cemas. Namun, kecemasan itu berubah kebahagiaan ketika ‘Umar bersyahadat. Seorang yang dulu paling keras dan disegani Bani Quraisy itu, kini memilih jalan Allah dan membantu Rasulullah. Dan, kejadian itu membuat kaum Quraisy marah. Namun, bagi ‘Umar, yang terpenting adalah jalan baru ketika mendapat cahaya.
Allah sungguh menunjukkan Kebesaran-Nya. Tidak peduli siapa pun, jika Allah Berkehendak, maka Dia tinggal mengatakan, “Jadilah”, maka terjadilah.
Sejak itulah ‘Umar yang dulunya ditakuti umat Islam, kini menjadi seorang yang dihormati. Selain itu, dia juga menjadi sahabat Nabi yang berjuang keras untuk perkembangan Islam.
‘Umar menjadi salah satu Khalifah yang meneruskan perjuangan Nabi Muhammad. Banyak jasa yang diberikan ‘Umar untuk kemajuan Islam pada masa itu. Dia juga mengajarkan untuk selalu hidup sederhana, meski memiliki kekayaan yang berlimpah, selalu rendah hati, dan suka menolong meski memilik jabatan tinggi.
Benci jadi cinta; Allah sangatlah mudah untuk melakukannya. Begitupun sebaliknya, cinta jadi benci. Maka seyogianya kita selalu mendekat pada Allah agar mendapat rahmat dan diberkahi. [Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah]
Srobyong, 11 Mei 2015
Editor: Pirman Bahagia
Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau kunjungi langsung ke http://bersamadakwah.net/umar-bin-khaththab-dan-kejayaan-islam/

[Artikel] Bermuhasabah dengan Mengingat Azab Neraka


linkedin
Siksa yang paling kita takuti tentu adalah azab neraka. Di mana kita dimasukkan api besar yang akan melumat seluruh tubuh, namun terus berulang-ulang hingga kiamat akan menyapa. Astagfirullah hal adzim.
Tentang azab orang Kafir
Dalam sebuah dialog antara Nabi dan sahabat, Rasul bersabda : Adakah engkau ketahui, kepada siapa diturunkan ayat ini?—Thaha ayat 124 (Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit…)
Para sahabat pun menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi Bersabda: adzab bagi orang kafir di dalam kuburnya itu berupa siksa sembilan puluh sembilan tinnin. Tahukakah kamu apa itu tinnin? Yaitu sembilan puluh sembilar ular. Sedang tiap-tiap ular itu mempunai tujuh kepala yang mencakar, menjilat (menggigit) dan meniup hingga bengkak pada tubuh orang kafir. Adzab itu berlangsung hingga kiamat (Al-Hadist).
Imam Al-Ghazali menyebutkan, bahwa adzab itu merupakan jelmaan dari sifat-sifat yang tercela, dari sombong, riya’, dengki, tipu, busuk hati dan sifat-sifat lainnya, yang berbilang-bilang dan bercabang-cabang. Sehingga akhirnya menjelma di alam kubur berupa kalajengking dan ular.
Tentang azab bagi orang kikir tak mau mengeluarkan zakat
Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran tentang larangan kikir dalam mengeluarkan zakat
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil (kikir) dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180).
Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang dalam tafsir ayat ini: Yakni, janganlah sekali-kali orang yang bakhil menyangka, bahwa dia mengumpulkan harta itu akan bermanfaat baginya. Bahkan hal itu akan membahayakannya dalam (urusan) agamanya, dan kemungkinan juga dalam (urusan) dunianya. Kemudian Allah memberitakan tentang tempat kembali hartanya pada hari kiamat, Dia berfirman,“Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di leher mereka, kelak pada hari kiamat.” [Tafsir Ibnu Katsir, surat Ali Imran ayat 180]
Abu Hurairah r.a berkata: Nabi Sawa bersabda :
“Siapa yang diberi Oleh Allah kekayaan harta kemudian tidak mengeluarkan zakatnya, akan dibentuk baginya harta itu berupa ular botak kepalanya, bersungut dua, lalu dikalungkan di lehernya pada hari kiamat, lalu menggigit kanan kiri pipi sambil berkata : “Aku hartamu, aku timbunan kekayaanmu.” (HR. Bukhari)
Selain itu akan ada azab bagi kaum yang meninggalkan salat lima waktu
Dalam kitab Azzawajir susunan Ahmad bin Hajar Alhaitami berkata:
Tersebut dalam hadits: siapa yang menjaga sembahyang lima waktu maka Allah akan memulyakan dengan lima macam :
1. Dihindakan kesempitan hidup
2. Dihindarkan siksa kubur
3. Diberi kitab amalnya dengan tangan kanannya
4. Berjalan di atas akhirat bagaikan kilat
5. Masuks surga tanpa hisab
Dan siapa yang meremehkan (meninggalkan) salat akan dihukum Allah dengan lima belas siksa. Lima di dunia, dan tiga ketika mati, dan tiga di dalam kubur dan tiga ketika keluar dari kubur. Adapun di dunia:
1. Dicabut berkat umurnya
2. Dihapus tanda orang salih dari mukanya
3. Tiap amal yang dikerjakan tidak diberi pahala oleh Allah
4. Doanya tidak dinaikkan ke langit
5. Tidak dapat bagian dari doa orang-orang salihin
Adapun hukuman yang terkena ketika mati :
1. Matinya hina
2. Matinya kelaparan
3. Matinya haus, dan andaikan diberi air samudera dunia tidak akan puas dan tetap haus.
Adapun hukuman ketika di alam kubur :
1. Disempitkan kuburnya hingga hancur tulang-tulang rusuknya
2. Dinyalakan api dalam kubur, maka ia bergelimpangan dalam api, siang dan malam.
3. Didatangkan padanya ular bernama syuja’ yang buta matanya dari api dan kukunya dari besi tiap kuku panjangnya perjalanan sehari, ia berkata pada di mayit: “Aku syuja’ al ‘aqra’ sedang suaranya bagaikan petir yang menyambar, ia berkata: “Allah telah menyuruhku memukul kamu karena meninggalkan salat subuh hingga terbit matahari, dan memukulmu karena meninggalkan salat zuhur hingga asar, dan memukulmu karena meninggalkan salat magrib hingga isya’ dan memukulmu karena meninggalkan salat Isya’ hingga subuh, dan tiap ia memukul satu kali terbenamlah orang itu ke dalam tanha tujuh puluh hasta, maka ia selalu tersiksa dalam kubur hingga hari kiamat.
Adapun hukuman yang menimpa setelah keluar dari kubur :
1. Diberatkan hisabnya
2. Allah murka padanya
3. Masuk dalam neraka
Diriwayatkan: Bahwa dalam jahanam ada lembah bernama lamlam yang berisi ular-ular, tiap-tiap ular setebal leher onta, panjangnya sejauh perjalanan sebulan, menggigit orang yang meninggalkan salat, maka mendidihnya bisa racunnya dalam badan orang yang digigit selama tujuh puluh tahun kemudian hancur dagingnya.
Adab bagi pelaku zina
Kita mengatahui bahwa sejatinya ketika melakukan zina di dunia pun sudah mendapat siksanya yaitu. Mendapat pukulan 100 kali jika yang berzina belum menikah dan akan mendapatkan rajam jika pelaku zina sudah menikah.
Sebagaimana firman Allah :
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nuur : 2)
Diriwayatkan: Bahwa di Jahannam ada jurang yang bernama Jubbulhazan berisi ular dan kala-kala (Amblypygi) tiap-tiap kala sebesar keledai, yang mempunyai tujuh puluh duri, tiap-tiap duri penu dengan bisa/ racun, menggigit orang yang berzina dan menuangkan racunnya dalam badannya yang terasa dalam masa seribu tahun, kemudian hancur dagingnya sehingga mengalir darah bercampur nanah dari kemaluannya.
Diriwayatkan: Bahwa siapa menyentuh tangannya wanita yang tidak halal baginya dengan syahwat makan akan tiba di hari kiamat terbelenggu kedua tangan ke lehernya, maka jika dicium digunting di bibirnya dalam neraka, dan jika berzina, maka akan berkata pahanya menjadi saksi: Aku telah kamu gunakan untuk haram, maka Allah melihat padanya dengan murka sehingga jatuh daging mukanya. Lalu diingkari perbuatannya tapi lidah berkata: Saya telah mengatakan apa yang tidak halal bagiku, dan tangan berkata: Aku telah menyentuh barang yang haran dan mata berkata: Aku telah melihat yang haram dan kaki berkata: Aku telah berjalan menuju yang haram dan kemuluan berkata : Aku telah berbuat yang haram. Lalu malaikat penjaga berkata : Aku mendengar dan lainnya berkata: Aku mencatat dan Allah berfirman: Aku melihat dan menutupi dan Allah menyuruh pada Malaikat: Tangkaplah dan rasakan padanya dari siksa-Ku karena Aku sangat marah padanya, sebab ia tidak malu pada-Ku.[Kazuhana El Ratna Mida/ BersamaDakwah]
Sumber :
[1] Irsyadul Ibad by Salim Bahresi
[2]Menyingkap Rahasia Alam Barzah by Imam Al-Ghazali

Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau kunjungi langsung ke http://bersamadakwah.net/bermuhasabah-dengan-mengingat-azab-neraka/

[Artikel] Kenapa Tak Boleh Ghibah?



info.shine
Tahukah kita tentang ghibah? Ialah hal sepele, namun bisa menimbulkan banyak bencana. Saat kita berghibah, jika yang dighibahi mengetahui ulah kita, maka akan terjadi salah paham, bahkan bisa jadi saling benci. Jadi, bukankah dengan ghibah malah merusak persaudaraan? Padahal Allah tidak suka dengan hamba-Nya yang memutus tali persaudaraan.
Dari Anas Ra, Nabi Saw bersabda, “Janganlah kalian saling membenci, saling hasud, saling membelakangi dan saling memutuskan tali persaudaraan, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim tidak diperbolehkan mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kita juga menyakiti korban ghibah-yang bisa jadi-dia tak pernah melakukan apa yang kita katakan. Berarti hal itu fitnah. Dan, tahukah kita bahwa Fitnah lebih kejam dari pembunuhan? Na’udzubillahi min dzalik.
“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.” (QS al-Baqarah [2]:191)
Kata ghibah adalah satu akar kata dengan ghaib yang artinya tidak terlihat atau tersembunyi.
Rasulullah Saw pernah mengajukan pertanyaan kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan gunjingan?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Lalu Rasulullah pun menjelaskan, “Menggunjing adalah membicarakan tentang saudaramu (orang lain) apa yang tidak disenanginya.”
Tanya seorang sahabat, “Apabila keadaan orang itu memang seperti itu, apakah juga dinamai menggunjing?”
“Ya, itulah ghibah (menggunjing dan mengumpat). Sebab seandainya kejelekan yang dibicarakan tidak terdapat pada orang yang dibicarakan itu, maka yang ia lakukan adalah buhtan (kebohongan besar)”
Dari pengertian di atas ada yang berpendapat, disebut ghibah bila orang yang sedang dibicarakan kejelekannya tidak hadir di tengah-tengah pembicaraan.
Jadi bila orang tersebut ada, hal itu dinamakan syatam—memaki atau mencaci. Sebaliknya, jika tidak jelas nama dan orangnya, maka tidak dinamai ghibah, kecuali yang namanya disamarkan tapi terbatas, misalnya “Ketua Umum Parpol atau Kepala Kejaksaan Tinggi di sebuah Propinsi”, maka ini tetap ghibah karena orang dengan sendirinya akan mengetahui siapa yang dimaksud.
Ghibah sudah meluas di lingkungan sehari-hari. Misalnya, saat berkumpul dengan teman-teman dalam suatu tempat, kadang kita menggunjingkan sesuatu. Pun dengan maraknya pemberitaan infotainment—gosip juga salah satu dari ghibah. Namun, anehnya, ketika kita tidak up-date tentang gosip, kita malah dianggap tidak mengikuti zaman. Jangan bilang bergosip adalah mode zaman sekarang. Sebab ghibah sejatinya haruslah dijauhi.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12).
Di mana dalam surat ini dijelaskan kita tidak boleh menggunjing karena saat kita menggunjing—ghibah kita disamakan dengan memakan daging saudara sendiri. Astagfirullah hal adzim. Bukankah sama saja kita menggunjing diri sendiri? Jadi hanya orang yang sehat akalnya-lah yang tidak mungkin mau memakan bangkia saudaranya. Perbuatan ghibah sudah pasti perbuatan yang keji.
Rasulullah saw bersabda : “Jauhilah menggunjing, karena ia lebih jahat dari pada zina. Rasululullah ditanya : “Bagaimana bisa seperti itu?” Rasulullah menjawab : Seseorang yang berzina kemudian bertaubat—dengan benar—maka Allah akan mengampuni, tetapi menggunjing, Allah tidak akan mengampuninya, hingga orang yang digunjing itu memberi manfaat kepadanya. (HR. Bagihaqi dan Tabrani dalam Irsyadul Ibda :68)
Karena itu dalam sebuah kitab (الالا تنال العلم إلا بستّة إلخ …) dari مكتبة محمّد بن أحمد صهان واولاده
Menjelaskan dalam sebuah syair agar kita senantiansa menjaga lisan.
يَمُوْتُ الْفَتَى مِنْ عَثْرَةٍ مِنْ لِسَانِهِ * وَلَيْسَ يُمُوْتُ الْمَرْءُ مِنْ عَثْرَةِ الرّجْلِ
مَاتِىَنى وَوعْ سَبَبْ كَفَلَيْسَيْتْ لِسَانِى * اَوْرَا كُؤْمَاتِنَى سَبَبْ كَفَلَيْسَيتْ سِيْكِيْلَىْ
فَعَثْرَتُهُ مِنْ فِيْهِ تَرْمِىْ بِرَأْسِهِ * وَعَثْرَتُهُ بِاالرِّجْلِ تَبْرَى عَلَى الْمَهْلِ
دَيْنَى مَلَيْسَيْتَىْ لِسَانْ نَكَأْكَيْ بَلاَعْ اَنْدَاسْ * دَيْنَيْ مَلَيْسَيْتَيْ سِكِيْل سُوَى۲بِيْصَاوَرَاسْ
Di mana artinya adalah seseorang itu tidak mati karena terpeleset kakinya, tapi dia meninggal karena terpeleset lisannya. Karena terpelesetnya kaki itu lama-kelamaan bisa pulih kembali. Sedang terpeleset lisannya akan mendatangkan balak (cobaan) hingga kelak di akhirat.
Berangkat dari beberapa keterangan yang ada, maka ulama bersepakat bahwa ghibah atau menggunjing itu hukumnya haram bahkan ada yang mengatakan dosa besar. Keharaman menggunjing tidak terbatas pada pelaku saja, tapi juga pada siapapun yang mendengar dan membiarkan ghibah berlanjut padahal dia bisa mengingatkan.
Bahkan menggunjing ternyata tidak hanya dengan lisan dan ucapan saja, tetapi juga bisa dengan tulisan, gerakan dan bahasa isyarat lainnya. Seperti menggunjing yang diarahkan pada badan adalah menyebut keterangan seseorang pendek, tinggi, hitam, juling dan lain sebagainya. Atau dengan mengucapkan nasab seseorang seperti bapaknya orang fasiq, pembohong, pencuri.
Jadi sudah tahukan, kenapa kita tidak boleh ghibah. Semoga kita terlindungi dari sikap ghibah, mari saling mengingatkan untuk kebaikan bersama. Aamiin.
Srobyong, 6 Mei 2015
[Kazuhana El Ratna/ Bersama Dakwah]
Sumber: 
[1] Waryono Abdul Ghafur, M. Ag, Strategi Qurani mengenali Diri Sendiri dan Meraih Kebahagiaan Hidup, Yogyakarta : Belukar Budaya, 2004. 
[2] Kitab Alala Tana Lul Ilma ….
Re-Post dari artikel saya yang pernah dimuat di web bersamadakwah. Atau kunjungi langsung ke http://bersamadakwah.net/kenapa-tak-boleh-ghibah/