Saturday 29 April 2017

[Quotes] Kata-Kata Bijak R.A Kartini


Bermula dari sebuah lomba quotes yang diadakan penerbit Noura Books, saya mengumpulkan kata-kata bijak yang pernah diungkapkan oleh R.A Kartini. 


Tentu kita sudah mengenal sosok ini. R. A Kartini  wanita yang lahir di Jepara, 21 April 1879 adalah salah satu pahlawan  nasional di Indonesia. Dia dikenal sebagai  pelopor kebangkitan perempuan pribumi. 


Nah, berikut beberapa kata-kata bijak yang menurut saya sangat menginspirasi dan bisa dijadikan renungan serta muhasabah diri. 

"Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai." ~R.A. Kartini~


"Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu." (R.A. Kartini)


"Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selagi engkau masih dapat bermimpi." ~R.A.Kartini~



"Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang." R.A. Kartini 


"Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri." (R.A. Kartini) 


Dengan menolong diri sendiri, akan dapat menolong orang lain dengan lebih sempurna. 
~R.A. Kartini~


Agama memang menjauhkan kita dari dosa, tapi berapa banyak dosa yang kita lakukan atas nama agama? 
R.A. Kartini 


Tahukah engakau semboyanku? "Aku mau!" 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tidak dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung. 
R.A. Kartini 


Jangan mengeluhkan hal – hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang. R.A Kartini


Tiada awan di langit yang tetap sama selamanya. Tiada mungkin akan terang terus-menerus cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Hidup manusia serupa alam. 
R.A. Kartini. 



Bagi saya hanya ada dua macam keningratan : keningratan pikiran dan keningratan budi. 
R.A. Kartini 


Habis gelap terbitlah terang 
~R.A Kartini~

Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia.
R.A. Kartini
 

Cobaan adalah usaha untuk mendidik
 ~R.A Kartini~

[Resensi] Kiat Mencapai Kehidupan yang Bahagia

Dimuat di Samrinda Pos, Sabtu 15 April 2017

Judul               : Kebahagiaan yang Kutahu
Penulis             : Datuk Stella Chin
Penerbit           : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan           : Pertama, Agustus 2016
Tebal               : 208 hlm
ISBN               : 978-602-394-231-2
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara.

Kebahagiaan yang Kutahu merupakan saripati dari pengalaman hidup Datuk Stella Chin.  Berisi tentang cara menemukan konsep kebahagiaan yang hakiki, dan melakukan transformasi diri menuju masa depan yang cerah.  Sebuah buku yang sangat inspiratif dan memotivasi. Menunjukkan bahwa wanita itu berhak untuk bahagia.

Menurut sudut pandang Stella, Wanita sebenarnya tidak perlu bertanya, mana yang lebih penting, keluarga atau pekerjaan. Bagi Stella, menjadi wanita karier tidak harus menjadi wanita keras yang kaku, baik dalam pekerjaan kantor maupun rumah tangga. Ibu rumah tangga pun tidak seharusnya menjadi wanita sentimental yang emosinya terbawa hingga ke tempat kerja.

Menurutnya selama memahami posisi jelas, wanita dapat memaikan peran dengan hebat di dua tempat.  Saat di rumah, wanita adalah istri dan ibu. Maka perannya adalah mencintai dan mendukung suami, juga menyayangi anak.  Demikian juga saat sedang bekerja, maka wanita adalah sosok profesional yang cekatan, taktis dan tegas (hal 23-24).

Lahir dari keluarga miskin membuat Stella  tumbuh sebagai anak yang nyaris tidak berani bermimpi. Meski begitu, Stella adalah sosok yang mau bekerja keras. Dia berkerja sambil melanjutkan pendidikan.  Meski lelah dia tetap melakukan perkerjaan dan belajar dengan baik. Dia memiliki prinsip bahwa rasa lelah bukanlah alasan untuk melakukan segala sesuatu yang asal-asalan. Dia meyakini, jika ingin melakukan sesuatu, maka harus dilakukan dengan baik. Prinsip inilah yang kemudian membuat Stella sukses. (hal 42).

Setelah menikah dia ikut suaminya ke Thailand. Pada titik ini, Stella dituntut menjadi seorang istri, ibu juga pembisnis. Sebuah tugas yang bisa dibilang tidak ringan. Namun karena kegigihannya dia berhasil melakukan semua itu dengan baik. Stella sangat tahu apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.

Sikapnya ini membuat Stella menjadi sosok yang sangat inspiratif. Dia sukses menjadi  istri dan ibu yang baik. Selain itu Stella juga sukses dengan bisnis yang dikembangkan. Dia juga mendirikan StarLadies, organisasi pengembangan diri kaum wanita di Malaysia—bahkan sekarang sudah memiliki beberapa cabang di berbagai negara termasuk Indonesia.

Kesuksesannya ini membuat Stella mendapat gelar Datuk di negeri Malaysia. Sebuah gelar kehormatan yang ditujukan pada individu yang dianggap berkonstribusi besar bagi bangsa dan negar. Uniknya gelar ini biasanya diberikan pada kaum pria. Hanya sedikit wanita yang pernah memperolehnya.

Dalam dunia kerja Stella merumuskan tiga hal yang perlu dimiliki agar selalu bahagia ketika bekerja. Yaitu, memiliki perencanaan kerja agar bisa mencapai kesuksesan, mengetahui posisi diri yang artinya, kita harus mengetahui titik kelebihan dan kelemahan. Ketika mengetahui titik kelemahan kita bisa memperbaiki diri dan jika mengetahui potensi diri, maka ada kesempatan untuk mengembangkannya. Dan terakhir adalah kemampuan.  Dengan mengasah kemampuan, kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam dunia karier (hal 55).

Sedang agar diri sendiri selalu merasa bahagia, Stella memaparkan lima hal yang perlu dilakukan.  Pertama adalah keyakinan yaitu  meyakini diri sendiri dan selalu berpikir positif.  Kedua antusias. Dengan antusias akan menumbuhkan semangat dan kegembiraan. Ketiga mau berbagai. Orang yang suka menolong orang lain akan mendapatkan kelimpahan dalam hidup. Keempat bersyukur. Dengan selalu bersyukur akan menjauhkan dari sifat kecewa dan tidak puas.  Kelima merelakan (hal 109).

Dan untuk kebahagiaan dalam keluarga, Stella meyakini komunikasi yang baik akan membuat sebuah keluarga akan selalu harmonis.  Tidak ketinggalan adalah tips bagaimana cara mendidik anak sejak usia dini hingga remaja.  Di mana  meski sangat sibuk Stella pasti akan meluangkan waktu untuk menemani anak. Agar anak tidak merasa dilupakan dan tetap mendapat limpahan kasih sayang.

Buku ini sangat sarat makna. Banyak hal yang bisa diambil pembelajar dari buku ini. Tentang usaha keras, tidak mudah menyerah, tanggungjawab dan kejujuran. Stella juga  mengingatkan bahagia itu bukan hanya karena memiliki kekayaan yang melimpah saja. Namun juga kehangatan keluarga, hubungan yang baik dengan masyarakat juga selalu dekat dengan Tuhan. 

Friday 28 April 2017

[Resensi] Suami Pembawa Rezeki

Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 9 April 2017 


Judul               :  Rahasia Suami dan  Istri Pembawa Rezeki
Penulis             : Agoes Noer Che
Penerbit           : Mizania
Cetakan           : Pertama, November 2016
Tebal               : 160 hlm
ISBN               : 978-602-418-128-4
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama. Jepara.

Resensi ini merupakan resensi versi 2 dari buku "Rahasia Suami dan Istri Pembawa Rezeki" versi pertama bisa dibaca di sini.


Sebagaimana kita tahu suami adalah kepala keluarga dan tugasnya adalah sebagai pencari rezeki demi kelangsungan hidup untuk istri dan anak-anaknya.   Hanya saja kadang rezeki suami itu kadang surut kadang lancar. Lalu bagaimana agar suami bisa menghasilkan banyak rezeki? Dalam buku ini penulis mencoba mengungkapkan rahasia yang dimiliki para suami hingga bisa melancarkan rezeki untuk keluarga.

Pertama adalah menjalankan kewajiban sebagai suami dengan baik.  Di sini dimaksudkan, karena suami adalah kepala keluarga, maka sudah seyogyanya harus amanah. Khususnya pada saat mencari rezeki. Dan jika dia amanah maka Allah akan memberikan limpahan rezeki yang halal dan berkah.  Suami yang amanah akan mencari rezeki keluarganya dengan cara yang halal demi mencapai ridha Allah (hal 20).  Karena kadang kala banyak suami yang mencari rezeki demi keluarga dengan cara yang salah. Dan pastinya itu tidak baik.

Kedua setia terhadap istri. Suami yang selalu setia pada istri akan menjadi jalan penyalur rezeki yang lancar. Bukankah jika dalam pernikahan ada prahara atau perselingkuhan hal itu akan membuat kita selalu merasa was-was takut akan ketahuan? Dan karena itu pula dalam melakukan pekerjaan jadi tidak fokus, yang kemudian menjadi masalah dalam urusan pekerjaan dan rezeki.

Ketiga selalu memberi bimbingan dan pengertian. Suami adalah pemimpin keluarga yang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan melindungi istri dan anaknya. Dan jika istri memiliki pengetahuan minim perihal ilmu agama, maka suami harus selalu membimbingnya. Karena jika kemudian sang istri menjadi seorang yang salihah, hal itu juga akan mempengaruhi kemudahan suami dalam memperoleh rezeki. Disadari atau tidak, jika seorang suami memiliki istri salehah yang selalu taat pada suami, akan membuat suami tenang dan dalam bekerja pun menjadi semangat. Belum lagi sang istri selalu ikhlas dengan segala pemberian suami dan mengelolanya dengan baik.

Selain dari tiga yang sudah dipaparkan masih banyak lagi rahasia yang harus diketahui suami. Karena dengan begitu, keluarga yang dimiliki akan menjadi keluarga yang sakina mawadah dan warahmah. Dan lagi mereka akan dilimpahi rezeki yang berkah. Buku ini selain cocok dibaca para suami juga bagi para calon suami yang bersiap menuju halal. Dipaparkan dengan renyah membuat buku ini sangat memikat.


Srobyong, 28 Januari 2017 

Thursday 27 April 2017

[Resensi] Mitologi dan Dongeng dalam Cerita

Dimuat di Radar Madura, Minggu 9 April 2017 

Judul               : Mata Bara
Penulis             : Diani Savitri
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, Oktober 2016
Tebal               : 216 hlm
ISBN               : 978-602-3387-8
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama. Jepara.


Mitologi adalah sekumpulan mitos dan legenda yang berkisah tentang para dewa dan pahlawan. Sedangkan dongeng adalah kisah-kisah berbentuk khayalan yang menarik dan luar biasa.  Sebagaimana diketahui baik mitologi atau dongeng itu sama-sama memiliki sifat mistis dan ketidakpastian. Hanya saja keberadaan mereka tetap menjadi sajian yang asyik untuk dikulik dan dinikmati.

Dalam kumpulan cerpen  yang dipaparkan dengan gaya bahasa renyah dan memikat ini,  penulis mencoba memadukan unsur mitologi dan dongeng dengan kisah cinta, kehidupan sehari-hari, kepahitan dalam satu kesatuan yang asyik untuk dinikmati. Terdiri dari  16 cerita, kita akan diperkanalkan dengan kisah-kisah yang penuh intrik, dan penuh kejutan.

Sebut saja cerpen yang berjudul “Cerpen yang Menerbangkan Kupu-Kupu dari Untaian Rambuatnya”.  Dalam kisah ini kita dikenalkan dengan sosok Socha gadis cantik yang konon katanya bisa menerbangkan kupu-kupu dari rambutnya (hal 11). Pada awalnya penduduk tidak mempercayai berita itu. Sampai kemudian mereka melihat secara langsung.  Dengan munculnya gadis yang bisa menerbangkan kupu-kupu, maka kehidupan penduduk pun berubah lebih baik. Sebagaimana yang diberitakan, keberadaan gadis itu adalah anugerah dan menjadi ketergantungan bagi penduduk.

Namun siapa sangka, di kala kehidupan peduduk tengah dalam masa kesuksesan, Socha tiba-tiba menghilang. Hal ini tentu saja membuat penduduk kecewa dan marah.  Bahkan sampai ketika keberadaan Socha sudah bisa ditemukan, penduduk tetap tidak berdaya. Cerpen ini memiliki judul panjang dengan ending yang tidak terduga. Penulis memadukan kisah mitos. dongeng dan kehidupan sehari-hari yang kerap dilakukan masyarakat umum.

Kisah lain yang tidak kalah seru adalah “Ros Menemukan Suaminya”.  Dalam kisah ini kita diajak memecahkan misteri keberadaan suami Ros. Setelah kepergiannya yang tanpa kabar, Ros akhirnya berhasil menemukannya. Namun pada titik itu, ditemukannya Satar—nama suami Ros—malah menjadi masalah.  Membuka sesuatu yang tidak pernah diguga Ros, kenapa Satar bisa menghilang tanpa jejak (hal 27).

Pada cerpen ini kita kembali dihadapakan realita kehidupan yang sering dilakukan oleh orang-orang yang rakus dan tidak sabaran. Di mana, tanpa berpikir dua kali berbagai cara dilakukan agar bisa memenuhi nafsu untuk mencapai kepuasan.

Lalu ada pula cerpen yang berjudul “Betina” judulnya sangat padat, tapi juga sangat kuat karena bisa langsung mengundang rasa penasaran.  Belum lagi endingnya yang benar-benar tidak terduga, jika dipikirkan secara logika. Penulis memiliki ide-ide yang suka bertabrakan. Namun disitulah keunikannya.

Di sini cerita berfokus pada toko aku yang memiliki anjing  bernama Izsla—anjing betina. Tokoh aku memiliki kegemaran melakukan lomba pacu hewan dan Izslah adalah lakon utama yang selalu dia banggakan. Karena Izsla sangat pintar dan selalu bisa menyenangkannya. Izalah selalu menang jika ikut lomab pacu hewan. Apalagi karena Izsla juga kekayaan si tokoh aku semakin melimpah ruah. 
Namun pada suatu waktu, Izsla memperlihatkan sikap yang membuat tokoh aku marah. Hingga pada puncaknya mereka bertengkar dan diakhiri dengan kenyataan yang tidak terbayangkan (hal 44).

Membaca buku ini, kita akan diajak berpetualang dengan kisah-kisah yang tidak terduga.  Yang menarik lagi dari kumpulan cerpen ini adalah perihal ide-ide yang dimiliki penulis. Idenya tidak biasa dan akan membuat pembaca terkaget-kaget. Hanya saja ada beberapa cerpen yang menurut saya agak lamban.  Dan perihal cover back yang terasa kurang menarik. Tapi lepas dari itu, secara keseluruhan buku ini sangat asyik untuk dinikmati.

Membaca buku ini kita bisa mengambil sedikit gambaran realita kehidupan yang sering terjadi saat ini dan memetik hikmahnya untuk perbaikan diri. Dari cerpennya penulis mencoba mengingatkan bahwa dalam hidup kita janganlah suka mengandalkan sebuah mitos atau dongeng masa lalu. Yang terpenting adalah kita harus mau berusaha dan tidak mudah menyerah. Pesan lainnya adalah janganlah menjadi pribadi rakus yang rela menjual diri demi kekayaaan. Karena penyesalan selalu berada di akhir.

Srobyong, 1 Januari 2017 

Wednesday 26 April 2017

[Resensi] Anak Menjadi Korban Bullying

Dimuat di Jateng Pos, Minggu 2 April 2017 


Judul               : My Grandmother Asked Me to Tell You She’s Sorry
Penulis             : Fredrik Backman
Penerjemah      : Jie Efendie
Penerbit           : Noura Books
Cetakan           : Pertama, November 2016
Tebal               : 496 hlm
ISBN               : 978-602-385-164-5
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Naskah ini merupakan resensi versi 2 versi pertama bisa dibaca  di sini

Bullying adalah  usaha penindasan yang dilakukan satu atau sekumpulan orang kepada orang lain. Biasanya dilakukan dengan  menekan secara psikologis. Yaitu dengan memberi ancaman, mengejek, menghina dengan kata-kata kasar atau  berupa kekerasan fisik.  Yaitu dengan memukul, menendang dan lain sebagainya.

Sebagaimana yang terjadi dalam novel ini. Elsa tokoh sentral dalam kisah ini adalah korban bullying teman-temannya. Dia tidak tahu apa salahnya, tapi dia sering diejek, bahkan  syalnya pernah disobek oleh tiga kakak kelasnya dan dibuang di tolilet (hal 13).  Gadis kecil berusia tujuh tahun itu setiap hari harus melalui berbagai kejadian yang menyakitkan di sekolah. 

Namun di sinilah uniknya. Elsa meski seringkali di bully, dia bukan tipe anak yang mudah tunduk dan menerima kekerasan yang dilakukan teman-temannya. Dia melawan. Bahkan seringkali berakhir berkelahi hingga dia dan ibunya di panggil ke kantor.

Satu-satunya teman yang Elsa miliki adalah neneknya yang  berusia 77 tahun dan menderita sakit kanker, tapi memiliki kepribadian yang sanga unik. Sang nenek-lah yang sering membela Elsa jika dia disalahkan oleh ibu atau kepala sekolahnya. Sang nenek juga benci dengan teman-teman Elsa yang nakal dan suka menganggu cucunya.

Dari sang nenek pula Elsa mengenal dongeng Negeri Setengah Terjaga yang terdiri dari beberapa kota dengan kelebihan masing-masing. Seperti  Mirevas—kerajaan tempat menjaga mimpi. Miploris—kerajaan yang menyimpan semua duka. Mimovas—tempat dari mana musik datang. Miaudacas—tempat keberanian. Mitabolas—tempat para pejuang dan Miamas—tempat banyak dongeng berasal (hal 17).  Dia berpetualang bersama nenek menikmati masa kecilnya dengan suka cita tanpa memikirkan kenakalan-kenakalan yang sering dilakukan teman-temannya di sekolah.

Sampai pada suatu hari, Elsa tidak lagi bisa bersama neneknya.  Dia harus rela melepas kepergian neneknya dengan ikhlas. Di sinilah masa paling berat yang harus dihadapi Elsa. Karena selain sering mendapat bullying di sekolah, di rumahnya sendiri dia merasa tidak diperhatikan. Apalagi setelah ibunya menikah lagi dan akan melahirkan bayi lagi.  Ada ketakutan yang merongrong Elsa kalau nanti dia akan terlupakan.

Dan pem-bully-an terhadap dirinya juga semakin menjadi-jadi. Namun di sisi lain Elasa menyadari mereka yang membuat masalah dengannya itu, memiliki macam-macam tipe. Ada yang suka menganggu untuk membuktikan dia lemah. Ada yang menganggu hanya untuk kesenangan; mereka tidak memukul hanya senang melihat orang yang diganggu merasa ketakutan. Atau ada yang menganggu karena tidak suka dengan orang yang tidak memiliki prinsip yang sama (hal 109).   Elsa pun bertekada tidak akan kalah dari semua itu. Dia harus kuat dan berani, meski tanpa neneknya lagi. Dia tidak akan takut dengan teman-temannya yang suka membuat ulah pada dirinya.

Membaca novel ini kita akan dihadapkan pada kisah yang menyentuh dengan gaya bahasa yang unik dan memikat.  Menempatkan anak berusia tujuh tahun sebagai tokoh utama, sedikit banyak akan membuat kita mengenal tentang bagaimana pola pikir anak. Apa yang dirasakan ketika mendapat perlakuan yang tidak baik di sekolah, misalnya ketika dia dikucilkan dalam pergaulan, dan  para guru selalu memandang sebelah. Tidak ketinggalan bagaimana pemikiran anak ketika ditinggal nenek yang paling disayangi serta  mendapati kenyataan orangtuanya memilih cerai dan lahirnya adik dari ayah tirinya.

Sebuah buku yang patut dibaca. Namun di sisi lain novel ini juga mengungkapkan tentang pentingnya meminta maaf dan pemberian kesempatan kedua. Dan perlu kita sadari sebuah penyesalan itu memang akan selalu berada di belakang, karena itu dalam mengambil berbagai keputusan kita perlu memikirkannya dengan cermat. Dan dari novel ini juga kita diingatkan untuk tidak menilai seseorang dari luarnya saja. Beberapa kesalahan yang ada tidak mengurangi kenikmatan dalam membaca.


Srobyong, 26 Maret 2017 

[Resensi] Sehat dengan ‘Food Combining’

Dimuat di Kedaulatan Rakyat, Sabtu 1 April 2017 

Judul               :  Food Combining Itu Gampang #2
Penulis             : Erikar Lebang
Penerbit           : Qanita
Cetakan           : Pertama, Januari 2017
Halaman          : xii + 124 hlm
ISBN               : 978-602-402-010-1
Peresensi         : Ratnani Latifah. Penikmat buku dan penyuka literasi. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Kesehatan itu  mahal harganya. Karena itu setiap orang sudah pasti ingin hidup sehat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan Food Combining (FC). Merupakan salah satu pola makan yang memperhatikan asupan makanan tidak hanya nilai gizinya, tapi ke hal yang lebih substansial, yaitu  bagaimana tubuh menyikapi dan mengaborsi dengan baik kandungan gizi yang ada dalam suatu unsur makanan.  Di mana memang tujuan FC adalah membuat tubuh menjadi sehat dengan menjalani hidup sehat (hal 8).

Buku ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang renyah dan santai, mengajak kita untuk lebih memperhatikan bagaimana mengola pola makan yang baik bagi tubuh. Tapi perlu dicatat dalam menerapkan FC kita harus memahami secara menyeluruh agar tidak salah kaprah.

FC membagi makanan makanan dalam beberapa unsur. Namun secara sederhana terbagi tiga. Yaitu : protein, pati dan sayuran.  Protein (hewani)  dan sayur ini adalah paduan yang serasi. Karena pertemuan antara protein padat dan lemak hewani terimbangi dengan sayur. Kombinasinya dalam jumlah tepat akan membuat PH netral darah tercapai (hal 15). Meski keidealan ini sulit tercapai apabila konsusmi protein 2-3 kali lipat lebih besar daripada konsumsi sayuran segar.

Sedangkan protein (hewani) dan pati, adalah paduan yang tidak ideal. Sebabnya adalah perpaduan ini akan mengakibatkan kesulitan dalam proses sistme cerna. Khususnya pada pati yang memerlukan enzim amilase dalam proses cenranya. Sehingga  pola makan menjadi tidak efektif dalam menyumbang kebutuhan tubuh. Pati yang sulit dicerna hanya akan menjadi tumpukan sampah. Berbeda dengan pati dan suyuran, yang merupakan paduan serasi, karena keduanya berbasis karbohidrat. Sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.

Pola makan FC ini tidak mempermasalahkan berapa jumlah kalori, kandungan gizi atau indesk glikemi dan hal lainnya secara detail. Karena fokus utamanya adalah fungsi tubuh dan harmonisasinya dengan unsur makanan yang masuk agar bisa maksimal dalam bekerja sama.

Membaca buku ini akan membuka wawasan tentang betapa pentingnya menjaga pola makan yang baik sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.  Di mana dalam memilih makanan kita tidak terpaut pada padanan rasa atau hiasan cantik yang dilihat saat disajikan makanan itu.  Tapi lebih kepada kebutuhan tubuh agar makanan yang masuk itu bisa dicerna dengan baik, bukan malah sia-sia karena menjadi sampah dalam tubuh. Bahkan terkadang malah menimbulkan penyakit.

Sebuah buku yang patut dibaca untuk semua kalangan. Selain pemaparan yang renyah, penulis juga melengkapi dengan bukti-bukti konkrit tentang hasil yang dicapai oleh orang-orang yang sudah menerapkan FC dalam pola makan mereka sehari-hari.

Srobyong, 19 Maret 2017 

Friday 21 April 2017

[Resensi] Potret Anak Kecil dalam Menghadapi Kesedihan

Dimuat di Kabar Madura, Jumat 31 Maret 2017 

Judul               : My Grandmother Asked Me to Tell You She’s Sorry
Penulis             : Fredrik Backman
Penerjemah      : Jie Efendie
Penerbit           : Noura Books
Cetakan           : Pertama, November 2016
Tebal               : 496 hlm
ISBN               : 978-602-385-164-5
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Setiap anak itu unik, memiliki keistimewaan tersendiri yang tidak bisa diprediksi. Berbeda itu tidak salah. Karena tak selamanya anak yang memiliki kekurangan itu buruk dan tidak selamanya orang yang terlahir sempurna itu baik. Karenya apa yang diberikan oleh Tuhan adalah sebuah anugerah yang pasti memiliki hikmah.

Novel ini mengisahkan tentang sosok Elsa yang berusia tujuh tahun  yang dianggap berbeda  dari kebanyakan orang dewasa—yang kemudian membuatnya tidak memiliki teman. Satu-satunya teman yang dimiliki hanyalah sang nenek yang berusia tujuh puluh tujuh tahun (hal 2). Bersama sang nenek, Elsa melakukan hal-hal luar biasa yang tidak pernah diketahui oleh orang lain. Itulah yang Elsa suka. Mereka memiiki rahasia—tentang dongeng dari Miamas, monster dan perburun harta karun.

Hanya saja, Elsa tidak bisa selamanya memiliki nenek yang selalu setia menjadi teman, menghibur dan mengenalkannya dengan keajaiban-keajaiban yang menyenangkan. Pada suatu waktu dia harus rela, bahwa sang nenek telah pergi untuk selamanya, karena sakit kanker yang dideritanya.  Di sinilah titik Elsa harus mulai melepas kepergian neneknya.

Meski sedih, Elsa mencoba menerima kepergian neneknya dengan lapang. Dia lalu fokus pada sebuah misi terakhir yang diberikan sang nenek. “Besok aku akan mengirimmu dalam perburuan harta karun yang paling  besar yang pernah kau tahu, kesatria kecilku yang pemberani.” (hal 54).
Dalam misi yang diberikan sang nenek mengatakan sesuatu yang membuat Elsa bingung. Di mana dia tidak boleh membenci neneknya, harus melindungi kastel, melindungi teman-teman dan memberikan sebuah surat pada siapa yang menunggu.

“Berikan surat ini kepada siapa yang menunggu. Dia tidak akan mau menerimnya, tapi katakan padanya  kalau surat ini dariku. Beritahu dia, nenekmu mengirim salam dan berkata dia menyesal.” (hal 57). Meski tidak memahami kenapa neneknya harus meminta maaf dan menyuruhnya melakukan misi itu ..., Elsa tetap melakukannya.

Pelan tapi pasti karena misi itu, Elsa mengetahui sesuatu yang selama ini tidak pernah neneknya ceritakan padanya. Kehidupan neneknya sebelum menjadi nenek. Bagaimana hubungan neneknya dengan sang ibu. Kesibukan neneknya hingga orang-orang yang pernah ditemui neneknya. Dan alasan kenapa nenek harus mint maaf.

Kalau boleh jujur, Elsa sempat marah, sedih dan merasa dikhianati. Apalagi dongeng yang katanya hanya menjadi rahasia mereka berdua, juga diketahui oleh orang lain. Bahkan ternyata dari tempat tinggal orang itu, nenek merajut cerita dongeng untuknya. Namun, mengingat semua kenangan yang pernah dilakukan bersama sang nenek, Elsa tidak bisa marah terlalu lama.  Dia malah sangat merindukan neneknya.

Selain menjalankan misi, Elsa juga dihadapkan pada hubungannya dengan sang ibu yang menikah lagi dan sedang hamil. Otomatis Elsa harus bersiap memiliki adik. Ada ketakutan kalau setelah mememiliki adik, dia akan dilupakan. Juga kehidupan para tetangganya yang rata-rata memiliki ciri khas sendiri, yang kadang membuatnya kesal. Entah apa yang dilakukan Elsa untuk mengatasi segala keruwetan hidup dan bagaimana  dia menyikapi kesedihannya.

Sebuah novel yang apik dan inspiratif.  Saya banyak belajar dari novel ini. Bahwa setiap orang itu unik dengan dirinya masing-masing. Kita tidak bisa menyakiti orang lain dengan mudah hanya karena dia berbeda.  Dan tidak selamanya seorang ayah tiri itu jahat. Selain itu dari novel ini saya juga belajar bahwa kita tidak bisa menilai orang lain dari luarnya saja.  Namun perlu digaris bawahi orangtua, ketika memutuskan bercerai dan membangun keluarga lagi, sangat perlu untuk memikirkan dengan masak dampak psikologi anak.

Mengangkat tema yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari, membuat kisahnya begitu lekat dan kuat.  Sesekali sedih, lucu dan sangat menyentuh. Kita diajak mengenal bagaimana Elsa menghadapi berbagai kesedihan. Baik ketika dia terlahir berbeda dan harus merasakan pembulian dari teman-temannya, lalu masalah keluarganya yang tidak utuh. Di mana dia bisa menjalani dengan bijak.  Dipaparkan dengan gaya bahasa yang unik dan  renyah, terjemahan yang asyik, membuat buku ini memikat.   Beberapa kesalahan yang ada tidak mengurangi kenikmatan dalam membaca novel ini.

Srobyong, 6 Februari 2017