Sunday 5 April 2015

[Cermin, FF] Sial yang Sempurna



Sial yang Sempurna

Kazuhana El Ratna Mida

Aku menghela napas. Hujan masih saja mengguyur di desa, tempatku tinggal. Padahal kemarau sudah merajalela di belahan sana. Tapi di sini ....

“Hufft!” diam-diam aku mendesah kesal. 


Kulangkahkan kaki dengan berat hati. Andai saja masih di rumah pasti kuambil payung tanpa berpikir ulang. Tapi ini ..., aku sudah setengah jalan. Tak ada rumah atau pohon rindang tempat berteduh barang sebentar. 


“Aih, sial amat,” umpatku kesal.

Oke-lah, mau bagaimana lagi. Kuterjang hujan hingga kusampai di pasar tempat mangkal menunggu bus datang. Tubuh kedinginan, merasa tak nyaman. Dasar sial hingga pukul tujuh lewat seperempat bus yang kutunggu tak juga datang.

Ini bagaimana? Tanyaku sendiri dalam hati penuh kebingungan. Ada ulangan yang harus kuikuti. Lemah kaki ini menopang tubuh. Kutatap sekeliling tinggalaku sendirian.

“Bangsri, Dek?” suara cempreng membuyarkan lamunan. Langsung saja aku naik, tanpa pilah-pilah bus sebagaimana kebiasaan yang selalu kulakukan.

Kurogoh tas, saku berulang-ulang. Wajahku langsung pucat mengingat tadi aku menggeletakkan uang saku di meja makan.

“Yah, aku lupa.” Teriakku kebingungan.

“Bang aku ngutang.” Terpaksa melakukan hal yang sangat memalukan.

Berbegas kumelangkah menuju gerbang sekolah. Aish. Aku gagal masuk karena melebihi jam terlambat. Hingga akhirnya hanya pasrah ketika kenal hukuman mengelilingi lapangan.

Duh, sial yang sempurna.


Srobyong, 4 April 2015

No comments:

Post a Comment