Tuesday 28 April 2015

#BeraniLebih Bersyukur dan Berpikir Positif Membawa Keberkahan







By Kazuhana El Ratna Mida
Ketika melihat teman-teman saya yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, berkesempatan mengejar mimpi, kadang saya merasa iri. Kenapa? Yah, karena saya termasuk orang yang sangat rendah diri. Merasa tak memiliki kelebihan juga sesuatu yang bisa dibanggakan.
Siapalah saya? Saya  hanya seseorang yang memiliki latar belakang orang kurang mampu. Ketika teman-teman saya berkesempatan melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi, saya harus terkungkung dengan nasib. Saya sadar batas kemampuan keluarga. Tidak mungkin saya meminta biaya kuliah mengingat ketiga adik saya masih harus mengenyam pendidikan juga.
Karena itu pula, ketika ada reuni  sekolah, saya lebih suka diam. Merasa tak pantas dalam perkumpulan karena hanya saya tidak melanjutkan kuliah. Saya merasa ada jarak dan dinding pemisah yang begitu kokoh. Merasa paling kecil dari yang lainnya. Bagaimana tidak, mengingat nilai saya selalu menjadi empat besar di kelas, namun karena biaya menjadi alasan tak mampu kuliah. Berbeda dengan teman-teman yang nilai standar namun bisa mengenyam pendidikan lebih karena ada biaya.
Saya sangat malu, apalagi kalau selalu ditanya. “Kenapa? Bukankah nilaimu bagus?” Ah, yah. Kenapa? Saya  sendiri pun tak tahu. Ikut beberapa kali penjaringan masuk kuliah lewat beasiswa, aku belum ditakdirkan lolos. Itu kenyataan yang sangat pahit kuterima. Gagal, saya seperti pecundang. Keberuntungan seolah menjauh dari saya.
Tapi, saya sadar perasaan minder harus saya perbaiki, jika tetap ingin maju. Ketika rasa minder melingkar terus dalam diri, maka hanya ada kesedihan yang menemani. Yah, harus  pupuk perasaan saya sendiri, harus lebih berani dan mencoba mensyukuri apa yang telah saya miliki. Membangun pikiran positif bahwa Allah lebih tahu jalan terbaik yang akan disuguhkan pada saya.
Ternyata dugaan saya benar, setelah sekian lama mengubur mimpi yang pernah saya miliki. Allah menunjukkan jalan-Nya. Tak perlu beasiswa dan merepotkan orang tua. Pekerjaan yang kutekuni mengantarkankanku untu belajar meraih mimpi. Kuliah di daerah sendiri, sambil kerja kenapa tidak?
Meski banyak aral melintang yang membuat saya harus jatuh bangun lagi, karena ada fitnah di mana-mana. Caci maki yang mencibir seorang kuli, yang ingin sekolah.  Lagi-lagi saya harus menempa mental saya agar tak jadi kerdil seperti dulu. Percuma, malah nanti saya yang akan kalah. Saya harus berani, menunjukkan pada mereka yang kerap mencibir. Saya pasti bisa.
Syukurlah, Allah selalu bersama saya. Memberikan pertolongan yang tidak terkira, setiap kali saya jatuh. Yah, syukur dan berpikir positif memberi banyak energi positif hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah dengan nilai yang sangat baik. Syukur sungguh membawa berkah dalam hidup saya.
Srobyong, 28 April 2015.
Tulisan ini diikutkan dalam kompetisi #Berani Lebih http://www.meetup.com/lightofwomen/messages/boards/thread/48861990.
Akun Fb          :  Ratna Hana Matsura
Twitter            :  @ratnaShinju2chi


No comments:

Post a Comment