BAB 4
MENSUCIKAN JIWA
A.
Membaca
Al-Qur’an
Allah
berfirman,
“Orang-orang
yang telah kami beri Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaaan yang
sebenarnya.” (al-Baqarah:121)
Sudah
dimaklumi bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah yang menjadi mukjizat, yang
diturunkan kepada junjungan kita Muhammad saw., yang dengan membacanya dihitung
ibadah. Dengan Al-Qur’an, Allah menantang pakar bahasa dan sastra untuk
mendatangkan yang semisalnya sepuluh surah atau satu surah saja. Namun, mereka
menyatakan ketidakmampuan mereka dan diam seribu bahasa.
a)
Menbaca
Al-Qur’an Ibadah untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Membaca
Al-Qur’an adalah ibadah. Dengan ibadah itu seorang hamba mendekatkan diri
kepada Allah. Bahkan, membaca Al-Qur’an terhitung amal takarub kepada Allah
yang agung, meskipun bukan yang paling agung. Membacanya di dalam shalat adalah
ibadah. Dan membacanya di luar shalat juga ibadah.[48]
Rasulullah
bersabda,
“Seorang
hamba tidaklah mendekatkan diri kepada Allah (menyamai) seperti apa yang keluar
darinya, yakni Al-Qur’an.” (HR.Tirmidzi)
Imam
Nawawi rahimahullah berkata,
“Dan
ketahuilah bahwa mazhab yang shahih dan dipilih yang dipegang oleh para ulama
bahwa membaca Al-Qur’an lebih utama dari membaca tasbih, tahlil, dan zikir
selain keduanya. Dalil-dalil mengenai hal itu telah jelas. Wallahu a’lam.”[49]
Mengerjakannya
ibadah. Mempelajarinya juga ibadah. Bahkan orang yang belajar membaca
Al-Qur’an, memahaminya, dan menghafalkannya adalah tergolong seorang ahli
ibadah kepada Allah dan termasuk golongan manusia paling baik. Begitu juga
orang yang menngajarkan Al-Qur’an kepada manusia termasuk golongan manusia
paling baik. Rasulullah bersabda ,
خَيْرُ كُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاَنَ وَ عَلَّمَهُ
“Sebaik –baik
kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”(HR Bukhori dan
Tirmidzi)
b)
Pembaca
Al-Qur’an Diutamakan dari lainnya ketika Hidup di Dunia dan Setelah Mati
Bacaan Al-Qur’an, pemahaman, dan hafalannya dijadikan ukuran
keutamaan oleh Rasulullah. Bahkan, beliau mengukur keutaman para syuhada dengan
hafalan Al-Qur’an. Yang menghafal Al-Qur’an lebih banyak didahulukan
penguburannya daripada yang lebih sedikit haafalan Al-Qur’annya.
c)
Adab
Membaca Al-Qur’an
Di
antara adab membaca Al-Qur’an adalah:
1)
Hendaknya
tujuan dari membaca, memahami, dan menghafal Al-Qur’an adalah demi meraih ridho
Allah.
2)
Hendaknya
tidak mengharapkan manfaat duniawi.
3)
Hendaknyan
membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci.
4)
Tempaat
untuk membaca hendaknya suci.
5)
Hendaknya
membaca Al-Qur’an dengan khusyu’.
6)
Hendaknya
ia menghormati Al-Qur’an dengan penuh penghormatan.
B.
Zikir
Kepada Allah
Zikir
kepada Allah, maknanya seorang mukmin merasakan kekuasaan dan keagungan Allah.
Dialah Zat Yang Mahakuasa dan Maha menang. Ditangan –Nya kendali segala
sesuatu. Jika Dia menginginkan sesuatu, hanya mengucapkan jadilah maka jadi.
Seorang
mukmin ketika dalam jiwanya merasakan maqam keuluhiaan dan kerububiahan kepada
Allah Tuhan seru sekalian alam, maka ia akan takut kepada Allah, takut pada
hukuman-Nya, dan mengharap pahala-Nya. Ia tidak takut pada siapapun kecuali
kepada Allah dan tidak mengharap apapun kecuali ridho dan pahala Allah.[50]
a)
Memperbanyak
Zikir kepada Allah
Orang
yang membaca kitab Allah akan tahu bahwa Allah memerintahkan untuk memperbanyak
berzikir kepada-Nya. Allah berfirman,
“Hai
orang-orang yang beriman, berikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS.al-Ahzab:41-42)
Dalam
ayat mulia ini, yang dimulai dengan panggilan pada kaum mukminin yang beriman
kepada Allah dan rasul-Nya serta semua rukun iman terselip di dalamnya
kemestian yang diminta oleh iman yaitu selalu menghadap pada ketaatan dan
ibadah. Di depan itu semua adalah memperbanyak zikir kepada Allah. Bahkan,
zikir kepada Allah dalam segala waktu, di semua tempat, dengan bertasbih,
bertahmid, bertakbir, bertahlil, dan berdoa. Bersyukur ketika mengingat nikmat
Allah, dan kembali sepenuh jiwa kepada Allah ketika mengingat murka dan azab
Allah. Seorang muslim berlindung kepada Allah dari azab-Nya. Dan berlindung
dengan ridho Allah rdari murkaNya, dengan ampunan Allah dari hukumanNya,
sabagaimana terdapat dalam doa,
“Ya
Allah, sesunguhnya kami berlindung dengan ridho-Mu dari murka-Mu, dangan
ampunan-Mu dari hukuman-Mu, dan dengan-Mu dari-Mu. Kami tidak menghitung pujian
atas-Mu, Engkau sebagaimana Engkau puji atas diri-Mu.”
Secara
ringkas dapat dikemukakan, bahwa manfaaat dan keutamaan zikir adalah:[51]
1.
Sebagai
perintah Allah
2.
Memberikan
keselamatan dunia dan akhirat
3.
Memberikan
ketentraman
4.
Memberikan
keberuntungan
5.
Menghilangkan
kemunafikan
6.
Mengusir
setan dan pengaruhnya atas qalbu
7.
Amal
yang paling baik, suci dan agung
8.
Membersihkan
karat-karat qalbu
9.
Menguatkan
jiwa yang lemah (melindas sifat pengecut dan kikir diganti pengorbanan dan
keberanian)
10.
Mendatangkan
kemaslahatan diri dan merawatnya (slalu berorientasi pada positivitas)
Dalam
kitab yang lain dijelaskan beberapa buah dan faedah dari zikir adalah:[52]
·
Selalu
ingin taat dan menjauhi maksiat
·
Yang
ingat kepada Allah, ia akan diingat Allah
·
Hati
tentram, pikiran tenang, jiwa damai
·
Zikir
kepada Allah termasuk factor yang membuat kemenangan atas musuh
·
Zikir
adalah wasilah paling agung untuk mendapatkan ampunan dan ridho Allah
·
Selamat
dari neraka dan memenangkan surga
b)
Tanda-tanda
zikir yang baik
Zikir
kepadan Allah tidak sekedar perkataan yang menempel pada lisan dan tidak ada
hubungannya dengan hati. Akan tetapi, zikir kepada Allah sejatinya ada dengan
menggerakkan hati dan seluruh anggota tubuh. Hati dan lisan bertemu dan
menyatu.
Saudaraku
muslim, ketahuilah, sesungguhnya zikir yang diterima Allah itu memiliki
tanda-tanda. Yang terpenting diantaranya sebagai berikut.
1.
Menetesnya
air mata
Orang
yang berzikir kepada Allah ketika merasakan keagungan keagungan Sang Pencipta
Yang Maha Berwibawa, ia akan merasa kerdil dan takut akan siksa-Nya. Saat itu
ia akan meneteskan air mata karena merasakan takut pada Tuhannya sekaligus
mengharap pahala di sisi-Nya. Allah berfirman,
“Apabila
Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud, dan mereka berkata,
“Mahasuci
Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi,Dan mereka menyungkur
atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu.”(al-Israa’:107-109)
2.
Kulit
gemetar
Ketika
seorang mukmin mengingat Tuhannya dan merasakan keagungan, kekuasaan, dan
hisab-Nya, juga pahala dan siksa-Nya, maka ia akan gemetar. Allah berfirman,
“Gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (az-Zumar:23)
3.
Rasa
takut dalam hati
Al-wajal
adalah rasa takut. Ketika zikir kepada Allah bercampur dengan rasa takut dalam
hati, ia akan merasakan seakan-akan ada api menyala dalam hati yang
mendorongnya untuk selalu taat kepada Allah dan mengekang dari maksiat karena
mengharap pahala di sisi Allah dan karena takut pada siksa Allah.
Allah
berfirman’
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.”
(al-Anfal:2)
C.
Shalat
Tahajud Atau Qiyamul Lail
Tidak
banyak orang yang mampu membuka gerbang langit dan mengetuk pintu kemuliaan
Allah di malam hari. Jika engkau bangun malam, dengan hati jernih, jiwa raga
suci dari hadas, lalu merapat kepintuNya, maka dirimu termasuk sebagian dari
sedikit. Dan yang sedikit itulah yang beruntung. Yang sedikit itulah yang di
depan untuk memimpin yang lain.[53]
Qiyamul
Lail adalah shalat malam. Diantara sekian banyak shalat malam, sesunguhnya yang
paling utama adalah shalat tahajud. Dikatakan bahwa shalat tahajud itu
kedudukannya setelah shalat wajib yang lima waktu.
Shalat
tahajud menyimpan keangungan dan kemuliaan yang luar biasa. Kedudukannya memang
sebagai ibadah sunah namun Rasulullah tak sekalipun meninggalkannya dalam
seumur hidupnya. Barang siapa yang mendirikan shalat tahajud disamping shalat
wajib berarti ia telah menaati perintah Allah dan RasulNya. Sebagaimana firman
Allah swt.
Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.(QS.al-Isra’:79)
Dalam
sebuah riwayat diterangkan bahwa Rasulullah saw bersabda “Shalat yang paling
utama sesudah shalat fardhu adalal qiyamul lail (shalat tahajud di tengah
malam) (HR.Bukhari dan Muslim)
Rasulullah
juga menyatakan bahwa,
“Kemuliaan
seorang mukmin itu terletak pada shalatnya di malam hari”
Dari
hadist tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa paling tidak ada 6 keutamaan
shalat tahajud, yaitu:[54]
a)
Membentuk
karekter atau kepribadian orang-orang shalih
b)
Sarana
mendekatkan diri kepada Allah
c)
Mencegah
dosa
d)
Menghapus
atau menghilangkan segala keburukan (seperti dengki, dendam, tamak, bakhil,
sombong, riya’ dan buruk sangka dan lain-lain.)
e)
Menghalau
atau mengusir penyakit-penyakit jasmani
f)
Shalat
malam akan membuat seorang mukmin mencapai kemuliaan dan kejayaan di dunia dan
di akhirat.
Disebutkan
juga Keutamaan Qiyamul lail dan faedahnya
antara lain,[55]
a)
Menguatkan
tali hubungan dengan Allah
b)
Menyucikan
ruh dan menaikkan pada derajat mulia
c)
Membuat
suka beribadah, menjauhi maksiat, dan jauh dari future dan malas beribadah
d)
Melunakkan
hati
e)
Ridha
Allah dan masuk surga
f)
Wasilah terbaik bagi seorang hamba untuk
mendekatkan diri pada Tuhannya.
D.
Infak
Di Jalan Allah
Tak
diragukan lagi bahwa harta yang diberikan oleh Allah kepada manusia sangat
dicintai oleh manusia, sebagaimana firman Allah,
“Dan
kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS.al-Fajr:20)
“Dan
sesungguhnya dia (manusia) sangat bakhil karena cintanya pada hartanya.”
(QS.al-‘Aadiyaat:8)
Islam
telah menggariskan tujuan menginfakkan harta. Bukan untuk riya dan menyaingi
orang lain. Akan tetapi, tujuan dari infak adalah untuk mendapatkan ridha
Allah. Artinya, menginfakkan harta dalam semua jalan kebaikan. Allah mencela
orang-orang kafir karena mereka menginfakkan harte mereka untuk dilihat dan
dipandang orang lain. Allah berfirman,
“Dan
(juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada
manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari
kemudian. Dan barangsiapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan
itu teman yang seburuk-buruknya.” (QS.an-Nisaa:38)
Diantara hal yang dapat mensucikan jiwa dan
membersihkannya dari penyakit kikir adalah jika seorang muslim menginfakkan
dari hartanya yang paling baik dan paling bagus. Jika ia memiliki kurma, maka
ia menginfakkan kurma yang paling baik yang dimilikinya dan tidak memberikan
kurma yang rendah kualitasnya. Jika ia memiliki buah, maka ia memberikan buah
yang paling baik dan matang, dan menepis untuk memberikan yang tidak baik rasa,
jenis dan bentuknya.[56]
Infak
dijalan Allah memiliki bentuk yang bermacam-macam. Kitab Allah dan sunnah
Rasulullah telah memeberitahukannya kepada kita. Di antara bentuk-bentuk
tersebut adalah sebagai berikut.[57]
1)
Berinfak
untuk kepentingan jihad
2)
Infak
untuk kepentingan umum
3)
Berbuat
baik pada keluarga dekat dan membantu mereka dengan member infak kepada mereka.
4)
Memuliakan
tamu dengan memberi makan mereka dan berinfak kepada mereka adalah kewajiban
5)
Bersedekah
kepada orang yang membutuhkan, fakir miskin, ibnu sabil, membebaskan budak,
membayar utang orang fakir yang tidak sanggup membayar utangnya, itu semua
termasuk bentuk kebaikan.
6)
Infak
kepada penuntut ilmu, khususnya ilmu-ilmu syariah
7)
Membantu
manusia untuk menjalankan ibadah, seperti haji dan umrah.
Buah
infak di jalan Allah dan faedahnya adalah antara lain,
1)
Allah
memberkahi hartanya
2)
Infak
membersihkan jiwa orang fakir dan orang yang membutuhkan dari dengki kepada
orang kaya.
3)
Infak
membersihkan jiwa orang kaya dari kikir dan bakhil
4)
Menjaga
pemiliknya dari panasnya Hari Mahsyar
5)
Allah
melunasi utang yang berinfak pada hari kiamat
6)
Infak
menyelamatkan dari neraka dan mengantarkan kemenangan mendapat surga.
E.
Zuhud
Dan Qana’ah
Salah
satu wasilah untuk mensucikan jiwa adalah zuhud di dunia dan zuhud pada apa
yang ada di tangan manusia. Dalam sebuah hadits dikatakan,
اِزهَدْ فِيْ الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ
وَااَزْهَدْ فِيْمَا فِيْ أَيدِيْ النَّاسِ يُحِبُّوْكَ
“Zuhudlah di dunia maka kamu akan dicintai Allah, dan
zuhudlah pada apa yang ada ditangan manusia maka kau akan dicintai manusia.[58]
Zuhud
di dunia merupakan kedudukan mulia yang biasa ditempati oleh orang-orang yang
berjalan dalam cahaya Ilahi.
Cinta
kepada akhirat tidak akan murni kecuali dengan zuhud terhadap dunia, dan zuhud
terhadap dunia tidak akan terwujud kecuali setelah memiliki dua pandangan
berikut.
1)
Memandang
dunia sebagai sesuatu yang rendah, cepat sirna, dan fana, selain ia adalah
temapat berbagai keletihan dan perjuangan sehingga si pencari dunia selalu
dikungkung kesusahan.
2)
Memandang
akhirat sebagai sesuatu yang abadi dan menagandung aneka ragam kebaikan dan
kenikmatan.[59]
Diantara
hal-hal yang membantu seorang dari zuhud di dunia dan zuhud terhadap apa yang
ada di tangan manusia adalah sebagai berikut.[60]
Pertama, memperbanyak mengingat kematian
Rasulullah
bersabda,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ الّلَّذَاتِ
يَعْنِيْ الْمَوْتِ
Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yaitu
kematian (HR. Tirmidzi)
Kedua, ziarah kubur
Ketiga, merasakan keagungan Sang Pencipta dan kedasyatan
azab-Nya
Keempat, melihat pada yang lebih rendah, bukan yang
lebih tinggi.
Kelima, lapar dan kesusahan hidup
Keenam, menemani ahli zuhud.
Diantar bentuk-bentuk zuhud adalah
·
Zuhud pada kekuasaan dan pemerintahan
·
Zuhud pada kedudukan dan harta yang ada pada penguasa
·
Zuhud pada makanan,minuman, dan pakaiaan
Zuhud memiliki buah yang akan dipetik ahli zuhud di
dunia dan di akhirat. Ahli zuhud berhak mendapatkan cinta Allah, karena dia
memenuhi perintah-Nya dan mengaharap apa yang ada pada-Nya serta berzuhud pada
apa yang selain Dia. Begitu juga zuhud pada apa yang ada pada manusia adalah
wasilah mendatangkan cinta manusia.
Qana’ah
Adalah ridha dengan rezeki yang dibagi oleh Allah,
merasa cukup meskipun sedikit, dan tidak mengejar kekayaan dengan cara
meminta-minta kepada manusia dan mengemis. Rasulullah bersabda,
قَدْأَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ
كَفّافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا اتَاهُ
Telah beruntung orang yang berislam dan diberi rezeki
yang cukup (untuk kebutuhan pokoknya) serta diberi rasa qana’ah oleh Allah
dengan apa yang diberikan-Nya padanya.
قَدْأَفْلَحَ مَنْ هُدِيَ إِلَى اْلاِسْلاَمِ
وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنَعَ بِهِ
Beruntung orang yang diberi hidayah masuk islam,
hidupnya cukup dan ia qana’ah dengannya.
Rasulullah telah menuntun kita agar ridha dengan apa
yang telah ditetapkan oleh Allah, baik itu berupa nikamat kesehatan, keamanan,
maupun kebutuhan harian. Rasulullah bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ امِنًا فِي سِرْبِهِ
مُعَا فًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ
الدُّنْيَا
Siapa di antara kalian yang aman jiwanyam sehat
jasmaninya, serta jasadnya, ia bisa memenuhi kebutuhan hariannya, maka
seolah-olah dunia diberikan kepadanya. (HR. Tirmidzi)[61]
F. Tawadhu Atau
Rendah Diri Dan Mengingat Mati
Islam mengharamkan
seorang muslim takabur dan memerintahkannya untuk tawadhu. Karena
tawadhu adalah sifat terpuji secra syariat bagi pemiliknya. Dari sini kita
menemukan bahwa Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk tawadhu. Dia berfirman,
Janganlah
sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah
Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu),
dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu
terhadap orang-orang yang beriman.(QS.al-Hijr:88)
Sebagaimna
Rasulullah diperintahkan Allah untuk tawadhu, beliau memerintahkan orang-orang
yang beriman untuk tawadhu, Rasulullhah
bersabda,
“Allah
memerintahkan aku agar tawadhu, agar jangan sampai ada salah seorang yang
menyombongkan diri pada orang lain dan jangan sampai ada yang congkak pada
orang lain.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Maajah)
·
Buah
Tawadhu
Ketahuilah
bahwa tawadhu akan membuat pemiliknya mulia dan tinggi derajatnya di mata Allah
dan di mata manusia. Manusia membenci orang yang takabur dan menyukai orang
yang tawadhu. Karena orang yang tawadhu dan rendah hati selalu bisa membaur
secara baik dengan orang banyak. Mereka adalah temannya. Dan, seorang teman
biasanya bersikap rendah hati pada teman yang lain. Dari Abu Hurairah bahwa
Nabi saw.bersabda,
“sedekah tidaklah mengurangi harta.
Allah tidak menambahi seseorang yang memberi maaf kecuali kemuliaan dan
seseorang yang tawadhu pasti di angkat oleh Allah.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
·
Diantara
Bentuk Tawadhu
Hadist-hadist
Nabi saw. banyak berbicara kepada kita mengenai bentuk tawadhu dan tanda-tanda
yang menunjukkan ketawadhuan seseorang. Di antaranya sebagai berikut.
Pertama, mau mengajak bicara dengan anak
kecil, berbaur dengan mereka, member salam pada mereka, dan bermain-main
bersama mereka.
Kedua, berbaur satu majelis dengan fakir
miskin dan pembantu.
Ketiga, memenuhi permintaan kaum fakir
miskin,manusia biasa serta memberi bantuan kepada mereka.
Keempat, memenuhi undangan siapa saja
yang mengundang, miskin ataupun kaya.
Kelima, membantu keluarga dan membantu
mereka mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Keenam, mengembala kambing.
Keutamaan Tawadhu[62]
a)
Tawadhu dapat mengangkat
derajat seorang hamba.
b)
Tawadhu dapat
mengangkat derajat dan pangkat seorang hamba.
c)
Tawadhu sebagai
jalan mengantarkan manusia ke surgea.
d)
Tawadhu itu
menghasilkan keselamatan, mendatangkan persahabatan, menghapuskan dendam, dan
menghilangkan pertengkaran.
e)
Tawadhu merupakan
salah satu ciri dari hamba Allah yang baik.
f)
Tawadhu merupakan
alat untuk memebina persaudaraan sesama muslim.
g)
Dengan tawadhu
kita akan disayangi, dihargai dan menyenangkan hati orang lain.
Inilah kebenaran mutlak.
Inilah kehendak Allah bahwa manusia dan makhluk selain manusia tidak hidup
abadi di dunia ini, meskipun ia mengumpulkan semua harta, memiliki segala
kekayaan, membangun istana yang megah, mendapatkan intan permata yang mahal
harganya, dan berada dalam kondisi sehat seluruh anggota tubuhnya. Benar,
hidupnya pasti berakhir dengan kematian. Dalam hal ini semua manusia sama. Yang
kaya dan miskin, besar dan kecil, lelaki dan wanita, pandai dan bodoh, penguasa
dan rakyat biasa semuanya sama, yaitu pasti menemui kematian. Allah berfirman,
“Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan kematian” (QS. Ali Imran:185)
“Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh,” (QS.an-Nisaa’:87)
Inilah kematian, dialah
yang memisahkan segala sesuatu di dunia. Dialah pemisah yang tidak disukai.
Penulis kitab Ihya Ulumuddin berkata tentang maut,[63]
“Sesungguhnya kematian
akan mencabut matanya, telinganya, lidahnya, dan seluruh anggota tubuhnya.
Kematian juga akan mencabut keluarganya, anaknya, kerabat dekatnya. Juga
mencabut kudanya, binatang ternaknya, kebunnya, dan semua harta miliknya. Tidak
ada bedanya apakah harta itu yang dicabut dari manusia, atau manusia yang
dicabut dari harta itu. Yang menyakitkan adalah pisah. Pisah adakalanya terjadi
karena harta dirampas seseorang. Ada juga karena seseorang ditawan sehingga
terpisah dari harta miliknya. Kepedihan di sini karena salah satu sebab itu.
Menungu Bab 5
No comments:
Post a Comment