Wednesday 5 April 2017

[Resensi] Menghadapi Patah Hati dengan Sikap Positif

Dimuat di Koran Pantura, Kamis 23 Februari 2017 

Judul               : Ubah Patah Hati Jadi Prestasi
Penulis             : Dwi Suwiknyo
Penerbit           : Quanta, Elex Medi Komputindo
Cetakan           : Pertama, Oktober 2016
Halaman          : xiii + 266
ISBN               : 978-602-02-9393-6
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Setiap orang sudah pasti pernah merasakan patah hati—baik itu memang karena urusan hati ditinggal kekasih, merasakan cinta bertepuk sebelah tangan, atau karena dihina orang lain.    Namun perlu kita sadari, jangan sampai hanya karena patah hati,  membuat kita merasa putus asa atau bahkan merencakan tindakan gila. Jadikan patah hati sebagai ajang perbaikan diri,  menjadi pribadi yang lebih baik. Menghadapi patah hati dengan sikap positif—bangkit dan mencoba meraih prestasi. Tapi bagaimana cara bangkit? Buku ini akan sangat cocok dibaca untuk diambil ibrah dan muhasabah diri.
Sebuah buku yang mengungkap dengan baik perihal bagaimana menghadapi patah hati yang kerap dialami oleh sebagian orang.  Bahwa patah hati itu bukan sebuah kegagalan. Namun sebuah awal dalam menunju kualitas baik jika bisa menghadapinya dengan lapang. Apa saja langkah yang perlu diambil?

Pertama, menyakini bahwa patah hati itu rezeki. Perlu disadari kehidupan itu selalu berputar. Ada masa sakit ada masanya sehat. Karenanya apa pun keadaan yang menimpa, sebaiknya selalu disyukuri dianggap sebagai rezeki. Karena dengan memiliki pemikiran tersebut akan membuat tenang.  Dalam hidup kita memiliki pilihan—meratapi atau bangkit. Kualitas diri akan tampak ketika sedang terpuruk. Sebab bagaimana sikap kita menghadapi keterpurukan itu yang mencerminkan kualitas diri kita (hal 38).

Kedua, dari pada terkunkung dengan sakit hati yang mendalam lebih baik mencoba mengembangkan potensi diri. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan dengan menyesali nasib.   Setiap orang diciptakan Allah dengan kecerdasan masing-masing. Karena itu sangat perlu bagi kita untuk mengetahui potensi apa yang  dimiliki. Ketika bisa mengenali diri sendiri, maka akan mudah mengoptimalkan  potensi yang ada untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Bahkan bisa tampil menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain (hal 59).

Ketiga, menjalani  hidup dengan kualitas. Jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu dan jangan mengulangi kesalahan yang sama.  Karena mengulangi kesalahan hanya akan merugikan diri sendiri.
Rasulullah saw bersabda,  “Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama.”  Sebab jelas bawa orang-orang yang mengulangi kesalahan yang sama, adalah orang yang merugi. Tidak bisa melepaskan diri dari kejahilan dirinya sendiri, dan tidak mau bangkit dari keterpurukan. Meski dosa-dosa yang dikerjakan terhitung kecil, tetapi bukankah tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus? (hal 111). 

Keempat, encoba mendekatkan diri dengan Allah.  Dengan dekat dan berserah kepada Allah, hati akan terasa tenang dan hidup pun menjadi tenteram.  Kita harus selalu ingat bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Karenanya perlu sikap positif agar bisa bangkit dengan cepat dari sakit hati yang  berkepanjangan. Dan ingat selalu pemenang melihat potensi yang bisa dikembangkan, sedangkan pecundang hanya sibuk meratapi kegagalan (hal 159).

Kelima, mencoba menjalani kehidupan baru dengan penuh syukur.  Dalam segala cobaan hidup, sebaiknya harus dijalani dengan baik. Meski kadang jatuh terpuruk. Hal itu tetap harus disyukuri. Karena dari keterpurukan itu,  banyak pembelajaran yang bisa dijadikan pencerahan diri. Kita hanya perlu ikhlas dan bersyukur agar apa yang terjadi nantinya bisa menjadi berkah di masa depan.

Di sini kita diajarkan untuk menerima segalanya dengan lapang dan sikap positif. Mengambil pembelajaran dari patah hati untuk menjadi pribadi yang lebih  tegar.

Selain lima yang telah dipaparkan, masih banyak lagi kiat  yang sangat bermanfaat untuk diterapkan.  Belum lagi dalam setiap pembasan penulis menyelipkan keteladanan langsung dari kisah-kisah nyata yang pernah terjadi. Ditulis dengan gaya bahasa yang renyah menjadi nilai tambah buku ini. Sebuah buku yang sangat memikat dan menginspirasi.

“Keberhasilan adalah kemapuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.” (hal 171).

Srobyong, 16 Januari 2017 

No comments:

Post a Comment