Sunday 5 October 2014

Surat untuk Imamku



Pernah  di post kan di KBM , event surat romantis

Surat untuk Imamku


Untuk engkau pemilik rasa, kunci hatiku
Meski sekarang kita belum bersama dalam mahligai indahnya dunia. Aku harap kau baik-baik saja di sana, dengan segala rutinitas dan hobi yang kau punya. Aku di sini masih setia menanti. Menunggu hadirmu mengisi relung hatiku. Menjadikan kau imamku yang patut ditiru.
Aku sadar diri, aku bukanlah seorang wanita muslimah baik yang mungkin tak pantas untukmu. Aku masih seorang yang bodoh dan lemah dalam ilmu. Maka dari itu sedari sekarang sebelum kita bertemu aku akan belajar keras untuk menjadi wanita muslimah yang lebih taat dan berilmu. Tidak hanya agama juga ilmu tentang pendidikan dalam rumah tangga.
Akan sangat lucu bukan, jika nanti kita bertemu aku masih tak tahu apa-apa dan hanya menjadi boneka panjangan saja. Tidak, aku tidak mau aku ingin nantinya kau bangga jika menjadikan aku makmummu. Menjadi ibu dari anak-anakmu dan menjadi istri solehah untukmu. Bersama nanti kita berjuang mendidik buah hati kita dengan tegaknya islam yang kita percaya.
Namun sebelum itu, wahai calon imamku. Izinkan aku memuntahkan sedikit harapan untukmu. Tenang saja aku tidak akan menuntut banyak akan masalah materi. Semua bisa kita diskusikan nanti. Toh aku lebih suka hidup sedeharna dari pada berlimpah ruah. Aku hanya ingin kamu menjadi sosok yang berdedikasi yang nantinya mampu membawaku menuju surga. Bukankah setiap wanita ingin memiliki suami yang paham agama? Pun dengan aku. Aku ingin jika, nanti aku terlena kamu yang akan menjadi pengingatku.
Mengajak bersama untuk selalu bersujud pada Sang Kuasa. Menjadi pengingat agar aku tidak lupa membaca ayat-ayat-Nya.
Di dunia yang hanya sementara ini aku harap pertemuan denganmu adalah suatu moment yang terindah. Di mana kita saling sapa dan saling mengisi kekurangan kita. Aku yakin kamu percaya dengan yang pepatah bahwa “Tulang rusuk tidak akan tertukar.” Jadi sebisa mungkin aku tidak mengumbar cinta itu pada setiap orang. Aku ingin, kau adalah pria pertama dan terakhir yang aku suka.
Jadi sebisa mungkin, sedari sekarang aku berusaha. Aku menjaga pandangan dan tingkah laku yang aku punya. Aku ingin mempersembahkan cinta tulusku hanya padamu kelak.
Wahai calon imamku. Asal kau tahu setiap sujud malamku, aku selalu beroda untukmu. Tidak pernah aku meninggalakan namamu di atas sajadahku. Lalu apakah kau juga melakukan yang sama untuku? Seseorang yang nantinya menjadi makmummu?
Sudahlah tidak usah kau pikirkan tentang protesan akan masalah doaku. Walau kau tidak mendoakanmu, aku tetap tulus mendoakanmu.
Sungguh, aku tidak bisa membayangkan jika nanti kita bertemu. Bertatap muka mengutarakan hal yang kita rasa menuju langkah melaksanakan Sunnah Nabi saw. Pastinya kita akan sangat malu dan merasa lucu. Kita saling diam tanpa kata dan hanya diam-diam mencuri pandang.
Aku membayangkan mukaku yang seperti kentang rebus menahan malu dan gejolak dalam hatiku. Mungkin kau juga akan merasakan hal yang sama. Tapi itu jauh lebih terhormat bukan? Karena kita bertemu bukan untuk pacaran illegal. Kita pacaran setelah halal. Setelah adanya ijab qabul yang kita ikrarkan.
Di mana kita sudah tidak terhalang dengan berbagai macam aturan karena kita sudah sah dalam islam. Dunia sudah menjadi milik kita berdua. Inilah waktu yang tepat untuk kita saling mengenal.
Mungkin bagi sebagian itu ironis. Mana mungkin dalam satu waktu jumpa kita bisa jatuh cinta. Tapi, bagiku mungkin itu bisa. Jika Allah menghendaki segalanya bisa mungkin. Juga dengan rasa yang kita miliki nanti.
Allah adalah sutradara terhebat yang kita punya. Jadi kenapa kita harus ragu dengan skenaro-Nya?
Oh iya,aku punya sebuah pusi spesial untukmu. Bacalah baik-baik ketika kau menerima surat ini dalam tanganmu.

Aku rindu padamu wahai calon imamku
Aku masih di sini menunggu mu
Mungkin kita tak pernah bersua atau bertegur sapa
Namun, ku harap jika kita dalam jalan yang sama
Hati kita kan terkait karena-Nya
Mengharap kau hadir dalam sujudku
Menyapa dalam mimpi panjangku

Mungkin saat ini kita masih jauh
Berada dalam ruang dan tempat yang berbeda
Kau masih mencari jalan agar kita bertemu segera
Tenanglah
Disini aku masih menunggumu dengan setia
dengan memperbaiki diri agar tak terjerat
Kumbangan nafsu syaitoniah
Saling menjaga diri kita
Agar tetap berada pada jalan-Nya
Rindu dan rasaku
Kutitipkan slalu padaNya, sang pemilik waktu

Jepara, 250914

No comments:

Post a Comment