Pernah di post kan di KBM , event surat romantis
Surat untuk Imamku
Untuk engkau pemilik rasa, kunci
hatiku
Meski sekarang kita belum bersama
dalam mahligai indahnya dunia. Aku harap kau baik-baik saja di sana, dengan
segala rutinitas dan hobi yang kau punya. Aku di sini masih setia menanti.
Menunggu hadirmu mengisi relung hatiku. Menjadikan kau imamku yang patut
ditiru.
Aku sadar diri, aku bukanlah seorang
wanita muslimah baik yang mungkin tak pantas untukmu. Aku masih seorang yang
bodoh dan lemah dalam ilmu. Maka dari itu sedari sekarang sebelum kita bertemu
aku akan belajar keras untuk menjadi wanita muslimah yang lebih taat dan
berilmu. Tidak hanya agama juga ilmu tentang pendidikan dalam rumah tangga.
Akan sangat lucu bukan, jika nanti
kita bertemu aku masih tak tahu apa-apa dan hanya menjadi boneka panjangan
saja. Tidak, aku tidak mau aku ingin nantinya kau bangga jika menjadikan aku
makmummu. Menjadi ibu dari anak-anakmu dan menjadi istri solehah untukmu.
Bersama nanti kita berjuang mendidik buah hati kita dengan tegaknya islam yang
kita percaya.
Namun sebelum itu, wahai calon
imamku. Izinkan aku memuntahkan sedikit harapan untukmu. Tenang saja aku tidak
akan menuntut banyak akan masalah materi. Semua bisa kita diskusikan nanti. Toh
aku lebih suka hidup sedeharna dari pada berlimpah ruah. Aku hanya ingin kamu
menjadi sosok yang berdedikasi yang nantinya mampu membawaku menuju surga.
Bukankah setiap wanita ingin memiliki suami yang paham agama? Pun dengan aku.
Aku ingin jika, nanti aku terlena kamu yang akan menjadi pengingatku.
Mengajak bersama untuk selalu
bersujud pada Sang Kuasa. Menjadi pengingat agar aku tidak lupa membaca
ayat-ayat-Nya.
Di dunia yang hanya sementara ini aku
harap pertemuan denganmu adalah suatu moment yang terindah. Di mana kita saling
sapa dan saling mengisi kekurangan kita. Aku yakin kamu percaya dengan yang
pepatah bahwa “Tulang rusuk tidak akan tertukar.” Jadi sebisa mungkin aku tidak
mengumbar cinta itu pada setiap orang. Aku ingin, kau adalah pria pertama dan
terakhir yang aku suka.
Jadi sebisa mungkin, sedari sekarang
aku berusaha. Aku menjaga pandangan dan tingkah laku yang aku punya. Aku ingin
mempersembahkan cinta tulusku hanya padamu kelak.
Wahai calon imamku. Asal kau tahu
setiap sujud malamku, aku selalu beroda untukmu. Tidak pernah aku meninggalakan
namamu di atas sajadahku. Lalu apakah kau juga melakukan yang sama untuku?
Seseorang yang nantinya menjadi makmummu?
Sudahlah tidak usah kau pikirkan
tentang protesan akan masalah doaku. Walau kau tidak mendoakanmu, aku tetap
tulus mendoakanmu.
Sungguh, aku tidak bisa membayangkan
jika nanti kita bertemu. Bertatap muka mengutarakan hal yang kita rasa menuju
langkah melaksanakan Sunnah Nabi saw. Pastinya kita akan sangat malu dan merasa
lucu. Kita saling diam tanpa kata dan hanya diam-diam mencuri pandang.
Aku membayangkan mukaku yang seperti
kentang rebus menahan malu dan gejolak dalam hatiku. Mungkin kau juga akan
merasakan hal yang sama. Tapi itu jauh lebih terhormat bukan? Karena kita
bertemu bukan untuk pacaran illegal. Kita pacaran setelah halal. Setelah adanya
ijab qabul yang kita ikrarkan.
Di mana kita sudah tidak terhalang
dengan berbagai macam aturan karena kita sudah sah dalam islam. Dunia sudah
menjadi milik kita berdua. Inilah waktu yang tepat untuk kita saling mengenal.
Mungkin bagi sebagian itu ironis.
Mana mungkin dalam satu waktu jumpa kita bisa jatuh cinta. Tapi, bagiku mungkin
itu bisa. Jika Allah menghendaki segalanya bisa mungkin. Juga dengan rasa yang
kita miliki nanti.
Allah adalah sutradara terhebat yang
kita punya. Jadi kenapa kita harus ragu dengan skenaro-Nya?
Oh iya,aku punya sebuah pusi spesial
untukmu. Bacalah baik-baik ketika kau menerima surat ini dalam tanganmu.
Aku rindu padamu wahai calon imamku
Aku masih di sini menunggu mu
Mungkin kita tak pernah bersua atau bertegur sapa
Namun, ku harap jika kita dalam jalan yang sama
Hati kita kan terkait karena-Nya
Mengharap kau hadir dalam sujudku
Menyapa dalam mimpi panjangku
Mungkin saat ini kita masih jauh
Berada dalam ruang dan tempat yang berbeda
Aku masih di sini menunggu mu
Mungkin kita tak pernah bersua atau bertegur sapa
Namun, ku harap jika kita dalam jalan yang sama
Hati kita kan terkait karena-Nya
Mengharap kau hadir dalam sujudku
Menyapa dalam mimpi panjangku
Mungkin saat ini kita masih jauh
Berada dalam ruang dan tempat yang berbeda
Kau
masih mencari jalan agar kita bertemu segera
Tenanglah
Disini aku masih menunggumu dengan setia
dengan memperbaiki diri agar tak terjerat
Kumbangan nafsu syaitoniah
Saling menjaga diri kita
Agar tetap berada pada jalan-Nya
Rindu dan rasaku
Kutitipkan slalu padaNya, sang pemilik waktu
Disini aku masih menunggumu dengan setia
dengan memperbaiki diri agar tak terjerat
Kumbangan nafsu syaitoniah
Saling menjaga diri kita
Agar tetap berada pada jalan-Nya
Rindu dan rasaku
Kutitipkan slalu padaNya, sang pemilik waktu
Jepara,
250914
No comments:
Post a Comment