Sunday 11 September 2016

[Artikel] Parenting - Kiat Mengembangkan Rasa Percaya Diri Pada Anak


Sumber Google
Kazuhana El Ratna Mida

Ini artikel lama yang saya buat ketika belajar membuat artikel parenting di Grup LovRinz, semoga bermanfaat. :) 

Kadang kita melihat ada anak yang sangat aktif dan begitu percaya diri. Lalu kita melihat anak lainya,  yang begitu pendiam dan pemalu. Kenapa bisa begitu? Apa masalahnya? Bukankah usia mereka sama? Lalu apa yang membedakan? Pertanyaan itu mungkin kerap menghantui para ibu. Mereka penasaran kenapa anak mereka berbeda dengan yang lain.

Mungkin kebanyakan orangtua tidak menyadari, tenyata pola asuh anak itu sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pola asuh merupakan cara menjaga dan mendidik anak dari waktu ke waktu. Dampak dari pola asuh bisa dilihat dari kecerdasan intlektual anak juga kecedasan emosinya. Bukankah orangtua adalah keluarga terdekat anak? Dari keluarga anak-anak mendapat pendidikan awal. Orangtua adalah contoh; panutan dari anak itu sendiri. Bagaimana sikap mereka akan terkekam dalam pandangan mereka.

Kita akan menemukan banyak perbedaan bagaimana sikap anak dari orangtua yang menerapkan pola asuh  secara otoriter dan pola asuh demokrasi.  Dan akan berbeda pula jika orangtua menerapkan pola asuh Laissez faire—polas asuh yang menanamkan kebebasan pada anak karena menganggap mereka sudah dewasa. Tidak ada teguran, arahan dan bimbingan.

Anak yang diasuk secara otoriter akan menjadi anak yang suka membangkang atau tertekang. Anak yang diasuh secara dekomaris akan menjadi pribadi yang menghargai orang lain. Dan anak yang diasuk dengan pola asuh Laissez faire akan menjadi anak yang penuh kebebasan tanpa adanya kontrol. Dan itu cukup membahayakan.

Nah untuk membuat anak memiliki rasa percaya diri, ada baiknya kita menggunakan pola asuh demokrasi—kita menghargai namun tetap mengawasi anak.

Inilah  Kiat Mengembangkan Rasa Percaya Diri Pada Anak,  jika menerapkan pola asuh demokrasi,  intip beberapa tips ini yuk:

1.      Orangtua memberi pengakuan pada anak, menghargai pendapat anak

Pengakuan atau menghargai ini sangat penting untuk anak. Jika anak diakui keberadaannya, mendapat yang dimiliki dihargai itu akan memupuk rasa percaya diri anak.  Walapun pendapat itu tidak dipakai,tapi mengajari anak berani berpendapat itu baik. Dari pada mendidik anak dengan otoriter hingga anak merasa takut dan tertekan.

2.      Membiarkan anak membatu dalam kehidupan sehari-hari.

Ini tidak akan menjadi bencana, kok. Kalau sejak kecil anak dibiarkan membantu, dengan sendirinya itu akan memupuk rasa percaya diri mereka. Lihatlah ketika anak-anak merasa puas dan bangga ketika selesai membantu menyapu. Atau membantu membawakan belanjaan.

3.      Mengajari anak untuk mandiri dan bertanggungjawab

Ini juga penting. Jangan melarang anak jika anak kita bisa melakukan sendiri. Seperti membersihkan kamar tidurnya atau mandi sendiri. Kita hanya mengawasi ketika anak kita benar-benar kesulitan dan meminta bantuan kita.

4.      Memberikan teladan yang baik pada anak
      Orangtua adalah contoh anak, karena orangtua adalah orang terdekat mereka. Jadi apa yang orangtua lakukan akan dicontoh. Kalau sejak dini kita memberikan contoh teladan yang baik, maka dengan sendirinya anak akan mencontoh itu dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

5.      Luangkan waktu untuk anak

Ini juga penting. Seberapa pun sibuk,orangtua harus meluangkan waktu. Berbicara dengan anak untuk mengetahui masalah yang terjadi. Jika orangtua terlalu sibuk akan membuat anak merasa diabaikan dan rendah diri.

6.      Jangan pelit untuk memuji

Sama halnya seperti guru, orangtua jangan pelit memberikan pujian jika anaknya mendapat nilai bagus atau dapat menyelesaikan pekerjaan prakarya atau tugas. Karena dengan begitu anak merasa dihargai akan jerih payah yang telah dilakukannya.

7.      Sayangi anak

Ini bukan berarti memanjakan anak, bukan. Menyayangi adalah suatu tahap kita mengajari anak bagaimana kita berinteraski dengan orang lain. Menerima apa adanya.

8.      Jangan membanding-bandingkan atau pilih kasih

Anak itu sangat peka. Kalau kita membandingkan antara anak pertama dengan kedua, dengan mengatakan “Kamu kenapa tidak sepintar kakakmu?” itu bisa membuat anak merasa rendah diri. Pun dengan pilih kasih. Jika orangtua lebih condong pada satu anak dari anak lainnya, itu akan membuat mereka merasa rendah diri. Bertanya-tanya “Kenapa aku tidak disayang seperti dia? Apakah karena aku tidak pintar, cantik?” dan pertanyaan lainnya.

9.      Mengajari sikap displin

Dengan mengajari anak disiplin, itu akan membuat anak terbiasa dan akan memupuk rasa percaya diri jika anak bisa mematuhi kedisplinan yang diterapkan secara bersama.

10.  Mengajari anak  untuk menjadi seorang pemaaf.

Sebuah langkah awal untuk mengajari anak bersikap dewasa dan menjadi seorang yang bijak. Kita memberi contoh melakukan kesalahan itu bukan dari akhir segalanya,kita bisa saling memaafkan dan memulai dengan saling berbaikan.

Semoga bermanfaat.

Referesni
Soeparwoto, dkk, Psikologi Perkembangan, 2007,  Semarang : UPT UNNES PRESS
Dalyono,M. Drs, 2009, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Berbagai sumber.

Srobyong, 14 Agustus 2015. 

4 comments:

  1. Sehubungan saya belum punya anak, khusus artikel ini saya kasih baca ke kakak perempuan saya. Dia justru ketawa karena merasa selama ini suka membanding-bandingkan anaknya dengan teman sebayanya. InsyaAllah, hal serupa tidak terulang :) Terima kasih atas artikel bagusnya Mbak!

    Recent Post: [Buku] Gravity by Rina Suryakusuma

    ReplyDelete