Monday 20 June 2016

[Resensi] Kisah Tentang Impian yang Ingin Dibuktikan

Judul               : Garnish
Penulis             : Mashdar Zainal
Penerbit           : de TEENS
Cetakan           : Pertama, April 2016
Halaman          : 220 hlm
ISBN               : 978-602-391-126-4
Peresensi         : Ratnani Latifah. *

Bisa mewujudkan mimpi adalah harapan semua orang. Namun bagaimana jika mimpi itu ditentang oleh orangtua sendiri? Padahal kebahagiaan yang paling diinginkan anak adalah mimpi yang dingin dicapai itu akan didukung oleh orangtuanya.

Novel ini mengisahkan tentang Buni yang ingin menjadi koki dan Anin yang  selalu ingin menjadi pelukis. Mereka sangat ingin mewujudkan mimpi itu. Sayangnya, impian itu  malah tidak mendapat dukungan dari keluarga yang notabene adalah orang terdekat mereka yang seharusnya memahami keinginan anak.

Bagi Buni  dapur adalah sebuah tempat di mana cinta dan kedamaian bermula. Setiap kali menginjakkan kaki di dapur, Buni seperti menemukan sebuah dunia di mana hidup dan mati dipertaruhkan. (hal. 5) Sayangnya apa yang disukai Buni mendapat tantangan dari keduaorangtuanya—khususnya sang ibu. Bagi ibunya, seorang laki-laki tidak seharusnya berurusan dengan dapur.  Dan Buni dituntut untuk mengikuti jejak ayahnya agar bisa menjadi ekonom yang baik.

Buni selalu dituntut ibunya untuk melamar pekerjaan setelah menjadi sarjana ekonomi. Dan tentu saja Buni melakukan, tapi tak satupun lamaran itu tembus. Hal yang kemudian membuat ibunya kembali memarahi Buni. Apalagi melihat putranya ternyata masih  lebih menyukai segala hal yang berhubungan dengan dapur.

Anin—dia seorang penghayal. Dia memiliki harapan untuk menjadi pelukis. Hanya saja ayahnya tidak suka jika anak perempuannya bermain cat-cat yang kemudian membuat dirinya dan rumah menjadi kotor.  Dan yang lebih tidak disukai Anin pada ayahnya yang seorang pejabat adalah, dia merasa diperlakukans seperti boneka yang tidak bisa bebas bergerak.

Anin dan Buni kemudian bertemu pada suatu waktu yang tidak terduga. Anin kabur dari rumah dengan badan penuh cat air aneka warna pada dirinya-seperti lukisan abstrak. Sedang Buni kabur dari rumah setelah melumuri dirinya dengan suas dan kecap hingga mirip pasta basi. Kepergian mereka sebagai wujud rasa protes dengan sikap orangtua masing-masing. Namun dalam pelarian mereka, Bli Sutha—kenalan Anin—agar kembali ke rumah dan menyelesakan masalah baik-baik. “Bagaimanapun, kabur dari rumah tidak akan menyelesaikan masalah. Kalian hanya butuh bicara dari hati ke hati.” (hal. 46)

Jika Anin berhasil meluluhkan hati sang ayah,  maka tidak dengan Buni. Ibunya semakin mencela dan menghakiminya.  Bahkan melarang Buni memakai dapur milik ibunya. Itulah alasan kenapa akhinya Buni memilih meninggalkan rumah lagi. Dia bertekad membuktikan pada ibunya, bahwa memasak bukanlah suatu pekerjaan yang tercela bagi laki-laki.

Bermula dari ide Anin, akhirnya dibuka-lah ‘Garnish’—sebuah kafe dan galeri.  Di sana mereka akan menjual  makanan, minuman dan  keindahan-keindahan dari lukisan yang dipajang. Dan jika ada yang mau membeli lukisan tersebut juga boleh.  Buni sebagai chef-nya dan Anin pelukis.

Mereka bekerja dengan tekun, sabar dan ulet. Sehingga usaha kecil mereka semakin lama semakin berjalan dengan baik. Banyak pembeli datang karena tertarik dengan kenunikan kafe tersebut. Namun ibu Buni belum juga muncul menghargai kerja keras Buni. Dia menjadi sangat sedih. Dan kesedihannya semain bertambah ketika dia mendapat kabar ibunya terjangkit stroke.(hal. 173) Berselang kemudian Anin mengalami kecelakan yang kemungkinan membuat dirinya tak lagi bisa melukis.

Membaca novel ini, kita akan belajar bahwa dalam meraih impian itu diperlukan kemauan yang kuat, kesabaran dan keuletan serta tanggung jawab. Selain itu penulis juga memaparkan bagaimana menjalin hubungan yang baik antara anak dan orangtua.  Bahwa dalam keluarga sangat diperlukan adanya komunikasi yang baik antara anak dan orangtua. Serta mau saling menghormati pilihan yang dimiliki.

Sebuah novel yang dipaparkan dengan gaya bahasa yang renyah dan menyenangkan. Juga pemilihan ending yang tidak terduga. Selain membahas tentang perjuangan untuk meraih mimpi, kisah ini juga dilengkapi dengan perasaan suka dan sayang dari masing-masing tokoh yang diramu dengan api.  Jadi ketika membaca pasti tidak akan bosan. Beberapa kesalahan tulis tidak mengurangi keasyikan dalam membaca.


Srobyong, 5 Juni 2016 

*Penyuka buku dan pecinta linterasi. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.


Dimuat di Kabar Madura, Senin 13 Juni 2016 


No comments:

Post a Comment