Wednesday 11 May 2016

[Resensi] Kisah Inspiratif Tentang Keikhlasan

Judul               : Selamat Berpisah Calon Imamku
Penulis             : Ririn Astutiningrum
Penerbit           : Mizania
Cetakan           : Pertama, Februari 2016
Halaman          : 162 hlm
ISBN               : 978-602-1337-99-8
Peresensi         : [Ratnani Latifah, penikmat buku dan penyukai literasi, Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara]

Ikhlas adalah sikap menerima segala ketentuan yang diberikan Allah dengan perasaan ridha. Hanya saja untuk menjadi pribadi yang selalu ikhlas,  kadangkala tidaklah mudah. Butuh perjuangan keras serta memiliki kesabaran yang luas untuk mewujudkannya.  Dan buku ini mengajarkan tentang arti keikhlasan, lewat kisah nyata yang inspiratif. Tentang cinta, perpisahan dan kematian—khususnya bagaimana menghadapi situasi harus berpisah dengan calon imam yang sangat dicintai dan diharapkan. Dan berani mengatakan ‘selamat berpisah calon imamku’ dengan hati lapang.

Setiap orang pasti ingin selalu berada di sisi orang yang dicintainya. Namun ketika Allah belum mengizinkan dua hati saling bertaut apakah manusia bisa menuntut? Di sinilah tantangannya. Apakah orang yang mendapat cobaan itu bisa bersikap ikhlas dan sabar, atau malah menggungat bahkan bisa jadi berputus asa memilih jalan yang salah, seperti bunuh diri atau bermain dukun. Padahal Allah selalu mengingatkan bahwa ujian itu selalu disesuaikan dengan kadar kemampuan iman seseorang. (hal. 15)

Poin penting dalam menghadapi cobaan yang diberikan Allah adalah harus  memiliki pemikiran yang positif. Karena berpikir positif akan mengajak seseorang berjalan pada keikhlasan. Begitulah kisah-kisah yang diuraikan di sini. Mereka yang sudah begitu yakin dengan perasaan hati menuju pelaminan, namun ternyata ada jalan terjal yang membuat mereka harus berpisah.  Baik karena kematian,  pengkhianatan atau tidak direstui keluarga. Tapi mereka dengan sikap ikhlas menerima semua pilihan dengan hati lapang dan terus melangkah ke depan.

Memang banyak hal yang bisa terjadi pada saat seseorang ingin menuju pelaminan. Namun perlu diketahui bahwa cobaan adalah bukti sayang Allah pada hamba-Nya. Juga mengingatkan bahwa setiap orang memang acap kali akan merasakan sebuah kehilangan. Perlu dicatat bahwa cinta, pertemuan dan kehilangan adalah keniscayaan. Kehilangan akan selalu dialamai setiap insan. Dan wajar jika bersedih, tapi tentu jangan sampai berlebihan. Perlu disadari juga, bahwa selain berani menerima pertemuan juga harus berani  kehilangan, karena keduanya itu ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. (hal. 33)

Kisah-kisah dalam buku ini dipaparkan dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Banyak motivasi yang bisa diambil pembelajaran agar bisa menjadi sosok yang selalu ikhlas dan sabar. Mengingatkan bahwa dalam kehidupan kadangkala apa yang diharapkan memang tidak selalu sesuai dengan rencana yang ditetapkan Allah. Boleh jadi apa yang kamu benci itu baik untukmu, dan boleh jadi apa yang kamu suka itu malah buruk untukmu. Hanya Allah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. (hal. 76)


Srobyong, 26 April 2016

Dimuat di Kedaulatan Rakyat, Sabtu, 7 Mei 2016 



4 comments:

  1. mungkin itulah yang terbaik dalam hidupmu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mungkin memang itu jalannya ^_^ Terima kasih sudah berkenan mampir

      Delete
  2. suka sekali sma quotenya mbak...
    apapun jalan yg kutempuh kelak dan apapun itu, aku akan mlangkah kedepan dan trus brpikir positif.
    smoga allah juga meridhoi-Nya...
    hhee
    *curhat wkwkwkwkwk

    ReplyDelete