Wednesday 4 November 2015

[Review] Jalan Menggapai Impian



Judul               : Swarna Alor
Penulis             : Dyah Prameswarie
Penerbit           : Metamind—Tiga Serangkai
Cetakan           : Pertama, Mei, 2015
Halaman          : vi + 282 hlm.
Harga              : Rp. 49.000,-
ISBN               : 978-602-72097-4

Mendapati kenyataan tidak sesuai dengan harapan membuat Lilo dan Mbarep cukup syok. Bayangan Paris pudar ketika mereka sampai di Bandar Udara Seokarno Hatta dan baru diberitahu bahwa mereka akan pergi ke Alor. Tempat yang menurut mereka tidak wah sama sekali. Memang apa yang bisa dipelajari dari daerah terpencil yang jauh dari peradaban. Jauh dari hiruk piruk fashion dan Bayangkan untuk mencari sinyal internet saja susahnya minta ampun.

Lilo merasa sangat kecewa. Apalagi ketika datang dia langung diajak berburu binatang invertebrata; teripang dan mengumpulkan buah tongke. Dia ini bukan calon pemburu tapi calon perancang busana.( hal. 3) Setelah berburu Teripang, hewan itu direbus, dan airnya digunakan untuk mewarnai. Dan ini betolak belakang dengan Lilo yang seorang anggota Green World. Dia tidak mau merusak ekosistem laut. Kenapa tidak memakai cara moderen saja. dari pada memakai cara lama yang merusak peradapan makhluk lain.

Mbarep pun punya perasaan yang sama dengan Lilo. Kecewa. Apalagi sejak datang dia belum diberitahu apa tugasnya. Dan ketika ada pemotretan, dirinya bahkan dianggap profesional. Keinginannya untuk ikut pemotretan di bawah laut saja dilarang dengan berbagai alasan. (hal. 37)

Namun kejadian demi kejadian yang mereka alami sedikit banyak telah membuka pikiran Lilo dan Mbarep. Bahwa Alor meski desa terpencil tapi memiliki keindahan yang luar biasa. menyadari bahwa jangan melihat sesuatu hanya dari luarnya saja. Dan mengingatkan bahwa Indonesia itu memang indah dengan segala keindahan dan kekayaannya. Selain itu juga mengajarkan akan sebuah usaha ketika ingin mencapai mimpi. Nahasnya di saat mereka menyadari itu, sebuah bencana besar datang. Pak Libana hilang, itu berarti festival swarna Alor terancam gagal.

Novel yang syarat makna. Tentang persahabatan dan perjuangan dalam meraih impian. Bahwa untuk mencapai mimpi itu memang tidak mudah dan butuh perjuangan dan kesabaran. Recomended untuk dinikamti. Juga mengingatkan seberapa kita mengenal budaya asli negeri sendiri. Mengajarkan untuk mencintai tanah air.

 Dari novel ini banyak kata-kata yang bagus dan nyetil dan menebar semangat.

-Sebaiknya kamu belajar membuka mata lebih lebar, mendengar lebih sabar, dan berbicara dengan hati, bukan dengan mulut. (hal. 47)

-Bahwa dalam mencapai impian itu butuh kesabaran (hal. 216).

-Bahwa manusia tak pernah berhenti bermimpi. Yang membedakan adalah apakah kita mau bekerja keras mewujudkannya atau sekedar mimpi tentang sukses. (halaman 276)

-What important is not teh destination, but what dan whom we find along the way. [Perjalanan bukan lagi tentang tempat yang kita tuju, tapi apa dan siapa yang akan kita temukan sepanjang perjalanan.] (hal. 277)

Srobyong, 4 November 2015.

2 comments: