Sunday 13 December 2020

Review Buku - Sejuta Cerita Bersama Hujan


Judul               : Meskipun Hujan Masih Turun

Penulis             : Shabrina Ws

Penerbit           : Tinta Merah Indonesia, bekerjasama dengan Yutaka Pika-Pika

Cetakan           : Pertama, November 2020

Tebal               : 250 halaman

ISBN               : 9786239442477

~Dalam cerita penulis mungkin perlu kisah yang masuk akal. Sementara dalam kehidupan nyata, sering kali beberapa hal seolah di luar nalar~ hal 49.

Hidup memang selalu penuh kejutan. Kita tidak mungkin bisa menebak kejadian-kejadian tidak terduga yang akan hadir mewarnai hidup kita bahkan menjadi babak baru dalam hidup ini. Karena hidup itu memang penuh misteri. Meski pun di luar nalar, kalau itu sudah ketentuan Tuhan, kita bisa apa?

Senggani duduk sendirian menunggu kereta yang akan mengantarkannya ke kota perantaunnya, kota Malang. Bersama hujan ia duduk menerenungi kejadian yang tidak terduga. Gani tidak pernah menyangka kalau Wira akan marah kepadanya,  melontarkan kata-kata yang membuatnya kesal. Padahal dulu Wira tidaklah seperti itu, ia selalu mendukung apa pun yang Gani lakukan. Tapi sekarang?

“Pergilah. Aku nggak akan nahan, nggak akan halangi. Toh, aku nggak bisa ngasih apa yang kamu impikan. Kita nggak usah pura-pura lagi.” (hal 8)

Bersamaan dengan kejadian tersebut, Gani dipertemukan dengan sosok yang sempat ia curigai bernama Pengelana. Entah ada angin apa, pria asing itu tiba-tiba duduk di sampingnya, bercerita dan membuat Gani merasa tidak enak hati. Dan dari sanalah kejadian itu dimulai. berbagai kejadian tidak terduga hadir mewarnai hidup Gani, membuat gadis itu senang, sedih, takut, cemas, khawatir dan rasa-rasa lainnya.

Kehadiran Pengelana yang mendadak itu, ternyata sedikit banyak telah membuat hidup Gani lebih berwana. Dari percakapan ringan, kepingan gambar yang membuat hati hangat atau video-video dan lagu-lagu yang menghibur. Kehadiran Pengelana sedikit banyak membuat Gani melupakan masalahnya dengan Wira, yang sudah tumbuh bersama sejak kecil. Termasuk kemarahan Gani ketika mengetahui Wira pergi ke Batam tanpa bercerita padanya.

Tapi Gani menyadari bahwa ia harus ekstra hati-hati dalam merajut pertemanan ini. Ia tidak boleh larut dan goyah. Karena ia tahu dengan pasti ada Zakiya, yang bahkan dizinkan untuk memplagiat puisi karya Pengelana. Kalau bukan gadis istimewa lalu apa? Rumit dan penuh kejutan ... itulah kisah Senggani, Pengelana dan Wira.

“Aku bertanya kepadamu, pakah ada  sesuatu yang kebetulan di dunia ini?

Katamu, kebetulan atau keberuntungan mungkin ada pada mereka yang tak percaya takdir.” (hal 2-3)

Tema cinta memang tema yang sudah pasaran. Meskibegitu tema cinta tidaklah membosankan. Karena selalu ada cerita-cerita apik yang bisa diramu sedemikian rupa dan asyik untuk dinikmati. Sebagaimana kisah “Meskipun Hujan Masih Turun” dengan bahasa lugas dan juga puitis, penulis berhasil menghidupkan kisah ini. Dari segi penokohan, alur dan plot sepertinya sudah dirancang dengan sedemikian rupa. Pantas saja ketika membaca prolog cerita pembaca akan langsung dibuat jatuh cinta, tidak bisa berhenti membaca sebelum menamatkan kisahnya. Ini saya banget. Hhehh.😀

Secara keseluruhan  novel ini sangat menarik, seru dan bikin gregetan. Selain itu novel ini pun terasa sangat dekat. Karena penulis menceritakan Senggani sebagai sosok penulis yang selalu rajin berkarya dan rajin mantengi grup Sastra Minggu Pagi.

Beberapa hal yang saya suka dari ini adalah kutipan-kutipan soal penulisan yang diselipkan Mbak Shabrina, yang membuat saya kembali belajar tentang hal-hal yang bersangkutan dengan kepenulisan. Salah satunya untuk mengendapkan naskah duulu.

“Simpan naskahmu hingga saat membukanya kembali kau seperti menemukan benda asing.” (hal 28)

Atau kutipan-kutipan dari buku yang sejatinya memang menarik dan patut untuk direnungkan.  Sebagaimana kutipan dari buku karya Yasmin Mogahed. Kutipan itu benar-benar sesuai dengan keadaan Gani yang berada dalam kebimbangan.

“Kita tidak bisa menghindari semua kepedihan. Tetapi dengan menyesuaikan harapan, respon dan fokus, kita dapat menghindari luka.” (Reclaim Your Heart –hal 212)

         

Bagi penikmat kisah romance, novel ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk dibaca. Apalagi di musim penghujan seperti ini yang memang cocok dengan judul novel. Sambil membaca sambil menikmati deru hujan dan secangkir kopi. Nikmat sekali. Hehheh.

Tidak melulu soal cinta, masalah kepenulisan atau persahabatan, novel ini juga kental dengan kekeluargan. Karena di sini kita pun bisa melihat bagaimana sikap Gani ketika harus menghadapi kenyataan tentang keadaan orangtuanya. Membaca novel ini selain disuguhi kisah yang menarik, kita pun bisa belajar cukup banyak hal. Dari kesungguhan dalam menulis, sindiran halus soal plagiasi, bakti orangtua dan banyak lagi.

“Manusia tidak lain hanyalah kumpulan hari. Setiap satu hari berlalu, maka sebagian dari diri kita pun ikut pergi.” (Hasan Al-Bashri-hal 154)

 Srobyong, 13 Desember 2020


 

4 comments:

  1. Aihh jadi penasaran deh mbakk sama novel ini. Saya suka postingan mba shabrina yang romantis itu ehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, posting Mbak Shabrina memang romantis dan puitis. Dan novel ini memuat keduanya. Bikin greget banget

      Delete
  2. Saya baru pertama kali membaca novel karya Kak Shabrina WS di judul "Betang, Cinta Yang Tumbuh Dalam Diam", dan dari situ saya menemukan ciri khas novel beliau: romance, religi, domestik. Dan dari penjelasan novel di atas pun, tampaknya ciri khas beliau tidak berkurang.

    Ngomong-ngomong saya baru tahu ada penerbit Tinta Merah Indonesia...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mas, begitulah karya Mbak Shabrina, Pas duet dengan Mbak Riawani Elyta pun ada sisi romance-nya.

      Iya Mas. Saya pun baru tahu, tapi ini bekerja sama dengan penerbit Yutaka pika pika

      Delete