Monday 16 July 2018

[Resensi] Mengenalkan Akhlak Mulia Melalui Dongeng

Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 8 Juli 2018


Judul               : Dongeng Sebelum Tidur #1
Penulis             : Dini W. Tamam
Ilustrator         : Ferlina Gunawan
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, 2017
Tebal               : 128 halaman
ISBN               : 978-602-03-5695-2
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Sebagai orangtua kita harus paham, bahwa anak sejak dini sudah harus dikenalkan dengan sikap terpuji atau akhlak mulia untuk membentuk karakter Islami pada anak. Dan salah satu cara pendidikan yang menarik dan disukai anak adalah dengan metode bercerita. Di antaranya kita bisa membacakan dongeng sebelum tidur.

Buku ini terdiri dari 25 kisah dongeng  yang bisa dijadikan referensi dalam memilih kisah-kisah yang tidak hanya menarik dan juga penuh pesan-pesan moral, pendidikan akhlak mulia yang bisa diteladani anak. Selain itu secara tidak langsung  melalui membaca dongeng, akan menumbuhkan minat baca pada anak.  dengan membaca dongen sebelum tidur juga akan mendekatkan hubungan anak dengan orangtua. Tidak ketinggalan, kisah dongeng akan merangsang otak anak menjadi seorang yang kritis.

Sebut saja kisah berjudul “Angsa Bertelur Emas dan Penyihir Jahat”. Menceritakan tentang seorang gadis kecil yang memiliki seekor angsa mungil peninggalan orangtuanya. Ketika angsa itu sudah besar dan mulai bertelur, gadis kecil itu sangat terkejut. Bagaimana tidak ternyata angsanya menghasilkan telur emas. Dia pun menjual terlur emas itu untuk memenuhi segala keputuhannya.

Suatu hari, ketika si gadis kecil ingin menjual telur emasnya, dia bertemu seorang pengimis. Keadaan pengemis itu sungguh membuat gadis kecil itu ibu. akhirnya dia memberikan telur emasnya agar bisa dimanfaatkan pengemis itu. Di lain hari dia juga melakukan hal sama, memberikan telur emas kepada kakek tua (hal 2). Kisah tentang dirinya yang memiliki telur emas pun langsung menyebar. Hal itulah yang membuat seorang peri jahat ingin mencuri telur emas milik gadis kecil itu. Kira-kira berhasilkan rencana si penyihir jahat?

Dongeng ini mengajarkan pada kita untuk menjadi seorang yang dermawan, suka berbagi dengan sesama dan tidak kikir. Selain itu dari kisah ini kita juga dapat mengambil teladan bahwa mencuri itu bukan perbuatan baik dan harus kita jauhi.

Ada pula kisah berjudul “Ayam Hutan yang Pandai”.  Di mana dongeng ini berkisah tentang seeokor ayam yang ingin mencarikan makan anak-anaknya. Namun dalam perjalanannya, dia harus menyeberangi sungai yang airnya sangat deras, yang juga dijaga seekor buaya. Melihat hal itu, si induk ayam pun berpikir keras, tentang bagaimana dia bisa lewat jika ada buaya yang siap menerkamnya kapan saja?

Kisah ini mengajarkan paa kita untuk menjadi seseorang yang cerdas dan sikap saling tolong menolong kepada sesama. Bahwa sebagai sesama ciptaan Allah, kita harus menghormatinya dan tidak berbuat jahat pada orang lain, meski berbeda suku dan budaya.

Tidak kalah menarik ada kisah “Beruang dan Ibunya”. Diceritakan ada seekor beruang yang tinggal di hutan dengan keadaan yang sedikit berbeda dengan beruang lainnya. Beruang ini terlahir dengan keadaan yang tidak sempurna. Jika kebanyakan beruang memiliki kedua tangan untuk mencakar, maka tidak dengan beruang ini. Dia tidak memiliki telapak tangan. 

Tersebab oleh keadaan itu, beruang ini selalu terlihat bersama ibunya. Dia juga kerap diejek binatang lain karena kekurangannya. Hingga suatu hari si beruang menemukan pisau yang ditinggal seorang pemburu. Dia mendapat ide untuk mengingat pisau tersebut pada tangannya.

Kisah ini mengajak kita untuk menjadi pribadi yang saling menghormati kekurangan dan kelebihan orang lain. Kita tidak boleh menghina kekurangan fisik yang dimiliki orang lain. Tidak hanya itu dari kisah ini kita belajar tentang sikap pemaaf yang begitu besar.

Selain dua kisah itu masih ada kisah lain yang tidak kalah menarik. seperti;  Bujang Kaya, Asal Mula Anjing dan Kucing Bermusuhan, Buaya dan Burung Plover, Harimau Ompong dan banyak lagi.
Diceritakan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami anak dan ditambah adanya ilustrasi yang apik, pastinya tidak akan membuat anak bosan saat membaca.  Buku ini memuta banyak sekali pesan moral dan akhlakul karimah.

Srobyong, 21 Februari 2018

No comments:

Post a Comment