Friday 14 July 2017

[Resensi] Menjaga Cinta Sampai Halal

Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 2 Juli 2017


Judul               : Hatiku Memilihmu
Penulis             : Arumi E
Penerbit           : Gramedia
Cetekan           : Kedua, Desember 2016
Tebal               : 245 hal
ISBN               : 978-602-03-3692-3
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Bisakah disebut cinta, jika tak ada rasa percaya? Bisakah disebut yakin, tanpa ada keikhlasan? (hal 89).

Masih bertema cinta, novel ini mengajak membaca untuk memaknAi cinta dengan lebih baik dan elegan. Di mana penulis mengingatkan bahwa yang terbaik dari cinta itu bukan dengan saling mengumbar sayang atau kemesraan. Namun jaga hati dengan erat, hingga pintu halal sudah berada dalam genggaman. 

Berkisah tentang Dara yang baru menyelesaikan studinya di New York.  Yang mana itu berarti, dia harus segera kembali ke Indonesia, untuk mengamalkan ilmunya. Dara ingin membanggakan kedua orangtuanya dengan bekerja di perusahaan ayahnya, sesuai dengan ilmu yang dia pelajari.

Namun, di sinilah masalahnya. Perjuangan hidup di New York telah mempertemukan Dara dengan berbagai teman yang luar biasa. Salah satunya Brad Smith. Lelaki yang entah kenapa memiliki tempat teristimewa di haritanya. Meski Dara tahu ... dia tidak boleh mengumbar rasa itu. Seberapa pun mereka dekat, mereka hanya sebatas  teman, karena  memang belum ada ikatan. 

Bagi Brad sendiri, kepergian Dara adalah pukulan. Karena berkat Dara, Brad memilih jalan yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Oleh karena itu ... dia sangat percaya, bahwa Dara memang ditakdirkan untuk dirinya. Sayang .... berkali-kali Brad mengajukan proposal untuk melamar Dara, agar gadis itu tetap berada di sisinya, nyatanya Dara belum siap.  Dia tidak bisa meninggalkan orangtuanya begitu saja.

“Aku sudah berkali-kali bilang, kalau ditakdirkan berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi.” (hal 15).  Dara selalu meyakinkan itu kepada Brad, jika dia sungguh-sungguh mencintai Dara. Karena bagi Dara berbakti kepada orangtua adalah poin utama yang harus didahulukan. Dan jika memang Brad tidak bisa, maka dia akan berusaha ikhlas.

Selain Brad adanya Richard yang diam-diam juga menaruh hati pada Dara. Kepergian Dara juga menjadi kesedihan yang harus dia terima.  Jika Brad pasrah dengan kepergian Dara, maka tidak dengan Richard. Laki-laki itu nekat membuat lamaran pekerjaan di perusahaan yang sama di tempat Dara bekerja. Dia  masih ingin berjuang untuk mendapatkan hati Dara.

“Allah maha membolak-balik hati. Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. Kalau  Allah sudah berkehendak, apa pun bisa terjadi.” (hal 26).

Kepergian Richard inilah yang kemudian mengusik Brad.  Ada perasaan tidak rela jika Dara berpaling mencintai Richard. Maka di sela-sela kesibukannya dalam tour musik, Brad memilih untuk ke Indonesia juga.  Namun ternyata semua tidak berjalan lancar sesuai rencana mereka.  Baik Richard dan Brad harus menerima bahwa saat itu ... Dara masih lebih mengedepankan karir daripada cinta.

Richard pun akhirnya menghormati keputusan Dara dan kemudian memilih menyibukkan diri dengan bekerja sebaik mungkin. Boleh saja dia patah hati, namun pekerjaan tetap harus dikerjakan dengan sepenuh hati.   Begitu pula dengan Brad, dia harus tetap menghormati keputusan Dara. “Jangan mencemaskan kelak kita akan bersatu atau nggak. Kalau saling mencinta karena Allah, kita harus yakin dengan ketetapan Allah.” (hal 43-44). 

Sebuah kisah yang apik dan menarik. Penulis memaparkan kisahnya dengan gaya bahasa yang memikat, sehingga dalam membaca pembaca akan ikut larut dalam cerita.  Dalam kisah ini, kita dituntut untuk belajar mengendalikan diri dan juga berusaha menjaga hati dengan baik.  Jangan sampai kita memilih jalan yang salah karena mengikuti hawa nafsu.

Hanya saja dalam kisah ini  konlifk terasa datar. Andaikata ada ada tokoh antagonis yang memiliki peran lebih besar—tidak hanya seperti tokoh yang menumpang lewat,  bumbu kisah ini, pasti akan lebih menarik.  Sayangnya Kathy sebagai tokoh antagonis di sini, tidak dieksplore dengan lebih detail dan hidup. Sedangkan keberadaan tokoh Lea, malah mendapat jatah porsi yang lebih banyak.


Namun lepas dari kekurangannya, membaca novel ini kita akan diajak mengenal tentang nilai-nilai religi yang inspiratif dan bisa dijadikan renungan.  Kita juga diajarkan tentang berusaha melepas masa lalu dengan sabar dan kuat demi meraih masa depan yang lebih baik.

Srobyong, 23 April 2017 

2 comments:

  1. wahhh bukunya tebal bangett yaaa, keren lah penulis nya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalu menurut saya 245 ini, tidak terlalu tebal, lho Mas, hehh. Iya Mbak Arumi memang penulis yang keren :)

      Delete