Monday 24 July 2017

[Resensi] Menjadi Remaja anti Galau

Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 23 Juli 2017


Judul               : Komik No Galau but Gaul
Penulis             : Dian K & Tethy Ezokanzo
Ilustrasi           :Lanting Studio
Penerbit           : Bhuana  Ilmu Populer
Cetakan           : Pertama, 2017
Tebal               : 164 halaman
ISBN               : 978-602-394-623-5
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara.


Memasuki fase remaja memang masa-masa yang paling menyenangkan. Pada masa itu banyak hal yang akan kita jumpai. Pengalaman baru juga siap menanti. Namun perlu dicatat, ketika semua  masa itu terjadi, jangan sampai kita menjadi remaja yang sering galau. Boleh saja, menikmati masa remaja, tapi tentu kita harus bisa memilah-milah mana yang baik. Jangan sampai jika kita salah jalan, dan berakhir penyesalan hingga akhirnya galau berkepanjangan.

Buku ini dengan pendekatan gambar atau komik, memberi arahan bagaimana cara menikmati masa remaja yang tetap gaul tanpa galau. Ada 13 cerita berserta tips dan trik yang perlu kita lakukan ketika menghadapi masalah tersebut.

Misalnya saja masalah kepercayaan diri. Disadari atau tidak, kadang kadang kita suka minder dan merasa malu dengan penampilan diri sendiri. Kita merasa kuper dan ketinggalan zaman. Hal itulah yang tengah dialami Mia. Gadis remaja itu merasa tidak cantik. Dia pun merasa minder. Sampai kemudian dia berteman dengan tetangga barunya yang cantik bernama Wendi (hal 9).  Bersama Wendi mereka melakukan banyak hal. Bahkan pada akhirnya Wendi mengajak Mia untuk mengikut semua gayanya. Dari model rambut dan cara  berpakain.

Namun, lambat laun Mia merasa hal itu salah. Mia menyadari bahwa dengan berpenampilan seperti Wendi itu, bukan seperti dirinya.  Dia merasa tidak nyaman. Akhirnya Mia pun memilih menjadi diri sendiri, seperti sedia kala.  Dari kisah ini, dapat diambil kesimpulan, bahwa kita sebaiknya menjadi diri sendiri. Tidak usah malu kalau dibilang tidak cantik. Karena cantik tidak harus tentang wajah, namun yang terpenting ada budi pekerti selalu ramah.

Ada juga masalah bullying—yaitu tindakan di mana ada seseorang yang ingin atau suka menyakiti orang lain.  Ada tiga jenis bullying; pertama adalah fisik—seperti menendang, memukul atau menjamak. Kedua verbal—misalnya dengan mengejek, memfitnah atau memaki. Ketiga psikologis—misalnya mendiskriminasi, mengasikan, mengintimidasi dan mengabaikan (hal 29).

Dalam proses bullying, biasanya ada tipe yang suka melakukan keroyokan, tapi tidak berani sendiri. Ada juga yang hanya berani mengejek dari jauh. Dan yang paling berbahaya adalah jagoan—suka mem-bully secara suka-suka dan tidak segan-segan untuk memukul.  Lalu supaya kita tidak menjadi korban penindasan, maka kita harus berani melawan—dalam artian, kita tidak boleh merasa lemah. Kita harus menunjukkan bahwa kita memiliki keberanian. 

Kemudian, perlu kita catat, jangan sampai kita sendiri menjadi orang yang suka mem-bully. Karena hal itu  bukan perilaku yang baik. Di mana di sana lebih banyak kerugian dari pada manfaat yang akan kita dapat.

Tidak ketinggalan, pada masa remaja biasanya identik dengan hal-hal yang berbau cinta. karena pada fase remaja ini kita mengalami pubertas—yaitu masa di mana, kita mulai matang baik dalam biologis, psikologis, sosial dan mental.  Kita mulai merasakan rasa suka antara lawan jenis. Apakah itu salah? Tentu saja tidak, ketertarikan itu wajar dan memang sudah menjadi kodrat manusia.

Tapi perlu kita ketahui, rasa tertarik  itu tetap harus kita tempatkan pada tempatnya. Tidak perlu susah apalagi galau, jika tidak berpacaran. Karena sejatinya jomblo itu lebih mulia dan bebas, karena bisa melakukan banyak hal. Kita bisa mengisi hari dengan berbagai kegiatan positif yang pastinya akan bermanfaat bagi diri sendiri.

Selain beberapa masalah yang sudah dipaparkan, tentu saja masih banyak problematika lain yang kerap dihadapi para remaja. Di antaranya tentang bagaimana cara mengatur waktu,  pentingnya menghargai kesehatan, berani bertanggung jawab dan banyak lagi. Semua dibahas dengan sangat menyenangkan. Buku ini mengajak para remaja untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi remaja anti galau, remaja yang punya segudang prestasi.

Srobyong, 15 Juli 2017 

No comments:

Post a Comment