Sunday 2 October 2016

[Review] Promise; Tentang Cinta dan Luka


Hasil gambar untuk cover novel promise by Dwitasari


Judul               : Promise ; This Is Not Only About Love
Penulis             : Dwitasari
Ide Cerita        :Sukhdev & Dwitasari
Penerbit           : Loveable
Cetakana         : Pertama, 2016
ISBN               : 978-602-6922-44-1

YOGYAKARTA, Rahman (Dimas Anggara) seorang cowok Jogja yang berwajah tampan namun lugu dan sederhana, sangat berbeda dengan sahabatnya sejak kecil yaitu Aji.

Aji (Boy Wiliam) yang playboy dan suka bergonta-ganti pacar. Aji selalu punya keinginan agar Rahman bisa menjadi seperti dirinya. Bisa merasakan cinta dan memiliki wawasan yang lebih luas lagi, namun dengan cara yang salah. Tetapi, cara Aji mengubah Rahman justru menjadi awal kejadian yang mengubah hidup Rahman secara drastis. Tanpa disadari, malam itu membuat ayahnya marah kepada Rahman dan semenjak itu pula Rahman tidak bertemu aji lagi.

MILAN, 18 belas bulan kemudian, adalah kota di mana saat ini Rahman kuliah dan juga bekerja paruh waktu di sebuah toko klontong.

Kanya (Amanda Rawles) adalah gadis Jawa blasteran yang sejak usia 10 tahun tinggal di Eropa dan harus pulang ke Jogja untuk mendengarkan sebuah wasiat dari ibunya. Dan, ibunya berharap Kanya tidak kembali lagi ke Eropa untuk menjalankan wasiat tersebut.

Moza (Mikha Tambayong) adalah teman kuliah Rahman yang selalu punya perasaan lebih kepada Rahman. Tapi, Moza melihat ada sebuah teka-teki di hidup Rahman yang tidak dia ketahui jawabannya.

ISTANBUL, Salsabila (Mawar De Jongh) adalah salah satu murid di pesantren ayah Rahman, yang jatuh cinta kepada Rahman dan dia menitipkan sebuah surat untuk Rahman melalui Aji. Suatu ketika di malam hari, Rahman menerima telepon dan ternyata dari Aji. Rahman merasakan perubahan dari sahabatnya itu, bahkan pertemuan Aji dan Rahman tidak seperti dulu lagi. Moza pun baru tahu siapa Rahman sebenarnya saat itu dan siapa perempuan yang dicintainya.

~*~
Novel ini mengisahkan tentang Rahman, anak dari Pak  Purnomo, yang memiliki pondok pesntren di Yogyakarta. Dia memiliki seorang teman bernama Aji yang playboy. Aji selalu berusaha meracuni pemikiran Rahman yang polos agar mau seperti dirinya. Prinsip Aji adalah menikmati hidup dengan senang-senang. Lagipula hidup itu cuma sekali, jadi harus dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya adalah dengan pacaran. Misalnya dengan Salsabila, santi bapaknya yang sudah lama menyukai Rahman.

“Kamu ikut gaya dan cara aku nyarai pacar, supaya hidup kamu nggak datar-datar aja kayak jalan tol.” ( hal.48)

Hal ini tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Rahman. Baginya pacaran itu mendekati zina.  Namun bukan Aji kalau mudah menyerah. Jika Rahman tidak mau pacaran, maka berbagai cara akan dia lakukan untuk membujuk sahabatnya itu. Aji memberikan DVD porno pada Rahman.

Sebuah petaka pun muncul. Pak Purnomo memergoki Rahman memiliki DVD itu. Rahman pun di sidang bapaknya. Sampai sebuah keputusan dari bapaknya membuat Rahman lemah karena harus dinikahkan di usia muda.

Dari Yogyakarta, lalu setting berganti ke Milan. Rahman tengah menyelesaikan pendidikannya arsitektur di sana. Sekaligus mencari seseorang yang sangat dirindukan. Di sana Rahman mengenal Moza yang diam-diam menyukai Rahman.  Dalam pencariannya siapa sangka Rahman malah bertemu dengan Aji dan melihat sebuah kenyataan yang tidak terduga.

Novel ini dibuka dengan prolog memikat. Memakai pov campuran satu dan dua, membuat pembaca penasaran dengan apa yang terjadi dalam kisah itu. Namun pada kisah seterusnya ceritanya terasa agak membosankan. Dan saya kurang suka dengan eksekusi ending. (Mungkin hanya saya saja)

Hal yang merasa ganjalan saya adalah tentang sikap Rahman yang sangat berubah. Di mana keluguan Rahman? Dia dikatakan sebagai seorang yang dididik dengan agama yang kental, namun hal itu sudah tidak terlihat lagi ketika dirinya berada di Milan. Rasanya sangat timpang ketika dijeskan pada bab awal kalau Rahman itu sosok yang sangat memegang teguh ajaran agama.

Saya juga merasa ada lubang dari kepergian Kanya yang terlalu tiba-tiba dan tanpa dijelaskan dengan alasan yang logis kenapa dia pergi. Lalu kenapa dia kembali ke Milan. Banyak pertanyaan yang tidak saya temukan dalam novel ini.

Di sini tokoh yang lebih berperan banyak adalah Rahman, Moza dan Aji. Sedangkan Kanya dan Salsabila terasa hanya pemanis yang muncul sesekali.

But, lepas dari itu ... novel ini memiliki keunikan dengan layout yang manis. Gaya penceritaan bagus. Juga quote-quote yang memikat. Jadi bagi yang suka romance bisa menjadikan buku ini sebagai salah satu alternatif bacaan. Oh ya novel ini juga  difilmakan. Semoga pada filmnya pertanyaan-pertanyaan saya yang memenuhi kepala bisa terjawab.  Saya belum nonton filmnya. 

Yang saya pelajari dari novel ini adalah tentang usaha untuk menjadi seseorang yang ikhlas dan tidak mudah menyerah. 

4 comments:

  1. Saya penasaran sama filmnya. Tapi barusan lihat trailernya sekilas kok kayak enggak greget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya belum lihat trailernya, jadi pengen lihat dulu buat pertimbangan

      Delete