Tuesday 25 October 2016

[Resensi] Suka Duka dalam Membangun Rumah Tangg

Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 23 Oktober 


Judul               : Cinta Segala Musim
Penulis             : Maya Lestari Gf
Penerbit           : Indiva
Cetakana         : Pertama, Juni 2016
Halaman          : 224 hlm
ISBN               : 978-602-1614-59-4
Peresensi         : Ratnani Latifah



Setiap orang sudah pasti mendambakan memiliki rumah tangga yang sakinah mawadah wa rahmah.  Dalam artian  rumah tangga itu bahagia dalam segi finansial, jasmani dan  rohani.  Namun tentu saja hidup tidak akan seindah dongeng cinderella. Bahagia selemanya setelah melakukan ikrar janji setia. Hidup akan berputar. Mengalami pasang surut. Ada cobaan untuk belajar saling menguatkan. Hanya saja, mampukan pasangan itu tetap saling bersisian mewujudkan mimpi rumah tangga yang diidamkan?

Novel ‘Cinta Segala Musim’ ini, merupakan pemenang harapan pada Lomba Menulis Indiva (LMNI) 2014. Mengisahkan tentang suka duka dalam membangun rumah tangga.  Pada awalnya pernikahan Rae dan Rampak begitu sempurna.  Rampak sangat sukses dengan pekerjaanya sebagai developer. Rae menjadi seorang istri yang sangat bahagia. Namun ternyata sebuah badai tiba-tiba menyerang rumah tanggah indah mereka.

Perusahaan Rampak dilaporkan masyarakat ke polisi karena dianggap merusak lingkungan. Berita tentang dirinya dipampang di berbagai surat kabar Sumatra Barat. Dia dianggap sebagai penipu karena membangun kompleks perumahan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. (hal. 16).  Dia dituntut untuk mengganti rugi pada semua pihak, yang kemudian membuat harta bendanya habis. Karirnya hancur.

Di sinilah kehidupan rumah tangga mereka diuji. Rampak sangat terpukul dengan kehancuran yang menimpanya. Dia menolak menggantungkan nasib dengan bantuan ayah atau ayah mertuanya, karena masalah harga diri.  Namun begitu dia tetap berusaha yang terbaik untuk memperbaiki ekonominya. Rampak berusaha menghubungi teman-temannya. Hanya saja, tak seorang pun yang berani mempekerjakan Rampak setelah insiden itu.

Meski merasa sedih dengan keadaan mereka saat itu, ada sebuah kabar bahagia yang membuat mereka bertahan dan terus berusaha. Kehamilan yang sejak dulu dirindukan Rampak dan Rae akhirnya terwujud (hal. 64).  Namun, siapa sangka kebahagiaan itu hanya sebentar. Cobaan kembali datang. Rae mengalami keguguran (hal. 105)

 Di sinilah, hubungan Rae dan Rampak dipertaruhkan. Keguguran membuat Rae sangat terpukul. Dia marah pada keadaan juga pada Rampak yang terlalu keras kepala. Dan ketika Rampak memberi pilihan, Rae  menyuruh laki-laki itu pergi.  Benarkah hanya sampai ini kesetiaan Rae? Dan mampukah Rampak bangkit dari keterpurukan dan mengembalikan kepercayaan Rae? 

Selain dua pertanyaan ini sejatinya masih banyak misteri yang membuat novel ini sangat menarik. Pada novel ini nanti akan ditemukan nama  Rampak kembali diberitakan di berbagai koran besar di Padang.

Novel ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang enak dan mengalir.  Penulis yang berasal dari Padang—Sumatra Barat, ini memang sudah tidak diragukan lagi dalam karya-karyanya. Banyak penghargaan yang telah diraih dan coretannya bisa ditemukan di berbagai media.

Membaca novel ini, seolah diajak mengenal lebih jauh tentang pekerjaan seorang arsitek dan filosofi-filosifi yang inspiratif, tentang pemaknan rumah di mata Rampak. “Rumah bukan hanya sekadar tempat berteduh saja. Rumah adalah sebuah konsep tentang kehidupan yang manusiawi.” (hal. 28).  Hal yang sering dilupakan orang saat membangun rumah adalah, tidak membuatnya sedekat mungkin dengan kehidupan si pemilik rumah. Mengapa orang merasa bahagia bisa tinggal di  resort bergaya tradisional? Itu karena mereka merasa dekat dengan semua unsur pembuatannya. (hal. 185-186)

Keunggulan lain dari novel ini adalah penokohan yang kuat, sehingga kisah teras hidup. Dan penjabaran settingnya pun, tertata dengan rapi. Karena penulis mengambil setting asal daerah sendiri
Hanya saja untuk beberapa bagian ada yang terasa agak membosankan, masih ditemukan beberapa typo.  Serta konfliknya terasa agak datar. Tapi  lepas dari itu, penulis berhasil meramu dan mengeksekusi cerita dengan sangat apik. Membuat pembaca enggan melepaskan kisah ini sebelum tamat. Mengesankan.

Setelah membaca novel ini, dapat disimpulkan bahwa selalu ada badai dalam rumah tangga. Dan untuk mempertahankan harus dilakukan oleh kedua pihak untuk saling memahami dan berbagi baik suka atau duka. Selain itu novel ini juga mengajarkan banyak hal. Di antaranya kegagalan bukan akhir dari segalanya. Jangan mudah menyerah dan terus berusaha.

 “Selalu ada jalan keluar dari setiap masalah, selama yakin dan bertahan untuk sabar. Selalu ada hikmah dari setiap musibah.” (hal. 222)


Srobyong, 16 Oktober 2016 

2 comments:

  1. Buku yang rasanya begitu dekat dengan keseharian pasangan suami istri. Bagai belajar untuk menjelang berrumah tangga.

    ReplyDelete