Sunday 16 October 2016

[Review] Mengenal Fakta Unik Binatang Melalui Dongeng


Judul               : Dongeng Seru dan Fakta Unik Binatang
Penulis             : Shabrina WS.
Penyunting      : Tin Zulaeha, Sulistyo Wibowo
Ilustator           : Anggi Rois
Penerbit           : Visi Mandiri
Cetakan           : Pertama, Agustus 2016
Halaman          : 112 hlm
ISBN               : 978-602-317-276-4

Salah satu cara agar menambah pengatahuan anak  adalah dengan membaca. Karena hal itu, sejak dini sangat baik bagi anak untuk dikenalkan dengan bacaan yang mendidik. Namun begitu tentu saja dalam memilih bacaan orangtua menyesuaikan dengan usia anak.  Dari pengamatan yang ada, anak lebih suka membaca buku dengan adanya unsur gambar ilustrasi cantik sebagai dorongan untuk mau membaca. 

Dongeng Seru dan Fakta Unik Binatang karya Shabrina WS, bisa dijadikan salah satu pilihan agar dibaca anak. Karena selain menawarkan ilustrsi yang cantik,  anak bisa belajar tentang fakta unik binatang juga membentuk kepribadian yang baik dari kisah-kisah dongeng yang ditawarkan. Terdiri empat belas dongeng yang sarat makna, sangat direkomendasikan untuk dibaca.

Misalnya dongeng berjudul ‘Ran, Tikus Pengerat’  mengajarkan anak untuk bekerja keras dalam  meraih cita-cita, jangan menjadi orang pemalas. Juga mengenalkan fakta unik tentang Tikus. Di mana tikus adalah binatang pengerat. Dengan mengerat, gigi mereka tidak akan rusak, justru lebih kuat dan rapi. Gigi depan tikus tumbuh sekitar 3,5-4,5 inci per tahun.  Hal ini menyebabkan tikus harus menggerogoti benda-benda di sekitarnya agar gigi depannya  terkikis. Bila tidak, gigi tikus akan menembus dan melukai bibir dan mulutnya. (hal. 20)

Atau dongeng berjudul ‘Jagad Si Flying Squad’ mengajarkan anak agar menyayangi binatang. Bahwa gajah itu bisa bekerja sama dengan manusia. Gajah tidak akan mengganggu jika wilayahnya tidak diganggu. Dan fakta uniknya adalah bayi gajah yang baru lahir beratnya sekitar 100 kilogram. Kalau gajah dewasa beratnya bisa mencapai 4-5 ton. Satu gigi gajah dewasa beratnya sekitar 4 kilogram. Kadang gajah menyeprotkan debu ke badannya untuk mengusir serangga. (hal. 42)

Tidak kalah menarik adalah dongeng berjudul ‘Cruin Si Katak Merah’ yang mengajarkan anak untuk tidak mengganggu dan menyakiti hewan-hewan di sekitar kita. Fakta uniknya adalah Katak adalah hewan pemangsa hama. Di Indonesia ada beberapa spesies katak. Katak merah atau Leptophryne cruentata adalah salah satu spesies katak di Indonesia yang terancam punah. (hal. 49)

Lalu dongeng ‘Pergi ke Seberang Sungai’ yang mengajak anak untuk saling membantu dalam kebaikan, mengucapkan terima kasih pada orang lain sehabis dibantu.  Dalam kisah ini penulis menjukkan fakta unik tentang Kuda nil. Binatang itu berendam dalam air hingga 14 jam. Kuda nil juga suka berendam di lumpur, menyusui anaknya hingga 18 bulan. Makanannya adalah rumput dan tumbuhan lain. (hal. 87)

Selain empat kisah yang sudah dipaparkan masih banyak lagi dongeng menarik lainnya yang inspiratif.  Dilengkapi dengan animal paper toys yang bisa dibuat maninan anak sehingga bisa mengasah motoriknya, menambah keunggulan buku ini.  Diceritakan dengan gaya bahasa khas anak mudah dipahami. Beberapa kesalahan kepenulisan tidak mengurangi kenikmatan membaca.


Srobyong, 23 Agustus 2016 

No comments:

Post a Comment