Saturday 7 March 2015

Review Pelangi Sepertiga Malam : Sebuah Antologi Puisi Islami






Judul Buku : Pelangi Sepertiga Malam : Sebuah Antologi Puisi Islami
Penulis : Foezi Citra Cuaca Elmart, Aditya Priyahita, Afif Lutfhi, Bezie Galih Manggala, Scientia Afifah T
Penerbit : Leutikaprio
Tahun Terbit : September 2012
ISBN : 978-602-225-508-6

Blurb
Aku berpuisi di sini, hari ini
Karena belati tak lagi tajam bernyanyi
Biar penaku menatah prasasti di bawah Arasy
Biar puisiku merobek langit membelah bumi

Puisi adalah rehat bagi jiwa yang penat. Puisi adalah penawar dahaga di tengah teriknya sahaya. Namun lebih dari itu, puisi adalah cermin tempat kita berkaca tentang ekksistensi diri di hadapan Sang Pencipta. Ia adalah barisan kata tempat kita mengeja kehendak dan keagungan-Nya. Maka puisi adalah zikir untuk mengingat-Nya. Maka puisi adalah tasbih yang memuji keagungan-Nya. Maka puisi adalah hamdalah yang mewujud syukur pada-Nya. Maka puisi adalah takbir pembakar semangat di jalan-Nya.

Sinopsis

Puisi ini terdiri dari 12 Bab dengan tiap bab terdiri dari beberapa puisi bekisar 3, 8 sampai 13 puisi. Semuanya syarat makna dan mengetuk pintu hati.
1/ Kepadamu Bangsaku
2/ Di Jalan Dakwah, Kakiku Mantap Melangkah
3/ Untukmu Yang Menggetarkan Palestina
4/ Mengeja Cinta Dengan Nama-Nya
5/ Memetik Semangat, Menuai Nikmat
7/ Hanya Untuk-Mu Ibdahku
8/ Menyapa Nurani, Menguak Rindu Pada Ilahi
9/ Dengan Puisi Kugapai Ridha Ilahi
10/ Memaknai Hidup, Menyebabkan Redup
11/ Untuk Mereka Yang Istimewa
12/ Mengukur Syukur Bersama Alam Kita Bertafakur

Ulasan Buku

Ada beberapa puisi yang sangat menggetarkan hati baik dari bab awal sampai akhir. (ini kcama tama penulisnya, ya).

Dua puisi dari Aditya Putra Priyahita dengan judul ‘Negeri Penuh Curiga’ dan ‘Selaska Maaf kepada yang Terhormat Pemimpin Kami’. Dua puisi ini menurutku sangat jleb. Membuat merinding ketika membaca. (halaman 2-6)

Puisi ‘Sabtu Maknawi' sangat mengena di hati (halaman 23) puisi ini karya Scientia Afifah T.

Puisi Afif Luthfi ‘Aku dan Sesuatu’ memang sesuatu (halaman 54)

Mi’raj Puisi karya Bezie Galih Manggala sungguh membuat hati bergetar karena untaian nada yang dibuatnya.

Pelangi Sepertiga Malam puisi yang diambli sebagai judul buku memang memiliki makna indah tersendiri. Puisi ini karya Afif Luthfi (halaman 82) dan Aku Quran puisi karya Afif Lutfhi juga (halaman 84).Menggambarkan dengan benar apa yang sering dirasakan Al-Quran sekarang ini.

Namun ada juga puisi yang menurutku sukar untuk dipahami karena memakai diksi yang agak sulit dimengerti. (Mungkin karena aku masih awam jadi yang diksi tinggi aku malah pening).

Beberapa puisi juga terlihat seperti cerita narasi karena kalimatnya panjang-panjang. Aku tak tahu model puisi itu. tetap dinikmati meski kadang pening.

Penutup

Antologi puisi ini keseluruhan oke, dan asyik untuk di baca ditelaah diambil hikmahnya. Aksaran yang tertuju pada Ilah itu, sesuatu yang hangat menciptakan molekul indah pada-Nya.

No comments:

Post a Comment