Monday 11 September 2017

[Resensi] Novel Psikologi Horor yang Mencekam dan Inspirasinya

Dimuat di Jejak Literasi, edisi September 2017


Judul               : A Head Full of Ghosts
Penulis             : Paul Tremblay
Penerjemah      : Reni Indardini
Penerbit           : Noura Books
Cetakan           :Pertama, Maret 2017
Tebal               :398 halaman
ISBN               : 978-602-385-253-6
Peresensi         : Ratnani Latifah, Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Mengutip  salah satu pendapat dari pembaca novel ini, Sara Gran—penulis Claire DeWitt and the City of the Dead dan Come Closer—mengungkapkan, “Berbeda dengan novel horor mana pun yang pernaah kau baca, tapi anehnya, terasa sangat familier. Kengeriannya akan menghantuimu.”   

Novel ini merupakan Bram Stoker’s Award Winner tahun 2015—sebuah penghargaan yang diberikan  Horror Writers Association (HWA) untuk “prestasi unggul” dalam penulisan novel horor.   Mengambil tema psikologi hororo, novel ini menceritakan tentang  kehidupan keluarga Barrett, sebuah keluarga yang tinggal di pinggiran  New England.  Pada awalnya mereka menjalani kehidupan normal seperti biasa. Sampai sebuah kejadian membuat kehidupan mereka berubah.

Marjorie, putri pertama mereka, yang berusia empat belas tahun, menunjukkan tanda-tanda memiliki sebuah penyakit yang mengharuskan mereka untuk selalu melakukan konsultasi pada dokter Hamilton. Di mana Marjorie kerap melakukan tindakan-tindakan aneh, seperti mengeluarkan suara aneh dan memiliki banyak luka aneh di tubuhnya.   Hal ini tentu saja membuat orangtua Marjorie khawatir. Belum lagi sikap Marjorie meski sudah diobati sama sekali tidak menunjukkan kepulihan. Yang ada, Marjorie semakin menggila.

Hal ini-lah yang pada akhirnya membuat orangtua Marjorie merasa putus asa. Apalagi sudah satu tahun lebih John, ayah Marjorie tidak bekerja akibat PHK masalah yang dilakukan tempat perusahaan dia bekerja dulu—Barter Brothers—perusahaan pembuat mainan yang berbasis di New England (hal 43). Sedang biaya pengobatan Marjorie tidak sedikit.

Selain Marjorie, ada Merry putri bungsu keluarga Barrett yang memang sangat dekat dengan kakaknya. Sehari-hari dia sering bersama kakaknya. Mendengar sang kakak menceritakan kisah-kisah horor yang seru tapi juga menakutkan.

“Menjelang akhir, yang tertinggal hanyalah dua anak perempuan yang menghuni rumah kecil di punck gunung. Kedua anak itu bernama Marjorie dan Merry. Mereka tinggal bersama ayah mereka. Ibu mereka  menghilang sewaktu berbelanja berminggu-minggu sebelumnya, ketika yang tumbuh mulai menyerang mereka. Dan ayah mereka ternyata tidak beres, Marjorie yang malang juga tidak beres. Tinggal si bungsu Merry yang sehat. Lalu tanpa sengaja Merry menemukan jasad ibunya dan menyadari bahwa sang ayah-lah yang telah meracuni ibu dan kakaknyaa.” (hal 55-57).

Saat itu Merry tidak paham, kalau kakaknya sedang sakit. Dia hanya tahu ... kakaknya kadang-kadang memang aneh. Bahkan ayahnya mengangap kalau tubuh Marjorie dirasuki oleh iblis. Oleh karena itu, ayahnya bekerja sama dengan Pastor Wanderlay melakukan eksorsisme—pengusiran hantu.    Selain itu ayahnya juga bekerja sama dengan sebuah acara televisi untuk mem-filmkan apa yang terjadi pada keluarga mereka demi mendapat uang. Mereka masuk dalam acara The Possesion.

Dan lima belas tahun kemudian, kebenaran di balik kisah itu terungkap melalui seorang penulis terkenal—Rachel yang tertarik dengan keluarga Barrett dan meminta kesediaan Merry untuk melakukan wawancara. Di mana pada sesi wawancara itu, Merry saksi mata kejadian yang tidak pernah dia duga—kejadian yang menakutkan dan mencekam, mulai memaparkan fakta menarik dan kisah Marjorie yang tidak pernah menua  dalam kurun waktu lima belas tahun ini.  Sebenarnrya apa yang telah terjadi pada Marjorie dan keluarganya?

Sebuah novel yang menarik. Karena penulis memaparkan dengan cara yang tidak biasa.  Mengambil alur maju mundur, membuat kita diajak pelan-pelan memasuki setiap labirin kebenaran yang disimpan penulis. Namun sejujurnya untuk rasa horor, entah kenapa saya belum merasakan feel-nya, serta novel ini terasa agak lambat dalam penceritaan. Namun lepas dari kekurangannya, novel ini mencoba membuka tabir tentang pentingnya sebuah keluarga menjaga keharmonisan.  

Kekurangan novel ini tertutupi dengan kepiawaian penulis dan mengeksekusi cerita, sehingga membuat saya menyelesaikan kisah sampai akhir untuk mengetahui kebenaran dari kisah ini. Sebuah kebenaran yang tidak pernah terduga dan cukup membuat saya terkejut. 

Srobyong, 20 Juli 2017 

No comments:

Post a Comment